Bantu aku cek typo ya
Happy reading
____
Dingin. Seperti sesuatu sedang berada di dahinya hingga perlahan tangan aland meraba ke atas tempat benda dingin itu berada.
Handuk basah?
Aland mencoba bergerak duduk jika suara Skyla tidak menahannya agar dia tetap pada posisi.
"Kau baru sadar jangan paksakan bergerak, lebih baik berbaringlah itu akan membuat mu lekas baikan" Skyla mengambil handuk di tangan Aland mencelupkan handuk itu ke baskom air dingin sebelum tangannya ia tempelkan di dahi Aland.
"Demamnya sudah turun" Skyla tersenyum, menarik tangannya kembali, Lalu menghela nafas rendah "kamu pasti sangat sedih sampai jatuh sakit begini" Skyla mengangkat baskom air "Akan ku panggilkan kakakmu sekalian aku juga harus mengganti airnya"
"Tunggu!" Seru Aland, Skyla menoleh “Iya. apa ada yang kamu butuhkan?”
Aland menggeleng "Terimakasih dan maaf telah merepotkan mu" ucap nya. Skyla tersenyum, ia menggeleng pelan mengartikan jika dirinya tidak merasa direpotkan.
"Tidak masalah aku senang dapat membantu, istirahat lah demam kamu belum benar-benar turun"
Gadis itu menutup pintu kamar Aland yang kebetulan berpapasan dengan Aaron di luar.
"Aland sudah sadar saya akan ke dapur untuk mengambil air dingin lagi"
Dan jawaban dari Aaron hanya sebuah anggukan.
"Bagaimana keadaan mu?" Aaron berjalan mendekati tempat tidur Aland setelah menutup pintu.
"Ini pasti ulahmu" jawab Aland sambil meringis kecil menahan rasa nyeri di bagian kepalanya. Padahal ini karena sihir tapi kenapa kepalanya juga merasa nyeri?
"Ini sudah malam kenapa kamu tidak mengantar gadis itu pulang?"
Aaron menarik kursi yang tak jauh dari tempat tidur Aland "Dia meminta untuk tinggal satu malam di sini"
"Dan kamu mengijinkan? Apa itu karena aku?" Sela Aland yang kemudian di angguki Aaron.
"Kamu ingin makan? Aku akan menyuruh seseorang untuk membuatnya untuk mu" Aaron balik bertanya ia tidak suka membahas Skyla dan bagaimana keras kepalanya gadis itu saat dirinya menyuruhnya pulang dia bersikeras ingin merawat Aland dengan alasan menganggap Aland seperti keluarganya sendiri. Sedikit menyebalkan tapi syukurlah jika Skyla tidak curiga tentang kenapa Aland tiba-tiba pingsan.
"Aku tidak lapar"
Aaron berdiri dari duduknya "Kalau begitu aku akan keluar, istirahat lah yang cukup sampai keadaan mu pulih" dia menepuk lengan Aland kemudian berlalu dari sana.
"Pulih? Aku tidak pernah sakit" kekeh Aland. Aaron tak membalas kalimatnya hingga Aaron sudah tidak dari balik pintu kamarnya, Aland menghela nafasnya menatap lurus ke atas langit kamar.
Begitu remaja berusia 19 tahun itu memejamkan mata, pintu kembali terbuka namun Aland tidak berniat membuka matanya sampai terasa handuk basah kembali menempel di dahinya. Matanya terbuka namun yang ia lihat justru keberadaan Hailey dan cengiran menyebalkan bocah 15 tahun itu.
______
Skyla menatap wajah yang mirip dengan Aaron ini beberapa saat lalu demamnya sudah turun tapi dengan cepat kembali meninggi lagi hingga terlihat kernyitan di dahinya menahan sakit atau lelaki ini sedang bermimpi sampai terdengar Aland bergumam tidak jelas.
Skyla kembali menatap tangannya yang tiba-tiba di genggam erat oleh Aland dan sekali lagi menggumamkan "jangan pergi" kali ini lebih jelas. Skyla jadi tidak tega melepaskan tangannya yang semula terlintas di pikiran Skyla untuk segera pergi.
Duduk menatap Aland, ada rasa kasihan saat dirinya menatap lelaki seusianya ini. Perlahan skyla menarik tangannya namun genggaman Aland semakin menguat. Skyla menghela nafas pelan dan akhirnya menunggu Aland sampai lelaki itu melepaskan tangannya sendiri.
"Dasar tukang acting!" batin Hailey sambil bersandar di dekat pintu sebelum dia keluar dengan tingkah kakak nya itu.
Skyla menunggu Aland lebih baikan namun rasa kantuk tak bisa ia tahan hingga Aland melepaskan tangannya alhasil dia ketiduran dengan posisi duduk sampai pagi. Pertama kali saat Aland membuka matanya ia mendapati wajah lelap Skyla yang tertidur, tangan Aland terulur mengusap rambut Skyla pelan agar tidur skyla tidak terganggu.
"Terima kasih. Kupikir kamu akan meninggalkanku begitu saja" ucap Aland.
_______
Skyla mengerjap beberapa kali “Ehmm.. sudah pagi ya?” di lihatnya tempat tidur yang sudah kosong tapi sejak kapan dia yang tidur di atas kasur dan lagi kemana Aland? Skyla merasa canggung tinggal di rumah orang tapi malah bangun kesiangan segera dia bergegas ke kamar yang seharusnya Skyla tempati tadi malam.
“Sudah bangun? Oh ya terima kasih semalam sudah merawatku” Ujar Aland yang baru menginjakkan kaki di lantai dua dan melihat Skyla akan memasuki kamar tamu. Gadis itu menoleh ia melemparkan senyum manisnya.
“Maaf semalam aku ketiduran. Sekarang bagaimana keadaanmu?”
“Berkatmu aku sehat kembali dan seharusnya aku yang minta maaf sudah merepotkanmu. oh ya Aaron sedang di bawah dia akan berangkat kenapa kalian tidak sekalian saja berangkat bersama?”
“Aku akan naik taksi, aku tidak mau merepotkannya lagi lebih baik aku segera berbenah lalu berangkat, aku permisi sebentar” Skyla masuk ke kamar membongkar tasnya mengeluarkan beberapa helai pakaian sebelum berlari ke kamar mandi secepat mungkin Skyla harus bisa sampai di kantor jangan sampai Aaron tiba di kantor lebih dulu darinya atau ini akan sangat memalukan.
Namun setelah semua persiapan selesai Skyla keluar dari rumah megah ini dan di sambut dengan suara Aaron “Haruskah aku memotong gaji kamu karna sudah membuat seorang boss menunggu selama ini?”
Wah ini kalimat Aaron terpanjang yang ia dengar pagi ini. Dengan bodohnya Skyla malah terbengong “Anda– menunggu saya?” ucapnya tak percaya, hal yang langka bagi seorang Aaron Ainsley.
Aaron memutar bola matanya malas di ikuti decihan pelan “Anggap saja sebagai ucapan terimakasih karna kamu sudah merawat Aland” Skyla membulatkan mulutnya kemudian membuka pintu mobil Aaron begitu dia sudah masuk mobil itu mulai bergerak keluar pekarangan yang luas ini.
Aland berdiri menatap keluar jendela kaca dengan secangkir minuman kini menutup tirai jendelanya dengan kasar kenapa kedua orang itu terlihat dekat hatinya merasa tidak terima.
“Ada yang aneh dengan perasaanku, Apa aku cemburu? Tapi untuk apa?” Aland terdiam sejenak “Apa mungkin aku menyukai gadis itu?”
________
Tidak terasa ini sudah hari ketiganya di luar kota sebagai asisten Aaron ia selalu siap 24 jam jika lelaki itu butuh bantuannya dan selama tiga hari itu dengan jadwal yang begitu padat waktu tidurnya pun berkurang hanya 3-4 jam sehari itupun kalau beruntung jika terus seperti ini ia rasa setelah Aland yang sakit kemarin dirinya juga akan jatuh sakit dalam waktu dekat.
“Pembukaan pasar cabang Ainsley akan diresmikan minggu depan saya harap perusahaan kita bisa terus saling bekerja sama pak” Ucap Wesley selaku pemimpin di perusahaan pendistribusian barang di kota A.
Aaron menjabat tangan Wesley “saya harap peresmian itu berjalan lancar” jawabnya.
“Siap pak kami akan melakukan yang terbaik”
Tanpa membiarkan diri mereka istirahat keduanya melanjutkan perjalanan ke proyek pembangunan resort yang kini sedang diproses dan baru selesai 60% sedangkan Skyla sudah merasa sangat lelah.
Terlalu lelah membuatnya lalai jemarinya yang bebas tergores besi bangunan yang belum selesai sedangkan Aaron tiba-tiba berhenti berbicara pada overseer tatkal indra penciumannya menangkap sesuatu.
Darah. Baunya harum sekali. Aaron celingukan tapi asal dari bau darah itu tertuju pada Skyla.
“Sky kau terluka?” Tanya Aaron saat dia melihat Skyla mengibaskan tangannya.
“Hanya goresan pak anda tidak perlu khawatir silahkan lanjutkan pekerjaan anda” Jawab Skyla, Aaron mengerutkan dahinya langkah kakinya tanpa di perintah berjalan mendekat lalu menarik jari Skyla yang tergores tadi.
Tanpa banyak bicara Aaron memasukkan jari telunjuk Skyla yang terluka ke mulutnya. Skyla cukup terkejut dia menarik tangannya namun Aaron menghalangi.
“Sial kenapa gadis ini memiliki darah yang begitu manis” umpat aaron dalam hati.
“Pak nanti ada yang lihat tolong biarkan ini hanya luka kecil” Bisik Skyla. Aaron tersadar dengan apa yang dia lakukan, ini di luar kendalinya rasa dan aroma darah skyla membuatnya hilang kesadaran hampir saja dirinya malah mengigit jari Skyla.
Aaron mengeluarkan sapu tangannya untuk membungkus luka Skyla “Luka yang di akibatkan besi dapat menginfeksi jarimu” katanya, Skyla membiarkan Aaron membalutkan sapu tangan di jarinya dengan pelan.
“Maaf pak, jadi apa kita bisa melanjutkan tinjau observasi pembangunan selanjutnya?” sela overseer pada Aaron.
Aaron menoleh ke belakang lalu kembali menatap Skyla “Tunggu di mobil wajahmu pucat sekali kau mungkun kelelahan” kemudian meninggalkan skyla menuju pada orang yang memanggilnya tadi.
Tapi tunggu! Tidakkah perlakuaan Aaron terlihat berbeda, ini sangat manis lelaki itu memperdulikannya meski hanya sebuah luka gores Aaron sampai rela memberikan sapu tangan untuk lukanya. Skyla tersenyum cerah sembari berjalan kearah mobil seperti yang di katakan Aaron tadi dia akan menunggu lelaki itu kembali di sana.
Setelah beberapa saat berlalu entah Aaron yang terlalu lama atau dirinya yang ketiduran terlalu lama? Skyla merasa kepalanya keram di bagian belakang. Ini sudah malam tempatnya pun berbeda dari yang tadi tapi di mana Aaron kenapa meninggalkannya sendiri di mobil?
Tapi tak lama lelaki yang tengah ia pikirkan datang membawa beberapa cemilan dan minuman, rupanya Aaron pergi ke mini market untuk membeli makanan.
“Perjalanan masih jauh tidak sempat untuk ke tempat makan saya harap kamu mengerti dan lagi saat kamu tidur tadi saya sudah mengobati lukamu”
Skyla mengangkat tangannya yang sudah tertutup plester luka dengan rapih. Skyla ingin mengatakan sesuatu tapi yang dia lakukan hanya diam ia terlalu lelah untuk itu.
Setelah hening cukup lama Skyla buka suara
“Maaf merepotkan anda” Skyla tersenyum menampilkan lesung pipi yang memiliki kesan begitu cantik.
________
Terima kasih udah mau mampir
Salam hanya dari
SILAN