BAB 1

1296 Kata
"Iya, Ayana," Linggar menyandarkan punggungnya di kursi. "Lo udah terima gaun, sapatu, sama undangan gue,"  "Udah kok, lo kan tau gue enggak suka warna ijo, masih aja pakek ijo, ijonya ijo banget lagi," jujur ia memang tidak suka pakaian berwarna hijau. Baginya hijau membuat tubuhnya terlihat lebih gemuk. "Itu ito ijo metalik Ling, enggak norak, di foto itu keren ada bling-blingnya gitu,"  Walaupun mereka sudah berpisah lama, tapi komunikasi berjalan lancar. Mereka tetap berteman, walau ia tidak menyandang sebagai kekasihnya Darka. "Ya, tapi tetap aja warna ijo, gue enggak suka. Warna ungu, pink, biru kek gitu," "Sekali-kali lah demi gue pakek ijo. Gue yakin lo pakek baju compang-camping juga cantik," ucap Ayana, dari balik speakernya. Ayana tahu bahwa Linggar sudah menjadi salah satu youtuber di Indonesia, sudah banyak video Linggar menghiasi halaman akunnya. Bahkan dirinya merupakan salah satu subscribe Linggar beauty. "Ini demi lo ya, Bridesmaid nya ada Dian juga kan," Tanya Linggar penasaran. "Iya ada dong, lo hubungi aja Dian, gue udah kirimin buat dia juga"   "Terus Groomsmen siapa aja, jangan bilang kalau ada Darka, gue enggak bakalan datang,"  "Lo harus datang lah, lo udah janji sama gue, datang nikahan gue, gimana sih lo,"  "Tapi ada si b******k itu, jadi gue males banget," "Masa lo tega sama gue, ini nikahan gue," "Iya, iya gue datang," ucap Linggar pada akhirnya. "Gue enggak tau sih si Darka datang apa enggak. Daniel juga enggak ngasih tahu gue, siapa  temennya yang datang itu," "Enggak mungkinlah si b******k itu enggak datang, secara mereka ce'esan si gondrong," "Dulu gue pernah denger si Darka enggak bakalan datang, dia cuma titip amplop,"  "Dari mana lo tau, kalau si b******k itu enggak bakalan datang?" "Dia yang ngomong sendiri sama gue, lo tanya aja Dian, dia denger juga ngomong kayak gitu,"  "Emang sejak kapan si bajiangan itu ngomong sama lo berdua," tanya Linggar penasaran. "Dulu sih udah lama, tahun lalu gitu deh, baru-baru lo putus. Dia bilang enggak bakal balik ke Jakarta," "Itu kan udah lama banget Ay, siapa tahu dia berubah pikiran gitu," "Ya, mana gue tau. Dia kan enggak bakalan balik-balik lagi katanya. Emang kenapa sih kalau lo ketemu dia, dia kan enggak gigit, biasa ajalah, cuma mantan," "Gue nya yang enggak suka kalau liat tampang dia, ngeselin," "Cielah, kalian putus juga udah lama, jangan bilang lo belum bisa move on sama dia,"  "Ya, gue udah move on lah, cuma malesin aja ketemu gitu," ucap Linggar. "Kalau hanya mantan, ya biasa aja lah. Kalau lo masih kesel ketemu dia, berarti lo belum bisa move on," "Ih, biasa aja lagi," "Eh, ngomong-ngomong sekarang lo ada di mana?" Tanya Linggar penasaran ia mengalihkan pernyataan Ayana. Sungguh ia malas membahas tentang mantannya itu. "Gue udah di Bali,"  "Cepet bener udah di Bali, bukannya nikah Minggu depan," "Ya, kan masih banyak yang harus di urus, mau gladi resik juga nantinya,"  "Pasti orang-orang penting banyak yang di undang ya, pejabat-pejabat gitu. Secara bapak lo kan pejabat," "Enggak banyak, cuma tiga ratus orang, itu pun campur keluarga. Kalau teman orang tua gue dan Daniel, cuma seratus orang aja, kita enggak nggak suka rame-rame. Teman-teman yang bisa datang aja yang di undang, private gitu deh," "Ya, lebih bagus gitu sih, gue bahagia ternyata lo sekarang udah nikah, selamat ya sayang. Gue kangen banget sama lo, oiya lo mau hadiah apa, duit gue banyak nih," "Kalau gue kasih tau, lo bakalan pingsan," Ayana tertawa, "Ya, jangan sampe lo minta tas kayak Syahrini, gue enggak bakalan mampu lah. Lo kan tahu penghasilan endorse dan iklan youtube gue seberapa," "Terserah lo aja deh mau ngasi apa, yang pasti gue suka sepatu, gue suka tas, dan gue juga suka berlian, emas. Gue paling seneng kalau lo datang itu aja sih,"  "Hemm iya deh, nanti gue hubungi Dian dulu,"  "Oiya, sebelum hari H, lo harus datang ya, Bridal Shower, untuk teman-teman terdekat gue," "Iya gampang," "Gue sama Dian langsung cap cus," "Oke," Linggar mencari nomor ponsel Dian. Ia harus berbicara cukup serius dengan temannya yang satu ini. Jujur, hanya Dian yang bisa ia ajak pergi ke Bali. Ia tidak mungkin pergi seorang diri. Linggar menekan tombol hijau pada layar, dan ia lalu meletakkan ponselnya telinga kirinya. "Iya, halo," ucap seseorang di balik speaker. "Dian, ini gue Linggar," ucap Linggar. "Iya gue tau, ini lo. Ada apa Ling?" Tanya Dian. "Lo udah di telfon sama Ayana?" "Owh, masalah ke Bali itu ya, udah kok, baru aja dia nelfon gue, lo jadi pergi kan,"  "Ya, gue pergi juga lah, makanya gue cari temennya gitu," "Iya, lo tenang aja. Lo udah pesen tiket?" Tanya Dian. "Belom," "Sekalian aja, gue pesenin mau enggak,"  "Boleh deh," "Nanti lo foto ktp lo aja ya," ucap Dian lagi, ia memboking tiket, pada layar komputernya. "Oke, oiya, nanti ke mall yuk, gue mau cari kado buat Ayana," "Boleh, gue mau cari juga, lo ada di mana nih?,"  "Gue masih di kampus, lo dimana?" "Gue lagi di kantor," ucap Dian. "Kantor lo dimana sih, entar gue nyusul lo kesana aja deh," Tanya Linggar penasaran. "Nanti gue kasih tau lo alamatnya, tapi jangan sekarang, ini masih jam kerja gue," ucap Dian. "Iya, iya, lo tenang aja," Linggar menekan tombol merah pada layar. Sedetik kemudian, ia memandang notifikasi masuk, Linggar lalu membuka pesan singkat itu. Ternyata pesan singkat dari Dian. Linggar mengerutkan dahi, ia tahu betul alamat kantor yang di kirim Dian. Linggar memandang kelas sudah tidak berpenghuni itu, kecuali hanya ada dirinya dan Tita. "Ling, ada tawaran menarik nih, produk Beauty Cosmetic mau pakek lo, lo mau kan," Tita memperlihatkan email pada Linggar. "Beauty Cosmetic, yang terkenal itu," "Iya, serius nih," "Oke, oke gue mau, ambil aja," Linggar antusias ia sudah lama mengincar Beauty cosmetic untuk kerja sama dengan dirinya. "Oke beres, nanti gue atur. Oiya video selanjutnya tema korea gitu ya, soalnya banyak permintaan make up k-pop gitu,"  "Cielah, lo kan tau, gue enggak suka k-pop, kiblat gue bukan di sana, gimana sih lo," "Ya, mayoritas penggemar lo kan ABG, anak-anak kuliahan gitu, banyak permintaan nih, nanti subscribe lo naik pesat," "Ya tapi, kiblat make up gue Hollywood, bukan korea," "Lo mau dapat duit enggak, harus ikutin jaman," Linggar menarik nafas, ia tidak punya pilihan lain, "Iya, Iya," Sebenarnya ide dunia Vlog ini adalah Tita. Mereka meniti karir yang sama di dunia ini. "Ingat ya, korea," "Iya deh, nanti gue cari tau, make up korea-korea gitu kan," Linggar lalu berdiri. "Lo mau kemana Ling?" Tanya Tita. "Gue mau ke mall dulu sama temen gue," "Teman lo yang mana, perasaan kita berdua mulu," Linggar mengibaskan rambutnya, dan manatap Tita, "Teman gue ngumpul dulu, sekarang mau kumpul lagi," "Owh iya deh, gue balik dulu nyiapin semua nya, sekalian gue mau balasin email yang masuk ke inbok kita, banyak banget soalnya," Linggar kembali berpikir, "Duit kita udah banyak kan,"  "Lumayan," "Gue mau pakek duit,"  "Buat apa?" Tanya Tita penasaran. "Buat ke Bali, sama buat beli hadiah, teman gue yang mau nikah," "Lo mau pakek berapa? Biar gue catet semua pemasukan dan pengeluaran gitu," "Gue pakek sepuluh juta," Tita mengerutkan dahi, "Banyak banget," "Banyak lah, namanya juga mau ke Bali, ongkos sendiri," "Oke, nanti gue transfer,"  "Oiya, liburan nanti kita ke London ya, gue pengen ke sana," "Serius ke London," "Serius lah, emang lo enggak bosan tiap hari kita ngadapin pasien, terus mau lo bersihin Spoel Hoek, kayak waktu itu lagi," "Gue mau muntah kalau ingat itu, gila aja," "Lo sih, waktu itu mau aja di suruh senior ke spoel hoek, pakek acara bawa gue lagi," "Ya, mana gue tahu kalo spoel hoek itu ternyata ruangan pencuci alat-alat pispot Ling. Namanya keren gitu, pakek bahasa Belanda. Gue mikirnya keren banget, kayak ruangan bedah apa kek gitu, sambil lirik-lirik dokter kece, kan sekalian cuci mata. Eh taunya kita berdua nangis, ternyata oh ternyata" "Gue pengen cekik lo, kalau ingat itu lagi. Udah ah, gue cabut dulu ya," "Oke," ************
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN