Bab Tujuh Belas

1918 Kata

Kala benar-benar menyesal karena tidak menolak perlakuan Vano, entah kenapa ia ikut terbuai dengan permainan cowok itu dan seakan tidak ingat dengan pacarnya, Biru. Jujur Kala masih mencintai Biru, tidak terbersit di hatinya untuk mengkhianati pacarnya itu. Ia mengaku salah karena menikmati ciuman Vano saat itu. Biru benar-benar cuek kepada Kala, sama sekali tidak menegur, bahkan menatapnya pun enggan. Bibir Vano dan Kala masih terngingat di kepalanya, bagaimana cewek itu menikmati sentuhan Vano sangat terekam jelas di otaknya. Bagi Biru, itu adalah sebuah pengkhianatan. "Ru, gue boleh bareng?" tanya Kala, tetapi Biru sama sekali tidak mau menjawab, ia melihat Vano yang turun dari tangga, untuk apa Kala berangkat dengannya, masih ada Vano yang ia sayang. "Ru, jangan childish, gue minta

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN