“Apa kalian sudah siap?” Arlo berteriak dari arah depan rumah. Lelaki itu sudah siap di atas sepeda motor, siap untuk mengantarkan Ema pergi ke pasar. “Sudah. Ayo!” Ema keluar dengan Cyra dalam gendongannya. “Kamu yakin kita akan bawa Cyra?” tanya Arlo lagi, wajahnya menatap Ema dengan cemas. “Kamu mau meninggalkan dia sendirian?” Ema membalas tatapan Arlo. “Bukan begitu tapi ...” Arlo menggaruk kepalanya sendiri. “Oke, kali ini tidak ada pilihan lain jadi aku bolehkan. Besok-besok kalau tidak ada kepentingan, Cyra gak boleh naik motor. Bahaya buat bayi kalau naik motor,” sambung Arlo. Ema memutar matanya malas, “Kamu pikir cuma kamu saja yang terpaksa?” Ema bersiap naik ke atas motor dengan sistem transmisi otomatis itu. “Cyra aman? Apa dia nyaman?” tanya Arlo lagi. “Sudah aman.