Begitu pesawat berhenti di area apron—tempat parkir pesawat, Danisa tak bisa menahan diri lagi, ia segera mengubah mode ponselnya dari mode terbang menjadi normal kembali. Serta merta bunyi notifikasi masuk berdentingan, diliriknya sekilas, lalu mengabaikannya. Keluar dari badan pesawat melalui garbarata menuju gedung terminal, Danisa mengikuti arah langsung menuju pintu keluar sambil menggeret koper mungil dan tas kabin. Sengaja, Danisa tak mau membawa terlalu banyak barang hingga harus masuk ke dalam bagasi. Ia tak mau membuang waktu menunggu barangnya tiba di conveyor belt, yang akan memperlambat pertemuannya dengan sang buah hati. "Mama!" Pekikan Atalla terdengar saat kakinya baru saja melewati pintu kaca otomatis. Ia tersenyum semringah membalas lambaikan tangan anaknya yang tampak