Menatap Evan cukup lama, akhirnya Ivy mengerti. Ia segera tersenyum pada beberapa wanita tua di hadapannya yang berpakaian gemerlapan lalu mengatakan bahwa akhir-akhir ini, ia begitu pelupa. "Mungkin, karena akhir-akhir ini aku begitu sibuk bekerja." Ivy mencari alasan. Padahal sebenarnya, ia hanya tinggal terima setoran dari beberapa butik yang dimilikinya. "Apa? Bukankah kamu tak bekerja?" Kayah mengernyit. "Tadi nenek suamimu bilang, kamu sudah lama berhenti kerja." Ivy yang tak menyadari kegelisahan sang Nenek, langsung menjelaskan panjang lebar. "Mau makan apa aku jika tak bekerja? Aku harus kerja agar tetap bertahan hidup. Semangat bekerja. Semangat!" Lalu dengan tangan terkepal, Ivy mengangkatnya ke atas, membuat sebagian orang mengernyit heran. Sadar situasi sedang tak mengunt