Hutan Bolina

1660 Kata
Mereka sudah berada di tengah-tengah hutan, tanpa adanya penerangan, para prajurit pilihan bersiap dari segala upaya, agar tidak membuat suatu kebisingan yang dapat dicurigai oleh beberapa kelompok penjahat yang mungkin sedang mengintai, mereka dengan senjata yang sudah siap menembak, memperhatikan setiap gerakan dan pepohonan selangkah demi selangkah, Will dan 10 prajurit lainnya sangat berhati-hati sekali dengan langkah, mereka harus tetap waspada, jika nanti akan menemui suatu jebakan yang memang sengaja dipasangkan oleh para penjahat. Mereka terus berjalan menyusuri di antara pepohonan, semakin lama semakin mereka mendekat. Kini mereka berada di tengah-tengah hutan, belum tampak Dimanakah letak dari gedung bolina, will berpikir dalam perjalanannya, sesederhana itukah hanya membunuh, dan menangkap bos mafia yang bernama Jon Snow, dia yakin pasti ada sesuatu dibalik semua itu, namun Keyakinan itu tertepis dengan dia sangat geram membayangkan video yang ditonton saat Jon Snow menembak kepala pasukan khusus. Semua pasukan mendadak berhenti sesaat, mereka mengistirahatkan diri, hanya tetap menunggu, bukan berarti mereka harus mencari. tidak ada perapian, yang ada hanya kegelapan, dan suara bising binatang malam yang menemani, mereka mengobrol sejenak, dan pasti saling bertanda tanya, akan Berapa lamakah mereka sampai di bolina. Semua Prajurit merasakan sesuatu yang aneh, hingga mereka saling berbicara sendiri, semilir angin dingin pun tak dapat di elak kan menusuk hingga ke tulang, tapi mereka semua tetap fokus, dan tidak ingin membahas suatu keanehan misi di antara masing-masing, dan menurut mereka misi ini sungguh sangat tidak lengkap, maka mereka memutuskan untuk tertidur sesaat. Di pagi hari matahari sudah menampakkan sinarnya, mereka sama sekali tidak tertidur, para pasukan kembali berjalan menyusuri hutan yang terlihat semua bertabur dedaunan kering dan semak belukar. mereka terus berjalan perlahan, hingga mereka sampai di arah di mana titik yang dituju, yaitu sebuah tebing dan tidak ada bebatuan. Dari atas tebing mereka mengendap-endap dan ingin melihat ada Apakah di balik tebing, kini para prajurit berhenti, mereka berada diatas ketinggian, samar - samar para prajurit mulai mengintai dan meneropong, dan ternyata jelas, pergerakan lalu-lalang mobil pengangkut bahan tambang ke arah timur, dan bukan hanya satu melainkan sangat banyak, mobil-mobil itu datang dan pergi mereka masih mengawasi dan menunggu, saling berpikir. Bagaimanakah caranya masuk untuk dapat menyerang dan menghabisi semua penjahat yang ada. K Segera menghubungi seseorang lewat radio, ia menunjukkan lokasi Di mana mereka berada sekarang dengan markas Pusat, dan yang lainnya bersiap, meneropong dengan senjata. Will sedari tadi memperhatikan dengan teropong, dia melihat beberapa mobil raksasa yang sedang mengangkut hasil tambang yang berupa perak murni, dan mereka semua tahu, kalau mereka sekarang berada di pusat pertambangan perak ilegal yang dipimpin oleh bos mafia bernama John Snow. Lihat bung, kita tidak dijelaskan tentang hal ini, kita hanya dijelaskan misi menghancurkan gedung itu, sungguh aneh, dan kau pasti merasakannya. ucap K yang tengah berada di samping Wil menyebut nama Bung, Wil dengan teropong yang masih berada di matanya berkata. Ya kita semua pasti paham, Ada apa dibalik semua ini, namun ini adalah perintah. ucap will terlihat tenang. Obrolan mereka dikejutkan oleh beberapa dan seseorang yang sedang ditarik paksa keluar dari pintu Goa pertambangan, dia terlihat cukup tua dengan rambutnya yang separuh memutih, lelaki tua itu sepertinya sedang ditawan oleh dua orang lelaki menjatuhkan paksa di bebatuan berpasir, dua lelaki hitam bertubuh kekar itu dan menodongkan senjata laras panjang, terlihat lelaki yang terjatuh sangat ketakutan mengangkat kedua tangannya, agar mereka tidak menembak, namun Kedua lelaki itu tanpa belas kasihan langsung saja memberondong tubuh lelaki itu dengan senjata laras panjang yang mereka arahkan ke arahnya, dan seketika itu lelaki tua itu mati dengan banjir darah di tubuhnya. Will dan para anggotanya lainnya saling menoleh geram, dan will tahu ia harus memutuskan untuk segera mengambil tindakan memerintah para anggotanya. Will berpikir pasti sangatlah banyak para pekerja yang dipekerjakan paksa di pertambangan itu, namun masih will memperhatikan Kedua lelaki yang menghujani peluru. Kedua lelaki itu segera membereskan mayat dengan cara menyeret tubuhnya dan membawa ke arah kendaraan raksasa yang sedang berhenti, lalu salah satu pengemudi dari kendaraan itu turun dan membantu Kedua lelaki yang menyeret mayat dan melemparkannya diatas bak besar yang berisi dengan batu pertambangan, tak berapa lama pengemudi itu segera masuk ke dalam, dan menjalankan kendaraan raksasa menuju ke arah utara, di mana kendaraan itu akan menuju ke sebuah kapal besar pengangkut bahan tambang. 2 orang sniper yang berada di sisi kiri dan kanan di balik bebatuan berbicara kepada will lewat radio yang berada di telinga. Apakah kami harus menembak dua pria itu A ? Ucap salah satu sniper yang berada di sebelah kanan. Dia berinisial J. Tidak. Tunggu aba-aba ku. Ucap will sangat tenang, will berfikir mungkin itu adalah suatu jebakan yang nantinya ketika mereka mulai menyerang, mereka akan diserbu oleh beberapa atau ratusan para mafia yang berada di dalam. Will masih memperhatikan Gedung Putih yang cukup besar, Ia berpikir Kenapa di gedung putih besar di sisi kanannya terdapat sebuah pertambangan perak murni ? Sejauh yang dia tahu pertambangan tidak seperti itu karena terlihat gedung itu dilengkapi dengan peralatan yang cukup canggih yang berada di ketinggian menara-menara dari pemancar, dilengkapi antena-antena yang cukup besar, dan sangat banyak, will berpikir pasti ada sesuatu yang berada di dalam gedung, seperti tempat pembuatan benda atau prototype yang disempurnakan, tapi itu hanya dugaan, namun will mengabaikannya sejenak. Dua penembak jitu melindungi, 3 orang memeriksa tambang, 6 orang masuk ke dalam gedung. Ucap will dan para anggota faham, kemudian will melata tiarap mundur, dengan mengendap - endap, 9 anggota mengikutinya, dan mulai perlahan melangkah membungkuk berjalan ke arah kanan di antara bebatuan agar tidak diketahui, jalan itu mengarah menurun ke sisi kanan gedung berjarak 1000 meter dari mereka berada. Namun cuaca tidak bersahabat, petir besar mulai menyambar nyambar beserta bunyi yang cukup keras seperti bom. Tak berapa lama hujan pun turun dengan deras, suasana menjadi sedikit gelap, jalanan di atas batu pun menjadi licin. Para prajurit tidak gentar akan hal itu, mereka malah senang karena langkah mereka tidak akan diketahui. Namun mereka sudah bertemu salah satu pohon, samar - samar will meneropong dengan senjata serbu ia kaget ternyata jelas kamera cctv sedang mengintai pergerakan mereka. " Dor.. ! tanpa ragu will menembak kamera itu hingga hancur. Namun suara dari senapan serbu yang ia bawa tidak menimbulkan suara keras karena sudah dilengkapi dengan peredam. Will sedikit panik, dan yang lain pun sama, mereka harus segera cepat turun dari tebing dan masuk ke dalam gedung, cepat will meminta mereka untuk cepat berjalan, dan kini sekarang sudah berada di tepi jurang kecil. Tanpa ragu mereka segera menuruni tebing menggunakan tali yang sudah dipersiapkan, satu persatu mereka turun dari ketinggian tebing yang berjarak 20 meter, hingga sampai mereka semua berkumpul dan melihat keadaan gedung yang cukup sepi. kini hujan perlahan mulai berhenti, mereka cepat berpencar, 3 orang mengendap - endap menuju goa pertambangan, ada 5 penjaga yang berada di menara kecil bersiap jika ada ancaman. Will dan ke 5 anggotanya segera mencari cara masuk ke dalam gedung, dengan cara memutari dan mengamankan kamera pengintai yang berada di setiap sudut gedung. Dari balik property di mana mereka bersembunyi, Agen B. D. E. Yang menuju ke goa, memerintah sniper agar menembak dua orang yang berada di menara besi, dan sisanya mereka. Di sini agen B, Dua orang di menara dalam tiga hitungan. Ucap agen B memerintah lewat radio canggih di telinga yang terhubung di ke 11 anggota. Baik, agen B, kami bersiap. Jawab agen B lewat radio, agen B segera mengarahkan laras sniper ke arah dua orang penjaga yang bersiap melihat keadaan di sekitar. Agen B D E sama, mengendap di balik beberapa properti mengarahkan senjata ke arah tiga penjahat yang berada di bawah. Mulai agen j menghitung. 1 2 3. Dor.. Dor.. Crep.. crep.. crep.. crep.. crep.. ! Kedua peluru yang dilancarkan kedua sniper terlontar berjarak 1000 meter Mengarah ke tubuh penjaga yang berada di menara, Agen B D E pun sama, mereka menembak tiga orang yang berada di bawah menara dan dua orang yang berjaga dan seketika itu peluru yang di lontarkan tanpa bunyi ledakan menembus tubuh dan kepala masing masing penjahat. Hingga kedua penjahat yang berada di atas menara terjatuh ke bawah, dan 3 penjaga itu pun sama ambruk seketika. Agen B D E segera berjalan cepat dan membereskan mayat dengan memindahkan ke sisi kanan mulut goa menyembunyikannya di balik container di dekat menara. Namun seorang sniper dari atas ketinggian gedung, baru saja menyelesaikan merakit senjata tanpa diketahui oleh para pasukan, dia adalah John Snow, legenda sniper terhebat dari pasukan kadia yang dulu pernah berjuang. Para prajurit tidak mengetahui itu. dari balik pemancar ke arah utara di atas gedung, john snow mulai membidik kepala agen J, kedua sniper yang berada di balik bebatuan tidak mengetahui, teropong senjata mereka fokus ke arah kelompok will dan agen B D E. John Snow membidik tepat ke arah kepala Agen J, perlahan ia menekan pelatuk Dan. Dor.. ! Creep.. ! Peluru melesat cepat menembus kepala agen J, agen J seketika itu tewas dalam keadaan tertelungkup. Agen F sang sniper yang berada di sisi kiri agen J dari balik bebatuan kaget, ia tiarap mundur dan bersembunyi lalu mencari tempat yang aman untuk kembali memantau, di sepanjang jalan ia berkata. Agen J tewas ! Agen J tewas.! Ucapnya panik, agen f tahu bahwa ada sniper yang lebih hebat dengan cara menembak yang sangat luar biasa baginya. Will yang tengah berada di dalam beserta para anggota lainnya kaget, dan ia tahu keberadaan mereka sudah diketahui. Namun mereka yang berada di lorong gedung di sisi kanan gedung mengabaikan berita, dan tetap fokus. Mereka terus mengendap - endap berjalan dari setiap lorong dan bersembunyi di balik sudut. Agen B D E yang berada di dalam goa pertambangan, pun sama, mereka tahu dengan apa yang harus mereka lakukan, mereka terus berjalan masuk dan bersembunyi ketika kendaraan raksasa mulai keluar dari goa raksasa. B. Apa yang harus kita lakukan ? Ucap agen D bertanya kepada agen B di saat mereka semua berkumpul di balik dinding Goa yang gelap. Kita terus memeriksa, ayo.. jawabnya, dan segera perlahan B mulai kembali melangkah dengan sangat hati - hati. D dan E mengikuti agen B dan bersama - sama saling melindungi.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN