Hasta memejamkan mata, berusaha meredam rasa sakit yang berdenyut dan menjalari sekujur tubuhnya. Sayang, pria itu tak bisa mencecap istirahat dengan tenang karena sang mama terus mengoceh panjang sembari bercucuran air mata. "Ma, aku baik-baik aja—aduh!" Hasta meringis, usai mendapat cubitan dilengannya yang cidera. "Eh, kena yang sakit ya? Ish! Makanya, kamu jangan bikin Mama kesal, Has!" Kenapa jadi dia yang salah? Hasta berusaha tak mendebat. Karena tak akan menang melawan mamanya. "Aku cuma nggak mau Mama khawatir." Hasta tak berniat untuk berbasa-basi dengan mengatakan hal sebelumnya. Dia ingin mamanya tenang karena kondisinya memang sudah membaik. "Mana bisa Mama tenang, Has?! Meskipun kamu bilang baik-baik saja, lihat kamu terbaring dengan perban di kepala dan tangan seper