Bebas.

1009 Kata

Tak sedetik pun aku berhenti terisak. Di kantor polisi, para penyelidik menanyakan pertanyaan yang sama secara berulang- ulang. Mereka bahkan sudah bertanya selama berjam- jam dan itu membuat frustasi. Kenapa tidak ada yang memeriksa kamarku, aku bahkan tidak memiliki tempat untuk pulang yang aku miliki hanya kamar di ruang Ian. Dengan tatapan menyelidik para polisi menatapku. Dia mengintimidasi aku dengan tatapan curiga yang menyebalkan. " Sudah kubilang jika aku tidak mencuri. Tolong selidiki lagi." Aku masih menyangkal. Kali ini aku tidak segerogi tadi. "Ada baiknya kau mengakui kejahatanmu. Ini membuat segalanya lebih mudah dan akan meringankan hukumanmu." Polisi tadi memberi opsi yang tidak menyenangkan. Bagaimana aku bisa mengakui hal yang tidak aku lakukan. "Tapi aku benar- ben

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN