Kirana seperti orang linglung. Setelah peristiwa beberapa menit yang lalu, otaknya mengalami penurunan fungsi. Dia seperti berdiri di perbatasan antara dunia nyata dan alam mimpi. Ia duduk di depan meja rias, menatap pantulan diri di cermin, lalu meraba dadanya yang masih berdebar tak karuan. "Astaga, gue beneran dipanggil Mama?" tanyanya pada diri sendiri. Dia masih saja tidak percaya. Alasan utama yang sempat membuatnya menolak perjodohan dengan Satya, karena pria itu memiliki dua anak perempuan berusia remaja. Membayangkan dirinya akan dipanggil 'Mama', membuat wanita itu ketakutan. Takut dianggap tua lebih tepatnya. Tapi sekarang, saat dia benar-benar mendengar salah satu anak tirinya memanggilnya Mama, ia merasa bahagia sekaligus terharu. Sibuk memikirkan antara nyata atau sekada