Intim!

1562 Kata
Maaf sebelumnya ini bab cukup sensitif yaitu hubungan intim menurut Islam!  21+++! Sekali lagi maafkan Rose buat chap dewasa di Story ini.  ❤❤❤❤ Azzam dan Khumaira melakukan ritual sebelum melakukan sengama. Dari Azzam yang menyentuh ubun-ubun Khumaira sembari berdoa, bersiwak atau sikat gigi Lalu Shalat dua rakaat. Bercanda sembari menikmati minum air s**u dengan gelas sama. Kini inti dari semuanya. Azzam mendekat ke arah Khumaira. "Dek, boleh Mas membuka hijabmu?" tanya Azzam terdengar halus. Khumaira mengaguk, "Bukalah, Mas." Azzam melepas hijab syar'i Istrinya. Dan dia melihat mahkota Istrinya tanpa penghalang. Rambut panjang itu masih ter sanggul sempurna. Khumaira menunduk menyembunyikan wajahnya yang merona parah. Hingga dia merasakan sanggul rambutnya lepas dan ikat rambut juga lepas. Kini mahkota hitam arang sepantat terurai sempurna. Azzam terkesiap menatap Khumaira yang sangat cantik. Rambut lurus nan halus membuat dirinya ingin menyesap baunya. Ia membawa helai rambut Khumaira di depan hidung guna menghirup dalam. Khumaira tidak sanggup menatap wajah Azzam sekarang. Dia sangat malu dan berdebar kuat. Hingga sebuah jari kokoh mengangkat dagunya. "Dik," panggil Azzam bernada serak basah. "I-iya Mas," lirih Khumaira masih betah memejamkan mata. Azzam mengusap pipi gembul Khumaira lembut lalu mendekat untuk mengecup pipi kemerahan sang Istri. Khumaira membuka mata tatkala Azzam mengecup mesra pipinya. Wajahnya tambah merona akan situasi ini. Dia sangat gugup karena jarak mereka begitu dekat tidak lebih dari 10 senti. Azzam tersenyum menerima respons malu Istrinya. Dia menyelipkan helaan rambut di belakang telinga Khumaira. "Apa bisa kita mulai, Dek?" tanya Azzam terdengar mendayu. Khumaira mendongak menatap mata Hazel Azzam. Dia dengan berani mengalungkan tangan di leher kokoh, Suaminya. "Sentuh aku, Mas. Miliki aku tanpa ragu!" bisik Khumaira lembut. Azzam balik merengkuh pinggul Khumaira posesif. "Mas, sangat senang, Dek." Azzam menyelipkan tangan di bawah bahu dan lutut Khumaira lalu menggendong sang Istri menuju ranjang. Khumaira hanya bisa diam dengan jantung dan pikiran terus tertuju pada, Azzam. Ia merasakan tubuhnya sudah terbaring di kasur begitu pun dengan Azzam yang ada di atasnya. Azzam membelai wajah berseri Khumaira yang sangat cantik nan manis. Dia menunduk untuk mengecup kening Istrinya. "Dek," ucap Azzam terdengar mendayu merdu. "Iya, Mas," sahut Khumaira dengan suara serak dengan mata sayu. Tangannya masih bertengger manis di leher kokoh Azzam. "Apa kita bisa mulai, Dek?" tanya Azzam lembut. "Lakukan, Mas. Miliki aku, sentuh aku dan puaskan hasrat Mas padaku," tutur Khumaira. Azzam tersenyum tulus mendengar perkataan Khumaira lalu berkata lembut, "Kita doa dulu, Dek." "Bismillah Allahuma Jannibis Syaithan Wa Jannibis Syaithan Ma Rozaqtana, dengan menyebut nama Allah, ya Alllah, jauhkan setan dari saya dan jauhkan dia dari apa yang Engkau Rizkikan kepada kami (anak keturunan)." doa Azzam dan Khumaira. Azzam dan Khumaira saling melempar senyum manis. Perlahan tapi pasti bibir mereka saling menyatu untuk pertama kali. Hanya kecupan ringan namun perlahan menjadi panas. Azzam menekan tengkuk Khumaira dalam. Bibir mereka semakin leluasa menginvasi mulut masing-masing. Khumaira mendesah ringan tatkala lidah Azzam bergerilya di rongga mulutnya. Tangannya tak kuasa untuk meremas rambut lebat Suaminya. Tangan Azzam perlahan melepas kancing kebaya pengantin yang di gunakan Khumaira. Setelah lepas ia buang entah ke mana. Dia meneguk saliva sendiri tatkala melihat kemolekan tubuh Istrinya di balik kaus ketat lengan panjang. Dengan rok kebaya menjuntai indah sampai mata kaki. Khumaira berpaling muka karena sangat malu di tatap begitu intens oleh Suaminya. "Apa Mas boleh membuka semuanya, Dek?" Azzam begitu lembut selalu bertanya agar sang Istri merasa nyaman. Khumaira mengaguk malu-malu akan jawabannya. Dia merasakan tangan Azzam mulai mengangkat kausnya dan ia semakin menyengit dalam. Sungguh hawa dingin menyelimuti tatkala kaus putih sudah lepas dan kembali malu saat roknya juga terlepas. Kini pakaian yang melekat hanya Bra dan celana dalam. Azzam menahan gejolak jiwa menatap tubuh sintal Istrinya yang begitu menggairahkan. Dia membelai pipi Khumaira lembut. "Adek boleh melepas pakaian, Mas," bisik Azzam. Khumaira membuka mata mendengar perkataan Azzam. Dia sangat malu sekarang namun ini kewajiban sebagai istri. Perlahan tapi pasti jemari lentik itu membuka kancing kemeja putih lengan panjang, Suaminya. Dia menahan napas saat menatap tubuh proporsional Azzam. Dada bidang, perut six pack yang sangat sempurna membingkai tubuh kekar Suaminya. Dia merona akan situasi ini hingga saat membuka celana bahan, Khumaira begitu deg-deg kan. Mereka terlihat hanya mengenakan dalaman menutup area privasi. Khumaira masih duduk sembari menatap Azzam. Wajahnya bersemu merah akan situasi ini. Begitu pun Azzam sedari tadi menatap p******a Khumaira yang naik turun. Dia menatap Istrinya dalam dan tangannya kembali mengusap pipi gembul sang Istri. Belaian lembut, sentuhan lembut, cumbuan lembut dan kenikmatan lembut Azzam berikan pada tubuh Khumaira. "Ah, Mas," desah Khumaira erotis karena Azzam mengulum telinga serta memanjakan tubuh atasnya. Usapan sensual terus ia rasakan di perut ratanya. "Ah, Mas uh akh," desah Khumaira terdengar mendayu merdu. "Sebut nama, Mas, Dek!" perintah Azzam. "Mas Azzam ... ah ....!" Azzam merasa tersengat merasakan kelembutan kulit Khumaira putih bersih. Dia ingin melihat tubuh polos Istrinya tanpa penghalang. Menatap saja bisa ia bayangkan betapa menggiurkan tubuh sintal Khumaira. Khumaira menunduk dalam menyembunyikan wajahnya yang merona. Bibir tebal nan menggoda iman itu membuat Azzam kembali mengecup mesra. "Um ... Mas Azzam akh ...." desahan erotis itu mengalun indah di bibir Khumaira. Azzam membelai lembut wajah Khumaira, sedangkan tangannya meraba tubuh atas Istrinya. Jemari kekar itu memberikan rangsangan pada punggung dan perut rata sang Istri. Khumaira menggerakkan kakinya karena tidak tahan dengan sensasi baru. Hingga dia merasakan pengait Bra terbuka dan buah dadanya terpampang sempurna. Azzam meneguk saliva dengan pelan. Gairahnya memuncak melihat p******a besar Khumaira menjulang sempurna. p****g warna pink itu membuatnya ingin mengemut. Khumaira malu tapi di Kitab menganjurkan untuk membiarkan Suami menatap tubuh pasangan sepuasnya. Matanya terpejam dengan tangan meremet seprai. Azzam memutuskan untuk melepas semunya dan kini mereka polos tanpa busana. Khumaira menunduk dalam menyembunyikan wajahnya yang merona parah. Azzam paham perlahan dia menekuk kaki Khumaira dan membukanya sedikit lebar. Dan sekarang terpampang surga dunianya yang sangat indah. Khumaira merasakan Azzam kembali menindihnya lalu tangan besar nan kekar itu mengusap sayang pipi gembulnya. "Dek, Mas mencintaimu," aku Azzam. Dia tersenyum tulus menatap Istrinya penuh sayang. "Mas, Adek juga mencintaimu," balas Khumaira lembut. "Kita mulai dari sini, Mas Insya Allah akan menjadi Imam dan calon Ayah yang baik untuk anak kita kelak. Dek, apa kita tunda momongan dulu dan menunggu Adek wisuda?" tutur Azzam lembut penuh kasih sayang. Khumaira menangis haru mendengar perkataan Azzam. Sungguh ia beruntung mendapatkan Suami sebaik Azzam. "Adek juga Insya Allah akan menjadi makmum dan calon Ibu yang baik. Biarkan aku hamil Mas, izinkan aku mengandung anakmu. Aku tidak apa mengandung sembari kuliah, lagian ada Mas yang selalu menjaga, Adek," papar Khumaira penuh keyakinan. Tubuhnya ia rapatkan pada tubuh kokoh Azzam. Azzam tersenyum tulus mendengar perkataan Khumaira. "Mas Sangat senang mendengar itu, Dek," ujar Azzam sembari tersenyum tulus. Khumaira balas tersenyum tulus lalu dengan malu-malu mencium bibir Azzam. "Mas, uh ...." lenguh Khumaira merasakan ciuman panas dan pijatan eksotis Azzam. Tangan Azzam bergerilya mengusap p******a montok Khumaira. Dia perlahan meremas dan memainkan buah yang akan menjadi kesukaannya. "Uh, Mas Azzam ahhh ...." racau Khumaira tidak tahan. Dia merasa basah di daerah selatan-Nya. Azzam tersenyum manis merasakan precum itu keluar. Tangannya pindah ke pusat Istrinya. "Uh, Mas ahnn ...." "Dek, Mas menginginkan, Adek," gumam Azzam di sela mari memberikan ciuman, jilatan, gigitan dan emutan di leher jenjang gadisnya. Perlahan lidahnya menjilat p****g mengeras Khumaira lalu mengemut bak bayi. "Ugh ah oh akh ... Mas Azzam ahnn, aku ah ....!" Khumaira tidak kuat. Dia menekan kepala Azzam agar memberikan kenikmatan lebih. *** "Dek, ini akan terasa lebih sakit. Gigit bahu atau cakar punggung, Mas. Mas sangat mencintai, Adek," tutur Azzam lembut. "Mas cukup kurengkuh tubuhmu dan berikan Adek kelembutan maka kesakitan akan kuterima. Adek juga sangat mencintai, Mas!" papar Khumaira penuh perasaan. Azzam tersenyum menerima respons Khumaira perlahan tapi pasti dia memasukkan Mr P nya. Dia menggigit bibir tatkala merasa di remas kuat. Khumaira mendesah ngilu saat benda asing memasukinya. Dengan erat ia merengkuh Azzam. Azzam memagut kembali bibir kissable Istrinya dengan lembut. Dengan keyakinan satu hentakan selaput dara itu robek. Khumaira menggigit bibir Azzam erat. Pelukan itu mengerat karena merasa sakit luar biasa pada area selatan-Nya. Air mata mengalir deras membanjiri pipinya. Azzam mengecup seluru wajah cantik Khumaira dan memberikan usapan lembut pada tubuh Istrinya. Cukup lama mereka berciuman dan mengusap tubuh masing-masing. "Umh, Mas bergeraklah," ujar Khumaira lembut. Azzam tersenyum tulus mendengar ucapan Khumaira. Ia perlahan menggerakkan miliknya dengan irama sensual. Perlahan pelan dan lama-lama sedikit cepat hingga kontrol tidak ada. Hanya ada desahan erotis menggema di kamar, walau desahan tidak keras namun membangkitkan gairah. "Ah, Mas ahhh oh ahnn ....!" desah Khumaira tidak karuan. "Dek, ughh sempit ... Mas menyukai ini," desah Azzam dengan gerakan lebih cepat. "Mas Adek mau keluar, akh oh Mas ahhh .....!!!" seru Khumaira tidak kuat. "Bersama, Dek," ucap Azzam. Dengan beberapa kali tusukan akhirnya o*****e ke sekian kalinya membuncah deras. Khumaira merasakan rahimnya terisi penuh oleh s****a Azzam. "Allahuma Aj'al Nuthfatna Dzurriyyatana Thayyiba. ( Ya Alllah, semoga s****a yang kami keluarkan bisa menghasilkan keturunan yang baik.)," doa mereka tulus dari hati. Doa ini di baca setelah mengeluarkan a******i atau s****a. Azzam ambruk di atas tubuh molek Istrinya. Wanitanya sangat cantik saat ini. Bibir tipisnya mengecup sayang kening Khumaira lembut. "Alhamdulillahilladzi Khalaqa Minal Maa I Basyaraa, (Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan a******i ini menjadi keturunan.)," doa mereka setelah selesai melakukan hubungan intim. Napas mereka memburu gara-gara kegiatan panas barusan. Jika ingin mengulang hubungan badan di anjurkan wudhu, namun bagusnya untuk mandi besar terlebih dahulu. Terima kasih. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN