Calya mematung di tempatnya berdiri. Menatap pria yang dia cinta, tengah berlutut di depan wanita asing dengan wajah penuh kecemasan. Sebuah pemandangan langka yang menyakitkan untuknya. Hasta bukan tipe seseorang yang ekspresif. Sering kali, wajah tenangnya membuat siapa pun sulit menebak. Apa yang tengah pria itu pikirkan? Tapi, apa yang Calya temukan sekarang? "Ada apa lagi, Ar?" Tanya Hasta, yang mengira sosok yang membuka pintu ruangannya adalah sang sahabat. Mengendapkan rasa kesal yang menjalari sekujur tubuh, Calya berusaha mengais ketenangan. Meski sejujurnya, ia ingin melarikan diri bak seorang pengecut. Tak mampu bertahan melihat pemandangan yang mengoyak perasaannya. Sayangnya, harga diri Calya menolak keras. Tak peduli dengan keadaan hati yang tercabik rasa cemburu. Caly