Kata-kata yang diucapkan Dava semalam terus berputar di otaknya. Siska tak menyangka, alasan Dava menikahinya hanya karena dirinya yang tak menyukai pria tampan bertubuh kekar itu. Tepukan di bahu membuat lamunan Siska buyar. Ia lalu menoleh ke belakang dan melihat siapa yang mengagetkannya itu. “Ngapain kamu disini sendirian? Aku kira kamu sudah pulang.” Dita lalu mendudukkan tubuhnya di samping Siska. “Aku lagi malas balik ke apartemen.” Siska terlihat sama sekali tak bersemangat. “Kamu ada masalah?” “Dit ....” Siska menghentikan ucapannya, hingga membuat Dita penasaran. “Apa ada? Kamu mau cerita apa sama aku?” tanya sahabat Siska itu dengan dahi mengernyit. “Gak ada.” Siska lalu beranjak dari duduknya. “Mau jalan gak?” ajaknya kemudian. Dita ikutan beranjak dari duduknya. “Kema