BAB XVI

1060 Kata
“Sekarang? Kita ngapain?” tanya Vano dengan menguap ngantuk. Ia sebenarnya bingung dengan temannya itu yang menyuruh kumpul pukul 5 pagi, entah apa tujuannya tapi yang pasti ini sedikit meresahkan pikirnya. “Entahlah, aku heran kenapa Lia tidak telat. Tetapi sekarang yang telat malah Archel, dia kenapa telat sih? Tidak biasanya.” Tania berujar dan melihat jam sedari tadi seakan khawatir akan suatu hal. “Kenapa kau seperti orang khawatir begitu?” tanya Billy yang sedang menulis sesuatu dan melirik Tania yang gelisah. “Apa kalian tidak merasakan keanehan? Mana mungkin orang seperti Archel telat selama ini?” jawab Tania seakan ia ingin pergi dan memeriksa sendiri. Perasaannya sekarang ini sangat tidak baik, seperti ada yang aneh. “Tapi benar juga, tidak mungkin Archel telat selama ini. Apa kita coba periksa saja?” usul Delvin dan memperbaiki duduknya seakan ia siap untuk mengecek Archel ke rumahnya. “Sebaiknya kita tunggu dahulu selama sepuluh menit, jika ia masih tidak muncul juga, berarti emang ada hal yang tidak beres sekarang ini,” timpal Lia memberikan saran. “Baiklah,” ucap Tania. “Apa kalian tau tentang kekacauan kemarin malam yang ada di sekitar minimarket bagian barat? Dengan Gouaca? Katanya ada manusia yang seperti zombie tiba-tiba menggigit salah satu dari mereka di tempat itu dan kemudian tiba-tiba ada tiga orang yang datang dan membawa seseorang yang menggigi itu lalu pergi. Mereka juga berkata tentang bedan hitam seperti portal, apa ini tidak aneh?” Billy meminta pendapat teman-temannya itu akan ceritanya. “Sudah jelas sekali itu bangsa Cordict,” celetuk Vano. “Jejaknya bagaimana? Apa ketemu?” tanya Tania. “Tidak mungkin, pengawas keamanan yang ada tidak akan paham masalah tentang portal, jadi sepertinya kita harus mengecek kesana. Delvin dan Lia nanti cek kondisi korban yang tergigit, sedangkan yang lainnya cek ke lokasi. Sebelum itu semua, sepertinya kita emang harus mengecek kondisi Archel di rumahnya,” ujar Billy. “Baiklah, mari kita langsung saja ke rumah Archel. Kalian jangan bertanya dahulu tentang portal ini, nanti akan kujelaskan kalau waktunya sudah tepat,” ucap Lia. Ia berdiri dan kemudian membuka portal yang langsung menjuku ke rumah Archel. *** “Vian! Jangan merusak, kita hanya ingin berbicara baik-baik dengan mereka,” ucap Selvi dengan tegas dan langsung menarik tangan Vian yang ingin menyerang Archel dan keluarganya yang berada di depan. “Jadi? Kalian mencari teman kalian? Dia sudah tidak ada disini, apa kalian tidak menemukannya?” tanya Archel kepada empat bangsa Cordict yang ada di depannya dan menyunggingkan senyum manisnya. “Sepertinya dia sudah berada di pusat,” jawab Driad dan memandang ketiga orang di depannya itu dengan datar dan tidak bisa ditebak. “Terus apa urusan dan kedatangan kalian kesini? Mau menculik aku kan?” ungkap Archel dan memiringkan kepalanya seakan ia dapat menebak pikiran dari keempat bangsa Cordict di depannya. “Apa kalian mau berdamai?” tanya Driad langsung tanpa basa-basi, meskipun sebenarnya pertanyaannya itu terkesan egois. “Damai? Apa kalian lupa? Yang membuat keributan lebih awal itu berasal dari pihak kalian? Sudahlah, jangan egois. Akui saja, seharusnya kalau kalian sadar akan lebih baik kalian menyadarkan bangsa kalian lebih dahulu, baru berbicara denganku.” Axer dan Vallery hanya diam saja melihat Archel berdebat dengan bangsa Cordict, karena ini merupakan kesempatan mereka melihat kebijaksanaan anaknya, lagipula hanya Archel yang mengetahui lebih banyak hal tentang bangsa Cordict. “Baiklah, kami akui itu salah. Tetapi tujun kami kesini...” Selvi menghentikan perkataannya setelah ia menyadari dan mengetahui kenyataan bahwa ia tidak tau apa tujuannya kesini, ini semua merupakan perintah dari Driad. Ya, mereka semua mengikuti perintah Driad. “Tunggu sebentar...” lanjut Selvi dan mendekatkan wajahnya ke Driad, “Kau mau mempermalukan diri ya?” tanya Selvi dan melirik kesal rekan satunya itu. Sangat sulit ditebak dan terkadang aneh, meskipun semua keputusannya sangat bagus hasilnya, tetapi kali ini seperti sudah kelewat batas anehnya. “Kami berempat ingin mendiskusikan bagaimana caranya supaya bangsa kita bisa damai, bagaiman?” ucap Driad dan itu membuat Archel bereaksi aneh, ia terlihat snagat tidak yakin, apalagi orang yang bersama mereka salah satunya masih memiliki hawa napsu untuk memakan manusia. “Apa kau sungguh-sungguh berkata seperti itu?” sindir Archel dan melirik ke arah Vian yang masih belum dapat menetralkan napasnya karena terbuai dengan hawa napsu. “Apa kau meragukannya? Sebenarnya kami membawa dia untuk bekerja sama dengan kalian dan mencoba mencari jalan keluar untuk membuat bangsa seperti kami kehilangan hawa napsu untuk memakan manusia. “Sepertinya aku membutuhkan bukti bukan hanya sekedar omongan,” jawab Archel. Archel menoleh ke arah belakang dan menatap Axer serta Vallery, “Ayah dan Ibu masuk saja ke dalam, biar Archel selesaikan ini dengan cepat,” ucapnya dengan tersenyum. Axer dan Vallery hanya menuruti keinginan anaknya itu dan masuk ke dalam rumah. Karena mereka berdua emang sedang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Mengurus hal seperti yang terjadi sekarang emang bukan waktu yang tepat, tetapi Archel sepertinya dapat melakukan itu untuk mewakilkan mereka berdua. Setelah kedua orang tuanya itu menghilang dari hadapannya, Archel kembali melihat keempat bangsa Cordict itu dengan tatapan datanya. “Aku akan memberi kalian waktu untuk membuktikan ucapan kalian selama seminggu, dan sekarang sebaiknya kalian balik ke tempat asal kalian. Akan sangat banyak kerjaan jika kalian memaksa dengan tidak manusiawi nantinya.” Archel memperhatikan bangsa Cordict yang sedang berdiskusi di depannya dan tidak lama mereka menyudahi diskusi singkatnya dan balik melihat ke arah Archel, “Baiklah, kami pamit dahulu,” ujar William dan kemudian mereka pergi menggunakan portal yang secara tiba-tiba muncul di belakang mereka, lalu masuk dengan hanya berjalan mundur dengan cepat. Portal itu langsung menghilang dalam sekejap dan tidak berbekas. “Itu seperti teknologi yang dicuri Lia kemarin,” gumam Archel seraya menyipitkan matanya mengingat kejadian dimana ia dan Lia berbicara pada malam kemarin. *** “Hallo? Kalian ngapain?” tanya Archel yang tiba-tiba masuk dan menyapa Hexaint yang sedang terlihat membuka portal dan berada di depannya. “Ah... Apa kalian mencoba barang baru yang baru saja Lia curi dari bangsa Cordict?” lanjut Archel bertanya dengan melihat ke arah Lia seakan memaksa Lia untuk menceritakan yang terjadi pada dirinya kemarin sore. Semua yang ada disana juga langsung menatap Lia meminta penjelasannya dan menutup portal dengan cepat, “Ah baiklah! Aku akan menjelaskannya, kembali ke tempat kalian masing-masing!” perintah Lia seakan tidak nyaman dengan tatapan mereka dari dekat. Ia sangat sensitif dengan hal seperti itu, seakan ia sedang ditelanjangi oleh para Hexaint.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN