Bab 4. Haruskah nanti malam kita melakukannya?

1052 Kata
Untuk sesaat Dewa menatap ke arah Kayla berada. Meneliti dari ujung rambut sampai ujung kaki dan itu membuat Kayla merasa tidak nyaman. "A... apa yang kamu lihat?" tanya gadis itu kemudian dengan nada suara yang sedikit terbata-bata. Dewa lalu beranjak dari tempatnya. "Aku tahu kamu bukan w*************a apa lagi wanita malam yang sengaja mencari lawan main. Jadi lebih baik berpakaian seperti biasanya saja dan jangan memakai pakaian yang membuatmu tidak nyaman," ucap Dewa kemudian yang lalu pergi meninggalkan tempatnya. "Sial! aku ketahuan!" ucap dalam hati Kayla kemudian. Gadis itu melihat Dewa pergi meninggalkan ruang kamar tersebut, dan ia segera beranjak dari tempatnya untuk menuju ke atas pembaringan, ia membaringkan tubuhnya di sana. "Kan sayang sekali, sudah pesan kamar dan bayar mahal tapi tidak di pakai," balas Kayla kemudian dengan gerutunya. "Andai saja aku punya ayah yang kaya dengan warisan yang banyak. Pasti hidup aku dan Ibu nggak seperti ini. Dan lagi... rumah pun sudah aku jual untuk biaya kehidupan sehari-hari dan juga berobat Ibu. Untuk aku juga sudah membayar kuliah sampai semester depan. Meskipun nyatanya pemilik rumah yang baru sangatlah baik, ia membiarkan aku dan ibu untuk menempati rumah itu sampai aku mendapatkan rumah baru. Baiklah Kayla untuk beberapa bulan ke depan harusnya kamu tidak memikirkan masalah uang bukan?" ucap dalam hati Kayla saat itu yang berusaha menyemangati dirinya sendiri. Baru saja rasa lelah Kayla terbayar dan ia bisa memejamkan kedua mata untuk sesaat, ia teringat akan Ibunya yang ada di rumah sakit Akhirnya Kayla pun segera beranjak dari tempatnya, ia segera bergegas keluar dari ruang kamar hotel itu untuk menuju ke rumah karena ia tidak membawa pakaian ganti. Tidak lupa ia juga menelpon pihak rumah sakit untuk segera memberi penanganan pada ibunya dan uangnya akan Kayla transfer. Meskipun saat itu Kayla cukup lega karena semua permasalahannya sudah terselesaikan. Namun ia memiliki permasalahan yang baru, yaitu mengambil berkas-berkas yang akan ia berikan untuk Dewa nantinya. Setelah beberapa saat Kayla sampai di rumah. "Ini masih belum malam Kay, kenapa kamu sudah berpakaian seperti itu. Mau menjajakan diri di mana sih?" ucap cibiran seseorang tetangga pada Kayla ketika melihat pakaian seksi yang minim gadis itu kenakan. "Jadi istri kedua om saja Kayla... om yang akan mengurus semuanya nanti," ucap salah seorang lelaki yang saat itu turut melintas dan berkomentar. Meskipun nyatanya saat itu orang tersebut tengah berjalan bersama istrinya. Kayla pun sempat melihat sang istri yang langsung memberi jeweran di telinga si lelaki. Tampak marah pada Kayla di sana. Gadis itu tanpa jawaban langsung buru-buru masuk ke dalam rumah begitu saja. "Kenapa aku harus mendengarkan omong kosong mereka? tidak penting! sekarang yang terpenting adalah segera mencari berkas-berkas. Ya, itu jauh lebih penting!" ucap dalam hati Kayla kemudian yang lalu segera menuju ke arah almari tempat penyimpanan berkas-berkas. Ia segera mencarinya di sana, dan setelah beberapa saat ia mencari akhirnya ketemu. Kayla tampak begitu senang saat itu, ia langsung melonjak begitu saja di tempatnya. "Oke Kay... sekarang yang terpenting kamu harus segera berada di rumah saki, ibu kamu menunggu!" ucap Kayla kemudian yang lalu segera memasukkan semua berkas yang baru saja ia temukan, kemudian ia segera menuju ke arah lemari pakaiannya dan mengambil satu stel pakaian. Ya, hanya celana jeans dan juga Hoodie biru laut. Ia langsung membawanya menuju ke arah kamar mandi untuk berganti pakaian di sana. Sebelum berganti pakaian gadis itu menatap wajah dan tubuhnya di depan kaca wastafel yang ada di dalam kamar mandinya. Ia mengamati make up nya yang tampak menor dengan lipstik yang sangat mencolok senada dengan pakaian ketat yang ia kenakan. "Mimpi apa aku semalam? kerasukan setan mana sih aku ini? gila! masa iya aku sengaja berdandan seperti ini hanya untuk mencari pria kaya yang nggak setia sama istrinya sih? tapi kenapa aku malah dapat lelaki tampan dan juga kaya coba? Tuhan lagi mempermainkan aku atau bagaimana sih ceritanya ini? akh, sudahlah..." ucap Kayla dengan gerutunya ketika ia menatap wajah dan tubuhnya sendiri. Gadis itu kemudian membasuh wajahnya dengan sabun dan membersihkan make up yang menor dan norak tersebut. Kayla tampak sepuluh tahun lebih tua dari umurnya ketika ia memakai riasan tebal seperi itu dengan rambut di sanggulnya. Dan setelah beberapa saat akhirnya terlihat wajah gadis itu yang tampak segar dan ringan. Ia tidak memakai riasan tebal dan hanya memakai krim pelindung dari sinar matahari serta polesan lipstik yang tidak terlalu mencolok, bahkan kesannya sangat natural. Gadis itu akhirnya keluar dari rumahnya dan pergi menuju ke arah rumah sakit di mana ibunya berada. Dandanannya sangat berbeda dari yang tadi. "Kayla, kamu mau ke rumah sakit ya?" ucap seseorang yang Kayla kenal. Ya, dia adalah Rio. Lelaki yang sudah membeli rumahnya dan membiarkannya menempati rumah itu. Kayla pun menoleh dan menatap ke arah sumber suara. "Kak Rio, iya... ini mau ke rumah sakit. Jadwalnya kan Ibu mau di operasi hari ini kak," sahut Kayla kemudian. "Oh, yasudah kalau begitu kamu cepat pergi sana, hati-hati ya..." ucap lelaki itu kemudian pada Kayla. Gadis itu pun lalu mengangguk sembari tersenyum sebelum pergi meninggalkan tempat. Rio menatap kepergian gadis itu begitu saja tanpa bisa berkata apa-apa lagi. Lelaki itu memendam perasaan suka pada Kayla, tapi keluarganya tidak setuju karena mereka tidak setara secada bibit bebet dan bobotnya. Akhirnya Rio hanya bisa memendam perasaan itu sendiri sembari sebisanya membantu Kayla. Meskipun nyatanya ia langsung di jodohkan oleh keluarganya ketika keluarga Rio tahu bahwa lelaki itu menggunakan seluruh tabungannya untuk membeli rumah dan tanah milik Kayla. Rio tidak bisa menolak keinginan keluarganya karena memang ia sudah mengaku salah. "Aduh... kenapa juga tidak ada kendaraan yang lewat sih?" ucap gerutu Kayla sembari menatap jam yang melingkar di pergelangan tangannya yang saat itu sudah kian sore saja. "Aku harus sampai rumah sakit sebelum jam enam sore, soalnya malam aku ada janji harus berada di ruang kamar hotel itu dengan Dewa. Akh sial!" ucap gerutu Kayla sembari berusaha menyetop kendaraan umum yang lewat. Akhirnya ia memutuskan untuk meminta jasa ojek sebagai cara ia agar sampai ke rumah sakit. Sedangkan di tempat Dewa berada. "Akh... apa yang harus aku lakukan dengan gadis itu? yang aku tahu dia masih suci seperti apa yang dia katakan dan aku pun masih belum melepas kesendirianku sampai saat ini. Haruskah kita nanti malam?" ucap Dewa ketika ia merebahkan tubuhnya di atas pembaringan nyaman di dalam kamarnya. "Tapi kalau tidak aku coba, kita nggak bakalan tahu apakah dia benar-benar masih suci," ucap Dewa lagi.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN