bc

When?

book_age16+
1.9K
IKUTI
16.9K
BACA
drama
sweet
like
intro-logo
Uraian

Maybe fall for you isn't a good choice

Kata orang cinta itu bulshit.

Kata orang cinta itu hanya omong kosong,

Tapi memang benar, cinta itu memang omong kosong, bahkan bagi Sylena Hermawan ini adalah benar-benar omong kosong, dan buang-buang waktu.

Ia bahkan rela menjadi orang bodoh hanya karena Sandy Adiatma, laki-laki yang tak sengaja ia panggil dengan sebutan 'tampan,' ia bahkan rela mengabdi dengan Sandy, pokoknya benar, namanya cinta itu bodoh, sialan, buang-buang waktu, dan omong kosong.

Ini kisah Sylena Hermawan yang tidak percaya akan cinta tapi sialnya Sandy, laki-laki itu dengan sengaja memperkenalkan Sylena dengan yang namanya cinta.

Ini kisah cinta Sylena, yang benar-benar membuat Sylena ingin terlahir menjadi perempuan baru, yang selamanya tak mau mengenal cinta.

cover by: Lala

chap-preview
Pratinjau gratis
1. Games
Jika cinta Pernah membuatmu bahagia, lantas kenapa kamu tidak siap untuk terluka karena cinta, juga?             Terik matahari siang, membakar kulit putih Sylena,  perempun kelas sebelas Sekolah Menengah Atas itu, ia menyipitkan mata saat cahaya matahari menusuk matanya, kepalanya ia arahkan ke kanan dan ke kiri, mengawasi beberapa siswa kelas sepuluh yang berhambur menuju ke depan podium di halaman sekolah mereka, ia pun ikut berlali menuju depan podium untuk mendengarkan ceramah panjang dari salah satu guru di sekolahnya.             "Baik para murid semua, karena hari ini kita memasuki hari pertama bersekolah, maka kita akan mengadakan lomba, untuk pemanasan saat kita menyambut hari-hari yang akan datang," seru Pak Akmal guru Olahraga yang berkumis hitam itu.             Para siswa yang mendengar itu pun langsung melongo, tidak percaya, ini tahun ajaran baru, kenapa ada lomba? Dari Sekolah Menengah Pertama, kita sudah tahu, bahwa lomba atau class meeting itu diadakan saat selesai ujian kenaikan kelas, tapi ini kenapa ada saat memasuki ajaran baru? Sungguh aneh rasanya.             Sylena menyinggukan senyum saat mendengar apa yang keluar dari pengeras suara itu, akhirnya ada penundaan untuk bertemu dengan pelajaran matimatian, atau yang biasanya orang lain sebuh sebagai matematika, benar, Sylena memang wanita yang cantik dan ahli dalam beberapa mata pelajaran tapi tidak dengan matematika, ia membenci matematika seperti membenci barisan mantannnya yang kurang ajar.             Lagi, sekali lagi Sylena menyunggingkan senyum saat bertatap mata dengan Andrean, kakak kelasnya, yang sebulan terakhir ini baru menyandang gelar, pacar baru Sylena. Senyum Sylena pun masih menggembang saat mendengar intruksi dari kakak kelasnya, untuk lomba yang akan di laksanakan beberapa menit lagi.             "Permainanya adalah, memindahkan donat dengan pensil, yaitu dengan cara setiap siswa maupun siswi menggigit pensil, lalu dari lubang donat itulah pensil dimasukan, dan berpindah dari teman paling belakang, ke teman yang di depan, kelas siapa yang paling cepat memindahkan donat ke teman yang paling depan, maka kelas itu pemenangnya dan akan mendapatkan hadiah."             Sandy, laki-laki dengan paras di atas standar itu membelalakkan matanya saat menghadap ke arah belakang, di sana ada Sylena, yang menjadi penghubung dari barisan perempuan ke barisan laki-laki, sedangkan Sylena tersenyum puas, tersenyum girang karena di depannya itu adalah Sandy, iya Sandy, laki-laki yang selama ini ia inginkan, tapi masih belum bisa digapainya, mungkin usaha Sylena mendekati Sandy selama ini masih kurang maksimal.             Sylena memajukan langkahnya lalu berjingjit sedikit hingga posisi mulutnya berada di samping telinganya Sandy. "Jangan jauh-jauh ya, nanti donatnya nggak berhasil mendarat di pensil lo," ucap Sylena yang sukses membuat Sandy berbalik lalu menatap Sylena dengan tatapan yang terang-terangan tidak suka, Sylena pun hanya diam lalu memalingkan wajahnya dari Sandy. Ia takut Sandy mampu melihat senyumnya, senyumnya yang tak bisa tertahankan lagi karena terlalu senang di depannya ada Sandy.             "Permainanya akan dimulai, kalian berbaris dengan rapi lalu duduk," ucap salah satu anggota OSIS yang membantu mengarahkan permainan itu.             Sylena dan siswa-siswi yang lain pun mulai berbaris terartur sesuai kelas, lalu duduk di lapangan, mereka benar-benar melupakan kondisi lapangan yang di beberapa tempat terlihat kotor, mereka terlalu bersemangat untuk memulai permainan yang agak aneh ini.             Sylena sudah mendapatkan donat yang tersangkut di pensil yang digigitnya, Sylena pun langsung menatap Sandy agar lebih mendekat kearahnya, ia meraih pundak Sandy untuk berpegangan, Sylena juga mencuri waktu untuk menatap bola mata Sandy, bola mata dengan warna coklat yang menggangumkan tapi sewaktu-waktu bisa membuatnya merasa terbunuh mengingat perasaanya selalu bertambah saat menatap mata itu.             Setelah, memindahkan donat dari mulutnya ke mulut Sandy, Sylena dengan sigap berdiri dan melihat laki-laki itu memindahkan ke teman di depannya, hingga ke temennya yang paling depan lagi. Sylena berteriak kesenangan saat mendengar bahwa kelasnya lah yang menjadi kelas tercepat, dalam permainan ini.             Sandy tersentak kaget saat mendengar teriakan Sylena yang heboh, ia pun memalingkan wajahnya menemui perempuan dengan suara cempreng itu, selepasnya Sandy pun langsung memalingkan mukanya lagi kearah depan, sedangkan Sylena langsung meninggalkan tempat itu, selepas mendapatkan pesan dari Andrean, bahwa ia sudah menunggunya di kantin.             Setibanya di kantin, Sylena langsung bisa mendapatkan di mana laki-laki itu berada, laki-laki yang sering disapa Andre, itu sudah menunggunya dengan satu kotak s**u coklat kesukaan Sylena yang berada di tangan kanannya, Sylena pun langsung ditarik Anfdre, menuju perpustakaan, lebih tepatnya belakang perpustakaan.             "Kenapa Kak?" tanya Sylena dengan menatap Andre  bingung. Sebelumnya Andre memang sudah mengatakan bahwa ia akan membicarakan sesuatu yang penting kepada Sylena.             "Gua pengen ngomong, serius," jawab Andre dan mendapatkan anggukan dari Sylena.             Andre sebelumnya, menarik napas, lalu menggaruk keningnya, sebelumnya ia memberikan s**u coklat yang sudah di belinya kepasa Sylena, Sylena pun dengan sigap mengambil itu.             "Gini Syle, gua pengen minta ma’af, anu gua nembak lo itu cuman buat permainan TOD, waktu itu gua kena Dare, dan harus nembak lo." Andre menjelaskan semuanya, semua yang benar terjadi, hingga ia bisa menyatakan perasaannya kepada Sylena, dan menjalin hubungan ini.             Sylena menatap Andre selama beberapa detik, kemudian ia mengangguk seolah tak terjadi apa-apa, "It's Okay Kak, aku enggak masalah, mau putus?" tanya Sylena santai.             Andre terdiam, ia memandang Sylena, memandang perempuan yang sudah ia kenal kurang lebih enam bulan itu, ia mencari-cari kebohongan yang berada di mata Sylena, kebohongan bahwa ia tidak apa-apa. Tapi tidak, yang ia cari sama sekali tidak ada di sana, tatapan Sylena masih seperti biasanya, apakah perempuan ini benar-benar tidak kenapa-kenapa?             Tanpa aba-aba Andre menarik tangan kiri Sylena, menggamnya dengan erat. "Syle, gua beneran minta ma’af, kita masih bisa tetap jadi temen kok," kata Andre tulus.             Andre memang salah satu lelaki jajaran mos wanted di Sekolah ini, ia juga sudah tiga kali menembak adek kelas hanya karena permainan ToD sialan yang sering ia dan teman-temannya mainkan, Sylena lah orang yang ketiga itu, tapi dua mantan Andre sebelumnya, menangis dan memberontak kepada Andre saat Andre membicarakan kenyataan yang sesungguhnya, tapi tidak dengan Sylena, Sylena malah mengatakan ia tidak apa-apa, sungguh hati perempuan ini terbuat dari apa hingga bisa semain-main ini dengan perasaan?             Sylena tertawa pelan, ia menggeleng, "Ngak papa Kak, Kakak santai aja, aku ngak papa kok, iya kak kita bakal tetap jadi teman, kalo KakaK kangen bisa datang ke rumahku ya kak," tawa Sylena pecah, dan membuat Andre geleng-geleng kepala.             "Ada lagi ngak Kak? aku pengen ke kelas nih," tanya Sylena sambil menarik pelan tangannya dari genggaman Andre yang tak mengeluarkan suara lagi.             "Tetap mau pulang bareng gua ya? Gua bakal tetap jadi tukan ojek lo," Kata Andre lagi, memang, setelah menjadi pacar Sylena, Andre selalu mengantar jemputnya, awalnya Andre merasa keberatan atas kemauan Sylena yang minta antar jemput itu, tapi entah kenapa, setelah waktu berjalan Andre malah terlalu bersemangat dengan kegiatannya itu.             Sylena sekali lagi tertawa, tidak ada raut kesedihan atau kekecewaan yang di erlihatkannya kepada Andre, karena memang selama ini Sylena tidak ada punya perasaan kepada laki-laki itu, sebenarnya ia juga lelah berpura-pura di depan laki-laki itu, "Iya Kak mau lah, kan gratis, yaudah ya Kak, aku ke kelas," pamit Sylena yang diangguki oleh Andre.             Ini, ini yang Sylena benci dari kebanyakan laki-laki, hanya mempermainkan perepuan saja, mempermainkan perasaan perempuan yang ia dekati. Syukur-syukur Sylena bukan perempuan yang jenis itu, perempuan yang hanya dikirimkan pesan singkat saja, langsung baper, perempuan yang hanya diajak pulang bersama saja langsung berkhayalan tinggi, jadi sebenarnya bukan terlalu salah laki-laki, tapi karena kebanyakan perempuan juga terlalu membawa perasaanya. Dasar generasi baperan.             "Dasar b******k," desis Sylena pelan sambil menuju kelasnya. Terima kasih sudah membaca, salam kenal, semoga suka dengan cerita ini.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

CUTE PUMPKIN & THE BADBOY ( INDONESIA )

read
113.9K
bc

Long Road

read
129.3K
bc

Kujaga Takdirku (Bahasa Indonesia)

read
76.9K
bc

Suddenly in Love (Bahasa Indonesia)

read
76.6K
bc

DIA UNTUK KAMU

read
37.4K
bc

Wedding Organizer

read
48.0K
bc

Crazy In Love "As Told By Nino"

read
280.6K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook