Aga merasa menjadi orang yang paling jahat di dunia, ia bukan hanya menyakiti hati Marsha, perempuan yang ia tinggalkan, tetapi terlebih lagi ia menyakiti hati Ajeng, ibu yang telah melahirkan dan membesarkan Aga, wanita yang sama sekali tidak ingin Aga sakiti, ia tidak ingin air mata keluar dari wanita itu, ia hanya ingin selalu memancaran kebahagiaan, tetapi saat ini tangisan Ajeng pecah karena dirinya. Seberengsek-berengseknya seorang laki-laki, ia pasti tidak akan tega menyakiti hati sang ibu, begitu juga yang dirasakan oleh Aga. Namun, AgA tidak punya pilihan lain, ia tidak bisa meneruskan hubungan yang bahkan ia sendiri tidak yakini. Ajeng benar-benar kecewa pada putranya, bukan apa-apa, Ajeng tidak pernah mengajari Aga untuk berbuat kejam seperti ini, apa yang anak laki-lakinya ini