Ema Adriana merasa mencintai laki-laki yang salah. Pertemuannya di kediaman Cristopher membuat Ema perlahan mencintai laki-laki kejam bernama Aron. Seorang keturunan Cristopher yang sangat berbahaya. Bukan hanya sangat cerdas tapi Aron memiliki sesuatu yang salah dipikirannya hingga membuat Ema merasa jika ada sesutu yang salah dengan pribadi Aron. Apalagi tatapan Aron yang tajam membuatnya sangat ketakutan seolah Aron akan menyakitinya. Ketakutan itu membuat Ema selalu khawatir dan berusaha untuk menghindari Aron.
Aron Laki-laki tampan penuh pesona, yang siapapun jika melihatnya akan merasa jatuh hati pada pandangan pertama begitu juga dengan Ema yang pada awalnya terpedaya dengan ketampanan Aron. Aron adalah seorang dokter bedah yang handal dan juga seorang adik dari seorang mafia yang terkenal yaitu Evans Cristopher. Seseorang yang bahkan didalam mimpi pun Ema tidak berani memimpikannya.
Pertemuan mereka diawali dengan Ema yang terpaksa bekerja di keluarga Cristopher demi keluarganya. Ia menjadi asisten pribadi istri dari Evans Cristopher yaitu Ziva Andromeda. Ziva sangat baik padanya dan memperlakukan Ema seperti teman baiknya. Kehidupan Ema di keluarga Cristopher berjalan dengan baik, namun ketika anak kedua dari Brave Cristopher itu kembali ke Kediaman Cristopher, kehidupan tenang Ema menjadi hilang. Aron mengancurkan segala kenyamanan dan ketenangannya saat berada di Kediaman Cristopher.
Aron dengan pesonanya dan sikap pemaksanya selalu mendatanginya dan memaksanya untuk melakukan hal-hal yang awalnya membuat Ema ketakutan. Saat itu Aron hanya memintanya untuk tidur besama dan hanya tidur tanpa menyetuh. Bahkan Aron memintanya untuk membacakannya sebuah dongeng hingga ia terlelap. Tapi lama kelamaan sifat pemaksa Aron membuat Ema ketakutan. Aron mulai mengancam bahkan membawanya dengan paksa, membuat Ema akhirnya mengabaikan pekerjaan utamanya menjadi asisten pribadi Ziva. Ema yang digaji oleh Evans Cristopher merasa tidak enak karena telah mengabaikan pekerjaannya karena Aron dan ia akhirnya meminta Aron agar tidak mengganggunya disaat ia sedang bekerja. Tapi seorang Aron Cristopher tidak akan pernah mendengar permintaannya , ia bahkan akan diancam dibunuh atau akan diperlakukan kasar oleh Aron jika Ema tidak mengikuti keinginannya.
Aron bahkan mengurungnya disebuah rumah pribadi yang megah dan melakukan hubungan yang seharusnya tidak Ema lakukan bersama Aron. Hubungan yang membuat Ema merasa sedikit bahagia karena ternyata Aron tidak begitu kejam padanya. Aron bahkan berubah menjadi sedikit lembut dan penyayang, hingga membuat timbul rasa cinta di hati Ema. Tapi kedatangan seorang dokter wanita cantik yang mengaku kekasih Aron membuat Ema sadar dengan posisinya. Apalagi saat berita kematian keluarganya membuat hati Ema hancur. Ema mengira kematiaan keluargannya ada hubungannya dengan Aron. kecemburuan dan prasangka yang menduga-duga tentang kematian keluargannya membuat rasa cinta itu menjadi benci.
Aron mengajarkan Ema cara menembak dan bermain belati yang sebenarnya sangat dibenci Ema. Pernah Ema merasa ketakutan saat Aron memintanya untuk menembak seseorang atau jika tidak Aron yang akan menembaknya. Tentu saja Ema memilih untuk tidak menembak orang yang diminta Aron untuk ia tembak. Ema lebih memilih untuk mati dan di hukum oleh Aron dibandingkan ia harus membunuh orang dan membuatnya merasa bersalah seumur hidupnya. Ema ingin sekali bertanya kenapa sifat Aron begitu kejam dan tidak seperti Evans yang memiliki sisi lembut jika berhadapan dengan keluarganya. Tapi setiap kali Ema mencoba memberanikan dirinya untuk bertanya kepada Aron, lagi-lagi yang merasa ketakutan saat sorot mata dingin itu mulai menatapnya. Terkadang Ema merasa sangat menyayangi Aron tetapi terkadang ia membenci dirinya sendiri karena begitu bodoh jatuh cinta kepada laki-laki egois dan kejam seperti Aron.
Enam bulan hidup bersama Aron dengan perasaan terluka karena sifat dingin Aron yang tertutup membuat Ema mengerti jika Aron tidak memiliki perasaan cinta padanya. Cinta bertepuk sebelah tangan yang menyakitkan bagi Ema membuat Ema memutuskan untuk pergi dari hidup Aron. keputusan yang sangaat berat baginya kaarena ia harus bersembunyi dan benar-benar hilang dari kehidupan Aron. Ema tidak ingin Aron menemukannya karena jika Aro menemukannya mungkin Aron bahkan akan mengurungnya dari kehidupan luar seperti apa yang dilakukan Aron selama ini atau mungkin Aron akan segera membunuhnya mengingat sifat kejam yang Aron miliki.
Ema merencanakan semuanya dan mencoba lari dari Aron. Ia bahkan hapal dengan kebiasaan Aron dan membuatnya berencana menghilang dari dunia Aron dengan berpura-pura telah mati dan jatuh kedalam jurang agar Aron tidak mencarinya. Pelarian Ema berhasil dan ia bisa pergi dari hidup Aron saat Aron berada diluar negeri saat itu. rencana yang ia susun yaitu mengelabui para penjaga yang selama ini selalu mengawasinya. Ema bahkan selalu menghitung waktu pergantian para penjaga dan mendapatkan sela waktu dimana para penjaga itu lengah dan ia bisa melarikan diri dari rumah megah itu.
Setelah berhasil melarikan diri, Ema akhirnya memilih tinggal di sebuah negara tepatnya disebuah Desa terpencil dan Ia mengubah identasnya. Namun setelah dua minggu tinggal disana, Ema mendapatkan fakta jika saat itu ia telah mengandung. Mengandung anak dari seorang Aron Cristopher. Tidak ada kebencian atau kemarahannya saat ia mengetahui jika ia sedang berbadan dua. Ema tersenyum bahagia dan menganggap kehadiran anaknya adalah kebahagiaanya karena akhirnya ia akan memiliki keluarga.
Sembilan bulan ia mengandung buah hatinya dan akhirnya ia melahirkan putrinya dengan selamat. Ema memberi nama putrinya dengan nama Amora. Amora yang sangat mirip dengan Ayahnya dari pada dirinya. Amoranya yang cerdas dan cantik yang sama seperti Ayahnya. Amora yang membuatnya merindukan Aron laki-laki yang ia cintai. Ia tidak menyesal meninggalkan Aron karena ia menganggap Aron tidak akan menyukai putrinya. Aron bahkan mungkin membunuh Amora karena merasa Amora adalah beban bagi hidupnya. Anggapan Ema yang mungkin belum tentu benar, karena Ema tidak tahu jika Aron bahkan hampir gila mencari Ema kesegala penjuru dunia. fakta yang tidak diketahui Ema jika Aron sebenarnya sangat mencintainya.
Aron seakan gila dan tidak peduli dengan perintah Kakaknya yang memintanya untuk tinggal menetap dan bekerja untuknya seperti dulu. Aron memilih menyediri saat mengingat perempuan yang ia cintai tanpa sadar itu masuk kedalam ingatannya dan menganggu mimpi indahnya. Kehilangan Ema membuatnya sadar betapa Ema sangat penting dalam hidupnya. kemarahan Evan tidak membuat Aron menyerah untuk mencari keberadaan Ema. Aron bahkan pernah menganggap jika Evans yang membantu Emanya pergi dan keduanya terlibat perkelahian hingga Brave berhasil memisahkan keduanya dan memukul kedua anaknya itu sampai teriakan Arrabela menghentikan kemarahan Brave. Dengan hanya menatap foto Ema membuat Aron sedikit tenang. Ketika seseorang yang selalu bisa ia lihat pergi tanpa jejak, ketika itu pula Aron sadar betapa perempuan yang bernama Ema itu telah membawa hatinya.
****
Suara teriakan seorang bocah perempuan berumur lima tahun membuat Ema yang baru saja pulang dari rumah sakit tersenyum melihat putrinya. Ema mempercepat langkahnya dan segera memeluk Amora dengan erat. Tidak ada kebahagian baginya selain melihat putrinya tumbuh bersamanya
"Mama, Mora kangen" ucap Amora.
Ema tersenyum "Mama berhasil mendapatkan pekerjaan di kota nak. Jadi Mora bisa sekolah ditempat yang lebih bagus dari pada disini!" jelas Ema.
"Benarkah? Mora bisa lihat Mall yang besar Mama? Mora bisa jalan-jalan di es Mama?" tanya Mora mengerjapkan kedua matanya membuat Ema tersenyum dan menganggukkan kepalanya. sudah lama Amora ingin bermain ice skating seperti film barbie yang pernah ia tonton. Amora pernah mendengar jika ada tempat bermain ice skating di kota dari teman sekolahnya. ia ingin sekali pergi bersama Mama dan Papanya tapi ketika menghingat ia tidak pernah bertemu Papanya membuatnya bersedih. ia ingin sekali bertemu Papanya dan mengajak sang Papa agar menemaninya bermain ke Taman dan makan es krim bersama.
"Tentu saja sayang" ucap Ema memeluk Amora dengan erat.
"Apa Papa Mora ada disana Mama?" tanya Amora membuat Ema terdiam. Ia meneteskan air matanya dan segera menghapusnya dengan cepat agar putrinya itu tidak melihat air matanya. Ia tak ingin berjanji atau bahkan membohongi putrinya lagi tapi ia tidak bisa membuat putrinya itu bersedih jika mengatakan bahwa sang Papa pun tidak mengetahui jika Amora adalah anaknya.
"Papa Mora lagi kerja ditempat yang jauh nanti kalau Papa pulang pasti Papa akan bertemu dengan Mora!" jelas Ema. Ema menggigit bibirnya karena bertemu Aron lagi adalah mimpi baginya. mimpi buruk atau mimpi indah Ema sulit membedakanya karena ia membenci Aron sekaligus mencintai Aron.
"Iya Mama" ucap Mora.
Amora memiliki mata tajam seperti Aron dan pemikiran Amora sangat dewasa tidak seperti anak kecil seumurnya. Rambut hitamnya dikuncir keatas bahkan senyuman Amora sangat manis dan senyuman itu mirip dengan senyuman Ema. Sudah satu minggu Ema menitipkan Amora kepada temannya sesama perawat di desa ini. Ema memang telah tiga kali pindah selama lima tahun ini karena ia takut Aron menemukannya dan menyakiti dirinya dan juga Amora.
Mereka sampai di rumah kontrakannya, Ema menggandeng Amora dan segeraa membawa Amora masuk kedalam rumah mereka. rumah ini hanya memiliki satu kamar, rumah tengah dan dapur kecil dan kamar mandi yang berada didekat dapur. "Mama Mora lapar" ucap Mora.
Ema tersenyum "Mora mandi dan setelah mandi Mora bisa makan Ayam goreng buatan Mama!" bujuk Ema.
"Asyik" ucap Mora membuat Ema tanpa sadar meneteskan air matanya saat melihat punggung Mora melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.
Maafkan Mama nak mungkin jika kamu memiliki Papa kamu tidak akan menderita bersama Mama.
Amora kecil baru berumur lima tahun tapi Amora sudah bisa mandi sendiri dan juga sering membantunya mencuci piring. Ema sebenarnya tidak tega selalu meninggalkan Amora ketika ia bekerja namun ia harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan mereka. Bekerja sebagai perawat di rumah sakit kecil membuatnya harus berhemat karena gajinya kecil dan cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Namun saat ini Ema telah mendapatkan pekerjaan di kota dan gajinya cukup besar dan ia yakin ia bisa menyekolahkan Amora di sekolah yang bagus di kota nantinya. setelah Mandi Amora segera mendekati Ema. ia memakai piyamanya dan ia terlihat begitu lucu hingga membuat Ema tersenyum.
"Ternyata Moranya Mama sudah besar" ucap Ema menggendong Amora dan membawanya duduk dikursi makan. "Mandinya bersih nggak tadi?" tanya Ema.
"Bersih Ma" ucap Amora tersenyum, ia kemudian melihat makanan yang ada diatas meja. "Asyik ayam goreng" ucap Amora.
Ema tersenyum melihat putri kecilnya yang tanpa ia minta segera berdoa sebelum makan. Ia sangat beruntung memiliki Amora jika tidak, Ema akan hidup kesepian dan Amora yang saat ini menjadi alsannya untuk melanjutkan hidup.
"Ma, makan juga!" pinta Amora saat ia melihat Ema hanya melihatnya yang saat ini sedang menyatap makananya.
"Oke sayang" ucap Ema tersenyum.
Ema menyatap makananya dengan haru karena hari ini tepat hari dimana ia memutuskan untuk pergi dari Aron. sudah lima tahun tujuh bulan ia meninggalkan Aron tapi ia tetap saja mencintai laki-laki kejam itu. laki-laki yang memberikannya seorang putri cantik bernama Amora. Ema berjanji kepada dirinya sendiri ia akan memberikan yang terbaik untuk putrinya. Walapun ia tidak akan bisa mewujudkan keinginan Amora yang ingin bertemu Papa kandungnya.