7 Hukuman Berbalik

1308 Kata
Mobil yang dikendarai Juan tiba di halaman rumah besar milik Victor itu lalu dia membukakan pintu untuk Jefian yang langsung menarik kasar Sashi seperti seorang penjahat. “Kau melukai pergelangan tanganku, tidak bisakah kau sedikit memanusiakan orang lain, Tuan!” “Tidak Kepadamu!” Pekik Jefian dengan tatapan marah dan penuh kebencian. “Kau sudah terlalu banyak mengacaukan hidupku, kau terlalu lancang dan berani! Jika kau pikir kita adalah suami istri maka aku berhak melakukan apapun yang aku suka terhadapmu!” Jefian kembali menarik kasar Sashi, tidak peduli kesakitannya. Mereka memasuki rumah besar itu melewati koridor dengan tiang-tiang besar rumah. Kamar Jefian ada di lantai dasar paling besar di antara kamar lain, dia langsung menyentuh sebuah tombol di sana membuat pintu kamarnya terbuka lalu Jefian mendorong Sashi masuk. Bugh “Jefian!” Tiba-tiba kakek muncul di koridor yang tamaram saat malam hari itu. “Kita menyepakati kau memiliki istri bukan tahanan.” “Kakek? Kau belum tidur?” “Obat ginjalku membuatku selalu Insomnia. Jika perlakuanmu barusan adalah karena Sashi berada di tempatmu berada maka artinya kau melanggar beberapa point kita.” Berbicara poin Jefian saja tidak membaca poin dari aturan kesepakatan pernikahan dan pembatalan suntik mati kakeknya. Semuanya yang membacanya adalah Juan. “Oh bukan! Itu tidak seperti yang kakek lihat. Aku hanya marah karena dia... Dia berpakaian tidak sopan di depan teman-temanku. Baiklah sebaiknya kau mengkonsumsi obat tidurmu, aku harus masuk menyelesaikan masalah kami, selamat malam.” Jefian pun masuk lalu menutup pintunya. Di dalam kamar besar itu Sashi masih duduk di lantai setelah di dorong Jef hingga tersungkur ke lantai, dia mengangkat wajahnya yang begitu menyedihkan itu saat langkah Jef kembali mendekatinya derap langkah sepatu kulit yang Jef kenakan terasa begitu mencengkam dan menakutkan. “Ini kehidupan yang kau suka?” Jefian tersenyum dengan wajahnya yang penuh cibiran. “Bukan aku yang mau ini, ini kehidupan yang anda pilih sendiri. Aku tidak datang kesini karena keinginanku.” “Omong kosong! Perjanjian seperti apa yang kakek dan keluargamu lakukan sampai bisa ada di sini. Kau terlihat menikmatinya lihatlah dirimu yang baru beberapa hari di keluarga ini tapi terlihat sangat bahagia dengan banyak perubahan. Atau kau sebenarnya ada di sini untuk kakek? Kau ada di sini karena keluargamu pasrah putrinya melayani kakek tua renta kaya raya yang tidak lagi bisa bergerak di ranjang. Oh itu tidak mungkin ibumu sudah mengajarimu dasar-dasar cara melayani orang lain di ranjang.” “JAGA BICARA ANDA TUAN!” Sashi meninggikan suara, dia benci seseorang membawa-bawa ibunya untuk sebuah hal yang buruk. Jefian menyeringai dia membungkukkan tubuhnya lalu menarik dagu gadis yang dia buat duduk di lantai itu, “Kau berani membentakku nona?” “Jangan sesekali membawa-bawa ibuku, dia tidak pernah ada urusannya dengan ini semua.” Ucap dengann air mata yang sudah berkubang dan siap lolos dari mata indahnya. Jefian kembali tersenyum penuh ejekan, “Jangan bawa-bawa ibumu? Lalu dari mana seorang anak perempuan punya keberanian seperti ini dan rela di perjual belikan seperti pelacurr jika bukan didikan ibunya yang juga bermental pelacurr murahan sama seperti dia.” “Jaga bicara anda! Jangan bawa-bawa ibuku!” Sashi semakin memekik, sungguh hatinya sangat sakit jika seseorang membawa-bawa ibunya yang sudah meninggal, Sashi lantas bangkit dari lantai itu lalu dengan tatapannya yang mengerikan dia menantang Jeff, “Apa kau sudi ibumu di sebut seperti itu? Atau kau adalah anak seorang p*****r setidak punya hati mengatakan ibu orang lain seperti itu.” “Jaga ucapanmu ibuku seorang wanita terhormat.” Jefian menjauhkan wajahnya sebab ledakan kemarahan Sashi yang menatapnya begitu mengerikan. Sashi kembali mendekat memangkas jarak mereka.“Aku tidak peduli siapapun ibumu! Sekali lagi kau menghina ibuku—“ “Kenapa? Kau akan melakukan apa ha?” Wajah keduanya sudah saling berhadapan tatapan mereka saling mengunci di mana Sashi terlihat sudah siap menerkam habis pria ini. “Mengal Pelacurr!” Teriak Jefian lagi. PRAKKKKKK. Satu tamparan kuat dan panas dari tangan Sashi menghantam kuat pada pipi Jefian membuat bekas kemerahan langung tercipta di wajah Jefian, tangan Sashi bergetar hebat tatapannya tajam sekali dia kemudian mengepalkan tangannya masih berusaha kuat. “Kenapa sangat mudah bagimu menyebut seorang ibu pelacurr? Cih, aku baru ingat perkataan orang-orang ibumu di usir oleh ayahmu dari sini, apakah karena dia pelacurr? Apakah karena dia sipeselingkuh? Oh ku dengar ayahmu juga pergi karena dia mengalami depresi.” “JAGA UCAPANMU! Jangan bahas orang tuaku!” “Kau Yang Memulainya, Kau Yang Memulainya! Berengsekkk! Kurasa kau sama depresinya seperti ayahmu, kau mungkin sudah di ambang sakit jiwa kau sakit jiwa!” “DIAM! JANGAN SEBUT-SEBUT AYAHKU!” Tatapan Jefian nyalang dia mengepalkan tangannya, bayangan tentang ayahnya selalu membakar laki-laki itu. Dia benci ingatan itu, dia benci semua tentangnya. “Aku tidak peduli— aku tidak peduli, aku hanya mendengar kenyataan yang ada ayahmu depresi dan ibumu di minta pergi!” “TUTUP MULUTMU!” Jefian geram sekali Sashi benar-benar memancing emosinya dia terus menyalakan api pada kobaran yang sudah menyala. "Anak seorang ayah yang depresi akibat ibunya peselingkuh dan di usir pergi." ulangi Sashi kembali benar-benar tidak ada takutnya. Dengan emosi yang sudah di ubun-ubun Jefian lantas menarik Sashi dari lantai lalu kemudian mendorong Sashi ke tempat tidur dengan sekuat tenaga “Apa yang mau kau lakukan!" “Kau akan lebih depresi setelah ini, kau akan lebih menderita!” Jefian langsung menarik kasar piyama satin berwarna putih yang di pakai Sashi lalu merobeknya. Suara robekan itu begitu kuat dan laki-laki itu langsung menurunkan celananya untuk melakukan aksinya. “Menyingkir kataku!” “Aku sudah katakan, aku benci seseorang yang mengusik hidupku, mengusik ketenanganku lalu sekarang dia merasa besar kepala dengan semua hal yang di dapatkannya.” “Ti-tidak ja-jangan!” Jefian langsung membelah kedua paha Sashi lalu kembali memaksakan menyatukan dirinya. “Tuan jangan!” Jefian tidak peduli benar-benar melakukan Sashi layaknya p*****r dia membolak-balikan Sashi begitu kasar, mendorong dan menghentakknya secara paksa hingga gadis itu benar-benar menangis kesakitan. "Sakit! sakit!" Bangkit bangkit Sashi. Bangkit Sashi jangan biarkan dia membuatmu gila, kau lah yang seharusnya membuat itu kepadanya. Rasanya perih dan sakit sekali bagaima dia bangkit, lihatlah wajah Jefian dia berekspresi menjijikkan sekali. Dia sepertinya mulai menikmati, Sashi bangkit! Dalam hitungan detik Sashi menguatkan dirinya untuk bangkit dia lalu mendorong d**a laki-laki yang bagaimanapun saat menyetubuhi pasti merasakan reaksi. Sashi membuat tubuh mereka berbalik kini Jefian di bawahnya, aksi Sashi membuat Jefian terkejut tiba-tiba saja gadis itu melumat bibir Jefian. Sashi lalu menggerakkan jemarinya memainkan leher Jefian, Sashi ingin membalik ini sebagai sesuatu pengalaman yang manis agar makhluk berengsekk ini terus mengingatnya. Perlakuan Sashi benar-benar penuh kelembutan. dia memainkan lidahnya di mulut Jefian begitu pas seakan penuh perasaan meningkalkan kesan seakan sedang dalam berciuman yang romanti. Lalu dia membuka kancing kemeja Jefian satu persatu dengan jemari lentiknya meraba d**a atletik itu memberi kecupan-kecupan disana. Tentu saja Jefian terbelalak tadi dia buat ini bukan untuk bercinta dengan menggunakan rasa tapi sebuah hukuman, Jefian tidak pernah seperti ini sebelumnya hanya sebuah pencapaian nafsu beberapa saat tanpa ada kelemahan lembutan lalu pergi. Perlakuan Sashi dari bibir leher hingga ke dadaa membuat akal Jefian terganggu dia perlahan terhanyut apa lagi saat Sashi tersenyum memainkan jemarinya, lalu turun di bawah sana menjangkau milik Jefian memberikan pelayanan dalam yang hangat. Sial Tubuh Jefian bergetar hebat, dia tidak bisa terkendali, dia hampir gila dengan semua kelembutan dan perlakuan ini. Jefian yang sudah tidak tahan lagi langsung menarik tubuh Sashi memintanya cepat bergerak di atasnya. Sashi menuruti Jefian membiarkan laki-laki itu menggerakkan tubuhnya, kedua tangan Sashi kembali memainkan d**a Jefian lalu mengecupi lehernya. Hingga tidak lama kemudian Sashi merasa ledakan di bawah sana laki-laki itu lemas menjatuhkan kakinya dengan tubuhnya yang sudah berpeluh. Jefian merasa lelah sekali entah apa yang sudah terjadi laki-laki itu lalu memejamkan matanya dan tertidur pulas di sana. Sashi sudah pergi ke kamar mandi, dia berjongkok di dalam sana merasa dirinya benar-benar sudah sakit jiwa ingin membuat laki-laki itu tergila-gila dan sulit melupakannya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN