4 Suka Cumbuanku?

1376 Kata
Menjadi seorang yang cukup berani sebenarnya sudah selalu Sashi lakukan di dalam hidupnya, mungkin jika dia bukanlah seorang yang berani dan tidak tahan banting dia sudah lama mati di tangan ibu dan kedua kakaknya. Seperti malam ini setelah bertengkar kecil dengan Jef yang pulang dalam keadaan mabuk dan melemparkan dia banyak caci makian Sashi santai sekali tidur di ranjang yang sama dengan Jef. Sashi tidak akan mengalah untuk tidur di bawah lantai atau di kursi. Seperti tekatnya jika dunia tidak berpihak padanya maka dia yang akan memaksa semua hal akan untuk berpihak padanya apapun itu caranya. Menjelang pagi hari Jef lebih dulu terjaga sebab dia merasakan ingin buang air, laki-laki itu tidak memakai pakaian sehelai benang pun sebab semalam Sashi membersihkan tubuh laki-laki itu dengan air hangat lalu membuka pakaian laki-laki itu tanpa dia sadari. Tubuh Jef penuh dengan bau alkohol , asap tembakau yang menyengat belum lagi Sashi menemukan bekas tumpahan minuman, saus hingga noda seperti lipstick mungkin dari wanita-wanita yang menempe padanya. Dengan santainya Jef turun dari ranjang dan berjalan ke kamar mandi. Namun tiba-tiba saja di kamar yang tamaram itu Jeff merasa aneh dia melihat sesuatu di tempat tidurnya, lantas Jef berbalik badan cepat kemudian melihat ada wanita yang tidur di sana memeluk selimut di ranjang yang sama dengan dia. Bola mata Jef melotot dia langsung merasa panas berjalan kembali ke tempat tidurnya sambil menarik kasar selimut yang di peluk Sashi. “Turun! turun! apa yang kau lakukan di tempat tidurku!” Sashi dengan matanya yang masih sulit membuka segera bangkit dia mendadak terkejut saat melihat Jeff polos tanpa sehelai benang pun. “Tuan, minimal pakai dulu handukmu sebelum mengajak orang lain berkelahi.” Ucap Sashi santai sekali Jef langsung sadar dan terkejut melihat dirinya bertelanjang bulat, “Sial! Mana pakaianku? Bagaimana bisa kau berani tidur di sebelahku.” Jef langsung menutupi kemaluannnya bergegas pergi dari sana dengan panik, “Dimana pakaianku? Siapa yang membukanya! Aku? Apa apakah aku yang melakukannya? Tidak bukan aku, aku ingat bukan aku yang melakukannya!” Laki-laki itu terus memekik sambil berjalan cepat ke dalam kamar mandi. Jujur Sashi sebenarnya tidak cukup berani melakukan ini kepada Jefian yang sudah meninggalkan kesan pertama yang sangat menakutkan juga buruknya. Ada ketakutan di hati Sashi jika saja laki-laki itu akan berbuat lebih jahat lagi dan dia tidak bisa menghadapinya. Di dalam kamar mandi Jef panik dia tidak menemukan pakaiannya dia juga tidak menemukan handuk atau baju mandi lainnya. “s**t! MANA PAKAIANKU! DIMANA!” Jeff terus mencari sampai tiba-tiba saja Jef menemukan hal yang sangat membuat dia terperanjat, Jefian menemukan bathub berisi cairan busa yang berisi banyak kain berwana putih seperti handuk dan juga sepertinya ada baju miliknya yang dia kenakan malam tadi ada di dalam sana. “DIA SUDAH TIDAK WARAS! APA YANG DIA LAKUKAN DENGAN PAKAIANKU DAN TUMPUKAN HANDUK DI DALAM CAIRAN SABUN INI!” Jefian terus berteriak-teriak, Sashi benar-benar membuat Jefian naik pitam dan frustasi. Sementara Sashi di luar sana santai sekali membersihkan tempat tidur yang dia tiduri layaknya di rumah sendiri padahal itu adalah kamar hotel. Sashi mendengar Jefian berteriak-teriak dikamar mandi dan terus memaki-maki namun dia tetap berusaha tenang. Bugh! Sampai akhirnya suara bantingan pintu terdengar kuat sekali dari kamar mandi dan Jefian memunculkan sebagian dirinya disana masih tetap menutupi kejantanannya. “Apa yang kau lakukan dengan pakaiku? Apa yang kau lakukan dengan handuk-handuk itu? Apa kau tahu pakaian bukan pakaian sembarangan? Apa yang kau lakukan wanita sialan! Mana handuknya, carikan aku handuk sekarang!” Sashi tidak mengindahkan dia terus melanjutkan pekerjaannya membenahi tempat tidur itu, benar-benar memancing ledakan dahsyat Jefian semakin yang bertubi-tubi. “Kau tuli sialan! Apa yang kau inginkan! Kau sengaja membuat ini dan ingin lanjutkan yang kemarin?” Sashi menghembuskan nafasnya lelah lalu melihat pada laki-laki itu. “Sssst kau tidak perlu berteriak-teriak aku mendengarnya.” “Persetan denganmu!” Jefian sudah tidak tahan lagi dia benar-benar emosi dan membenci perempuan sakit jiwa ini. Laki-laki itu lantas berjalan saja keluar dari kamar mandi lalu berjalan dengan langkahnya yang lebar menghampiri Sashi. Degup jantung Sashi kembali berdegup kencang dia takut sekali, Sashi langsung menepi ke samping sampai akhirnya Jefian menarik kasar lengannya. “Kau pikir kau siapa? Kau pikir kau punya hak menyentuh barang-barangku? Siapa yang memberimu izin, kau pikir kau siapkau “Aku hanya berusaha membantu membersihkan pakaian anda tuan, baju anda berbau tidak sedap, aroma alkoholnya begitu tajam, berbau banyak aroma aneh, beberapa sisi ada bekas lipstick, noda rokok dan anda terlihat tidak tenang tidur dengan pakaian kotor—“ “BUKAN URUSANMU!” Bentakan Jefian sukses membuat Sashi terkejut takut sekali. “Aku hanya melakukan tugasku sebagai istri tuan, kakek berpesan untuk menjaga anda dan melayani anda dengan baik layaknya istri.” Jefian menyengir kuda, “Melayani layaknya istri? Kau pikir aku mau? Kau pikir aku sudi? Lihat dirimu, kau merasa pantas di anggap sebagai istri? Jika dunia ini hanya tersisa kera dan kau, aku lebih sudi memilih kera dari pada manusia dengan wujud seperti.... Mu.” Jefian sedikit terbata di akhir kalimatnya sebab malam tadi dia ingat melihat gadis ini sangat cantik, seksi, dia terlihat sempurna dari atas hingga bawah cukup membangkitkan hasratnya. "Sialan!" Huh Sakit sekali kata-kata hinaan yang layangkan Jef itu, Sashi di samakan dengan Kera namun Sashi terus-menerus menguatkan dirinya. “Permisi tuan!” Sashi ingin mengakhiri perdebatan ini dengan meninggalkan laki-laki itu. Jefian pun pergi dia segera mencari ponselnya yang dia lihat ada di atas nakas, laki-laki itu langsung langsung menghubungi seseorang disana. "Bawakan pakaian untukku Juan, Seekor Kera merusak pakaianku! Hallo? Juan kau tidak mendengarku? Hallo! Sial ada apa dengan ponselku!" Jefian semakin murka saat mendapatkan ponselnya mati tiba-tiba dan memutuskan panggilannya dengan Juan sang asisten pribadinya yang belum selesai Di sisi lain ruangan itu Sashi mendengar kekesalan Jef, dia mengacuhkannya saja lalu berjalan masuk ke kamar mandi. Sikap Sashi yang acuh dan seakan tidak takut apapun itu membakar Jef dia merasa di perolok dan di permainkan lalu dengan sorot matanya yang tajam Jef berjalan dengan langkahnya yang lebar menghampiri Sashi yang masuk ke kamar mandi. "Sepertinya kau sangat suka bermain-main denganku." Jef yang masih terus menutupi miliknya itu melewati Sashi dan menerobos masuk lebih dulu. Sesaat Sashi berhenti di ambang pintu memperhatikan apa yang Jef lakukan, Jef santai sekali menyalakan shower lalu mandi begitu saja tidak peduli Sashi melihatnya betelanjaang. Bola mata Sashi membelalak kali ini Jef tidak menutupi lagi miliknya beberapa detik kemudian Jef berbalik badan lalu tersenyum dengan smirk menyebalkan. "Mau bergabung istriku?" Tentu saja Sashi meremang hebat, jantunnya memompa cukup kuat, Jef mengotori matanya secara langsung. Tetap tenang Sashi, dia sedang mempermainkanmu. Sashi mengindikkan bahunya acuh dia lalu masuk seakan tidak takut sama sekali. "Maaf tuan, saya hanya ingin mandi bukan melakukan hal lain." Jef tersenyum penuh ejekan mendengar itu, "Kau merasa begitu bisa memikatku?" Jeff dalam keadaan basah mendekati Sashi, seluruh permukaan tubuh atletisnya di penuhi butiran air, dia berjalan sambil menyugar rambutnya lalu menarik lengan Sashi kasar. "Look at the Mirror! Kau merasa terlihat menarik?" Tatap Jeff pada wajah Sashi di cermin itu dengan bola matanya begitu tajam dan mengerikan seakan tengah berdialog dengan mangsanya yang siap dia terkam "Sakit!" Rintih Sashi sebab cengkraman tangan Jef begitu kuat di pundaknya, laki-laki ini sepertinya sudah sangat geram sedari tadi di respon acuh dan sangat berai oleh Sashi. "Mau yang lebih sakit? OH SAKIT? Lebih sakit mana dengan seseorang yang kau manfaatkan untuk mendapatkan segala hal yang kau mau? lebih sakit mana dengan seseorang di paksa mengorbankan kebebasan hidupnya untuk menikahi wanita sialan yang memiliki tujuan mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya di keluargaku, LEBIH SAKIT MANA!" Teriak laki-laki itu, darahnya mendidih dia benci sekali melihat wajah Sashi apa lagi wanita ini sudah mulai berani memperlihatkan keberaniannya. "SAKIT! KAU MELUKAI PUNDAKKU!" Rintih Sashi lagi kini cengkraman itu lebih kuat. "Ini sakit yang kau suka bukan? Nona?" Tiba-tiba saja Jef menarik rambut Sashi dan dengan menjijikkannya dia menjilat leher Sashi seakan begitu nafsu mencumbuinya, "Kau suka cumbuanku sayang? Suka dengan permainan lidahku?" Jef terus memainkan lidahnya tidak peduli ketakutan dan rintihan Sashi yang di jambak rambutnya dari belakang Bruakk! Karena sudah geram Jef pun menghajar tembok berdiding kaca disana sekuat tenaga, lalu sedikit mendorong Sashi hingga gadis itu terhempas sedikit ke belakang. Jef tidak lagi bisa menahan kekesalannya dia pun segera mengakhiri mandinya tidak peduli sudah selesai atau belum dia langsung pergi dari sana.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN