Nyaris tengah malam, tapi Hasta tak juga terpejam. Mengulurkan tangan, pria itu meraba-raba nakas samping tempat tidur untuk mencari ponsel yang diletakan di sana. Ketika akhirnya berhasil mendapatkan benda pipih itu. Hasta menyalakan layar ponselnya untuk mencari tau, sudah jam berapa sekarang? Oh, ya ampun, pukul satu dini hari. Dengan posisi berbaringnya yang terlentang. Hasta mengela napas panjang. Menatap langit-langit kamarnya yang tampak temaram. Hasta tak habis pikir. Dia kesulitan tidur karena memikirkan Arya. Ck! Iya, Arya. Sahabatnya, yang entah kenapa, berubah aneh. Usai Hasta meluruskan ucapan pria itu yang terus menyebut Rena sebagai si pegawai baru. Panggilan itu, entah kenapa mengusik Hasta. Seolah sahabatnya itu menekankan, jika Rena, tak lebih dari seorang pegawai