Julio semakin menunjukan prilaku bahwa dia memang sudah tidak mengingat apapun. Dia tetap berada di pojok ruangan dengan mengambil posisi kapanpun siap menerkam kami. Kami mengambil jarak sejauh mungkin darinya sebagai antisipasi jika seandainya dia tiba-tiba melompat dan menerkam kami. Awalnya Julio hanya berdiri tanpa melakukan apapun, lalu tiba-tiba dia menempelkan kedua tangannya di dinding yang ada di belakangnya. Dengan perlahan dia merangkak di dinding seolah ada lem yang menempel di kedua tangan dan kakinya sehingga dia tidak terjatuh. Dia terus merangkak semakin tinggi memanjat dinding, tak ada yang bisa kami lakukan selain menontonnya tentu saja dengan mata kami yang membulat sempurna dan mulut yang menganga karena pemandangan di depan kami terasa sangat mustahil bisa dilakukan