Urusan Perut

1053 Kata
Perjalanan Archie kembali ke Kediri terasa begitu hambar. Tidak pernah terbesit sekali pun dalam pikirannya bahwa hal buruk ini akan terjadi. Seperti niat awalnya mengajak Freya ke sini sejak awal. Ia hanya ingin bersenang - senang. Tapi karena kesalahannya yang terlalu ceroboh, hal ini tidak bisa dihindarkan, dan bahkan sudah terjadi. Archie masih terus memikirkan di mana keberadaan Freya. Ia tidak ada bersama Athar. Lalu ia di mana? Apa ia sudah pulang ke Kediri? Apa menginap di rumah saudara atau temannya di Pare? Atau justru tela terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Yang jelas Archie benar - benar berharap Freya selamat, berada di tempat yang aman. Archie sangat berharap Freya tidak sedang bersama dengan Wardhana Dharma. Semoga saja. Archie berjanji pada dirinya sendiri. Jika Freya telah ditemukan dalam keadaan selamat nanti, ia akan memperlakukan gadis itu dengan jauh lebih baik. Archie akan menuruti apa pun kemauan gadis itu nanti. Asal mereka bisa berbaikan. Asal Freya bersedia untuk memaafkan Archie. Ponsel Archie berbunyi. Archie meraih ponsel itu di dashboard. Di layar terdapat nomor Adity. Archie pun segera mengangkat telepon itu. "Saya hari ini mulai dari mana, Pak? Langsung ke rumah Nona Freya, ayah ke tempat yang anda inginkan?" Adity bertanya di mana ia harus mulai bersama Freya, menjadi ajudan wanita itu seperti sedia kala. Ya, tentu saja karena Adity belum tahu tentang peristiwa hilangnya Freya. "Adity, saya ingin menyampaikan sesuatu. Freya hilang sejak semalam. Sampai sekarang saya belum tahu di mana dia. Dan sekarang saya dibantu pihak - pihak dalam ahlinya sedang berusaha mencari Freya. Adity, bisa kah saya minta tolong satu hal?" Adity butuh beberapa saat untuk menjawab. Pasti karena gadis itu terkejut dengan berita hilangnya Freya. Dan pasti Adity juga bertanya - tanya bagaimana Freya bila menghilang. Tapi tentu ia tidak enak menanyakan hal seperti pada Archie. Itu namanya lancang. "Minta tolong apa, Tuan Archie?" Adity akhirnya memberi respons. Archie pun segera menjawab. "Tolong kamu me rumah Freya. Tolong cek apakah Freya sudah pulang atau belum. Siapa tahu ternyata dia sudah pulang. Atur sedemikian rupa supaya tidak ada yang curiga. Saya percaya sama kamu, Adity." "Tapi, Pak ... bagaimana jika ternyata Nona Freya belum pulang? Orang tua Nona Freya pasti bertanya - tanya, kenapa saya datang. Sementara Nona Freya belum." "Jika ternyata Freya memang belum pulang, silakan kasih alasan, kamu harus mengambil sesuatu milik Freya. Sementara katakan bahwa Freya masih sama aku." "Baik lah kalau begitu Tuan Archie. Saya akan berusaha bersikap alami supaya tidak menimbulkan kecurigaan." "Iya, terima kasih, Adity. Tolong kabari saya segera apa pun informasi yang kamu dapat." "Baik, Pak." Archie kemudian segera memutuskan hubungan telepon secara sepihak. Ia lalu berusaha mengembalikan konsentrasi supaya ia bisa fokus menyetir dengan baik. *** Bel apartemen berbunyi. Freya yang sedang asyik menonton video di YouTube segera beranjak. Sesuai pesan dari Athar -- sekaligus sesuai dengan kebiasaannya sendiri -- wanita itu mengecek layar interkom terlebih dahulu. Di luar sana berdiri seorang lelaki muda, mengenai jaket warna hijau khas driver online. Freya pun segera membukakan pintu setelahnya. "Nona Freya?" Driver itu ingin memastikan bahwa si penerima sudah tepat sasaran. Freya segera mengangguk. "Iya, saya Freya." "Ada kiriman dari Pak Athar, Nona." Driver itu bersikap begitu ramah dan baik. Ia menyodorkan pesanan dari Athar untuk Freya. Freya mendelik saking terkejutnya. Ia pikir Athar hanya akan kirim sarapan. Tapi kalau terletak dalam beberapa kantung sekaligus, dan sebanyak ini kantungnya, bisa jadi Athar mengirim jatah sarapan Freya selama satu Minggu lamanya. Gila sekali. Freya sampai kebingungan menerima kantung - kantung itu dari sang driver. Memastikan semua kantung telah diterima oleh Freya, Driver itu nampak lega. Tapi ia merasa tak enak karena melihat Freya tampak kesulitan. "Nona, kalau tidak keberatan saya bisa bantu angkat." "Iya, iya, tolong. Tolong bantuin saya angkat ini semua ke dalam." Freya meringis menahan rangkulannya pada semua kantung supaya tidak jatuh meski hanya satu. Driver itu segera menolong Freya mengangkat sebagian kantung ke dalam apartmen. Memastikan semua kantung sudah terbawa ke dalam, Freya pun segera mengucap terima kasih pada sang Driver. Sang Driver pun nampak senang bisa membantu. Selesai dengan urusan per - driver - an, Freya segera menutup pintu dan menguncinya rapat - rapat dari dalam rumah. Freya kemudian berlari kecil menuju kantung - kantung di atas meja yang dikirimkan oleh Athar. Freya benar - benar penasaran. Kantung pertama yang Freya buka, berisi mie instan beberapa bungkus, serta bahan - bahan keperluan makan yang lain. Freya segera menata bahan - bahan makanan itu di rak kitchen set di dapur. Beberapa botol berisi saus sambal atau kecap, dan juga selai roti, Freya masukkan ke dalam kulkas. Selesai dengan itu semua, Freya kembali menuju ke meja tempat para kantung berada. Freya bingung ingin memilih yang mana dulu. Hingga ia memiliki kantung dengan bobot terberat. Setelah Freya buka, ternyata isinya adalah setrika, vacum cleaner, dan alat pencukur. Freya menyingkirkan barang - barang itu. Ia akan menata nanti, setelah selesai Unboxing semua box yang ada. Freya kini memilih kantung dengan tekstur paling empuk. Ternyata kantung itu berisi beberapa helai baju wanita. Freya begitu terharu karena Athar lagi - lagi begitu memperhatikannya. Meski baju - baju ini tidak bermerk dan tidak mahal seperti baju dari butik Jena yang waktu itu. Freya tetap sangat mengharapkan pemberian Athar ini. Freya segera membuka kantung - kantung lain dengan isi beragam. Kebanyakan adalah keperluan rumah yang memang belum sempat dipersiapkan oleh Athar. Hingga Freya tiba pada kantung dengan wangi paling menggoda. Itu dia yang Freya tunggu - tunggu sejak tadi. Kantung berisi sarapan untuknya. Mengingat Freya sudah ekstra lapar. Freya berlari menuju ke dapur untuk mengambil piring dan cuci tangan. Selesai, ia segera berlari kembali menuju tempat semua. Ia mengeluarkan kotak - kotak dari dalam kantung itu. Kotak pertama berisi nasi yang cukup banyak. Kotak kedua berisi sambal dan lalapan. Freya pikir, ini adalah bebek goreng lagi seperti kemarin. Ternyata isinya adalah ... jeroan sapi goreng. Mata Freya pun berbinar - binar. Melihat deretan paru - paru, hati, limpa, babat, dan pastinya usus sapi goreng yang begitu menggoda selera. Astaga ... Athar benar - benar tahu bagaimana cara menjamu tamunya dengan sepenuh hati. Freya benar - benar terkesan. Freya pikir tadi porsi nasi ini kebanyakan. Tapi setelah tahu lauknya apa, Freya jadi semangat dan yakin bisa menghabiskan semuanya nanti. Masih ada beberapa sisa kantung yang lain. Tapi Freya akan membuka itu semua nanti saja. Sekarang yang terpenting adalah urusan perut terlebih dahulu. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN