7. Masih Mencari

1381 Kata
Banu mengacak rambutnya frustasi dengan semua hasil nihil yang dia dapat. Sudah seminggu tapi sang detektif belum juga mendapatkan keberadaan Nona nya. Waktu libur Banu dia pakai dengan mencari informasi di media sosial, masih berharap kalau akan ada foto Nona nya yang akan dia lihat. Tapi nyatanya tidak ada, bahkan Bella mengejek Banu berhalusinasi tentang wanita cantik itu. Satu jam sebelum Banu kembali bertugas di udara Banu akhirnya iseng memfosting foto Nona nya dan dia yang berada di Nusa dua. Dia memberikan caption layaknya sayembara untu menemukan keberadaan Viza. " we passed beautifull day together for several day. And then in the morning, I woke up and I was sure to say that I loved her. But he left me." Setelah satu foto itu Banu kembali memfosting foto Viza dan dirinya, lagi dengan sebuah caption. " for anyone who knows about the women I love, or you know where it is, I hope u can tell me. There is a special gift from me for your kindness." Setelah selesai mengungguha foto itu Banu menjalankan tugasnya. Dia berdoa semoga saat dia mengecek ponselnya nanti dia akan menemukan info tentang nona nya. ***** Viza yang sibuk memainkan biola di kamarnya mendengar suara pintu diketuk. " masuk..." kata Viza sedikit kecewa karena permainannya terganggu. " yang mulia putri, anda dipanggil untuk mengahadap baginda Raja." Viza sedikit aneh, ayahnya tumben sekali memangggilnya di siang hari begini. " ada apa Erika?" Erika adalah pelayan pribadi Viza sedari dulu. " maaf yang mulia putri, saya juga tidak tahu. Pelayan baginda Raja hanya menyampaikan pesan itu." Viza mengangguk dan meletakkan biola kesayangannya. Dia berjalan diikuti beberapa pelayan dibelakangnya. Dia penasaran ada apa ayahnya memanggilnya. Sesampainya di istana utama, dia sudah melihat ayah dan ibundanya sedang melihat sesuatu dari ponsel ayahnya. " salam ayah, apa ayah memanggil ku?" Akhtar tersenyum dan menyuruh Viza mendekat kepadanya. Viza berjalan perlahan kearah ibunda dan ayahnya yang sedang duduk disinggah sana mereka. " putriku, apa kau mengenal pria ini?" Viza terkejut bukan main saat foto seseorang yang dia kenal ditanyakan padanya. Apakah ayahnya melihat foto mereka sedang berciuman atau apa. Viza akhirnya menggelengkan kepalanya. " kau yakin?" tanya Ibunda nya kali ini. Lagi Viza mengangguk. " lalu bagaimana dia bisa mengatakan mencintaimu, dan juga kehilanganmu." Ibundanya mencoba menyelidiki Viza. " ha? Ehm.. Mungkin, mungkin dia salah orang. Tapi bagaimana bisa ibunda tahu orang ini." Akhirnya Viza bisa berpikir normal. Dan Akhtar menggelengkan kepalanya, Viza benar-benar takut melihat gelagat ayah nya ini. " Viza, apa ayah pernah mengajarimu berbohong. Bisakaha dirimu jujur masalah ini kepada ayah dan ibunda.?" Viza menunduk menyesali kebohongannya. Dia akhirnya menceritakan semuanya termasuk adegan ciuman dirinya dan pria dengan nama akun BanuWisJay itu. Vienza tersenyum lalu memeluk putrinya itu. " ibunda tebak sebentar lagi dia akan kesini menemui putri ibunda." Viza melihat wajah ibunya dan menggeleng. " ibunda, ayah. Viza tidak ingin bertemu dengannya lagi, please jangan biarkan dia menemui Viza." Akhtar dan Vienza tidak mengerti dengan jalan pikiran anaknya ini. Kenapa Viza tidak mau menemui pria yang mencintainya. " please ayah... Please ibunda.. Viza hanya tetap ingin melanjutkan mengenal pangeran Yusuf." Viza memang berkenalan dengan pangeran Yusuf dari Qatar dua hari setelah kepulangannya ke Wieldburg di acara kerajaan saat itu. Dan mereka sedang menjalin hubungan layaknya seorang pemuda yang ingin saling mengenal. " Viza putriku, ibunda minta jika memang itu keputusanmu maka pikirkan itu baik-baik dengan hati mu. Logika terkadang bisa membohongi diri kita Viza, tapi hati tidak akan pernah berbohong." Viza memeluk ibundanya itu, tapi Viza tetap pada pendiriannya untuk tidak lagi berurusan dengan tour guide nya itu. **** Dua minggu pun sudah berlalu dan Banu belum mendapatkan info apapun. Notifikasi instagramnya hanya dipenuhi dengan koment-koment tidak penting yang menggodanya, ada juga yang mengatakan jika sepertinya wanita yang ada di foto itu adalah seorang putri. Apa-apaan, apa mereka tidak tahu kalau Banu sangat serius mencari wanita ini. Makan tidak enak, tidur tidak nyenyak, dan segala ketidak wajaran lainnya yang dirasakan Banu. Banu bergegas menuju mobil jemputannya sambil membawa kopernya, salah satu pramugari yang menyapanya tidak direspon oleh Banu. Dia benar-benar hilang selera dengan wanita lain selain nona nya. Saat didalam mobil dia kembali membuka ponselnya melihat salah satu notifikasi yang mengkoment foto nya. " she's a princess of Wieldburg, Princess Alviza right? " Kening Banu berkerut melihat itu. Sudah ada dua orang yang mengatakan kalau nona nya ini seorang 'putri'. Banu menggelengkan kepalanya, pasti ini hanya lelucon mereka yang ingin meledek dirinya. Setelah satu jam menempuh perjalanan kerumahnya, Banu langsung mengganti pakaiannya dan mengambil kunci mobil. Langsung menuju Jayker's Corp. Kebetulan mamanya sedang berada diluar rumah, jadi dia bisa langsung cepat keluar rumah. Sesampainya di ruangan Bian dia terkejut melihat Bian yang sedang tertawa mesra dengan seorang wanita. Dan ya, dia hampir lupa kalau Bian memiliki pacar eh ralat teman special sekarang. "ehem.. Ehem...". Banu mencoba menegaskan kehadirannya. Bian menoleh dan berdecak, Banu hanya bisa nyengir lebar melihat wajah Bian yang kesal. " ini kantot kali mas, mesraan mulu. Hai.. Mbak.." Cinta menganga melihat kadar ketampanan Banu, lalu Bian mencoel pipi Cinta membuat wanita itu tersenyum canggung. " kamu tahu ini kantor, tapi masih aja main disini. Tapi kalau loe dateng tanpa si ember bleduk pasti ada yang penting. So, what's wrong?" Cinta pamit keluar karena takut mengganggu kedua saudara itu. Dan Banu duduk disebelah Bian lalu memejamkan matanya. Dia merasa sangat lelah karena terus-terusan memikirkan nona nya. " mas, coba tanya lagi deh tu orang surahan mas. Kok lama banget udah sebulan belum juga nemu info apa-apa." Bian mengangguk dan menyuruh orang Sirius Nia datang ke kantor. " kamu tunggu aja, paling setengah jam lagi orang nya datang." Banu mengangguk lalu dia tertidur di sofa ruangan itu sementara Bian melanjutkan pekerjaannya. Baru lima belas menit sepertinya Banu tertidur dia lalu terusik karena terasa ditimpuk bantal. " loe emang ya, gue telpon gak diangkat. Eh taunya udah disini aja," Brian mengomel sambil meletakkan beberapa kertas dimeja Bian. " oh ya mas, Oma dan Opa pesan gak boleh gak ada yang datang ke acara nanti malam. Nih gue bacakan ya chat Oma." Brian terlihat mencari nama Oma di aplikasi w******p nya. " Brian bilang sama Bian bawa ya temen specialnya, kamu juga bawa Fira. Kalau ada Banu disana bilang, dia wajib datang biar sekalian cari pasangan." Wajah Banu sangat lucu menurut Bian dan Brian. Mereka tertawa sementara Banu terlihat malas. " emang acara apa sih nanti malam?" tanyanya ingin tahu. " acara ulang tahun perusahaan Derson Grup. Loe tau kan belakangan ini perusahaan kita hampir semuanya aspek menjalani kerjasama dengan mereka. Jadi istilahnya kita wajib dateng." Brian menjelaskan, sedang Banu malas melihat wajah sok keren Brian. " tapi loe harus ingat jangan buat malu disana, jaga sikit itu mulut lemes. Keluarga Derson itu sangat berkelas, pebisnis bahkan seorang Raja aja jadi menantu di keluarga mereka." Bian mengingatkan Brian yang memang terkadang suka membuat perhatian jika sudah ada acara-acara seperti itu. Ada saja yang akan dia lakukan, entah sekedar menyumbang bernyanyi atau berceloteh di atas panggung layaknya dia pembawa acaranya. " tenang Mas, gue malam ini mau jinak. Kan ada Fira." Bian dan Banu tertawa lalu suara ketukan pintu terdengar. " masuk." Kata Bian lalu pintu terbuka. Orang yang ditunggu-tunggu Banu akhirnya datang juga. " bagaimana hasil nya?" Tanya Banu tidak sabaran. " maaf Pak Banu, saya baru saja mau memberitahu kalau saya tidak bisa mencari informasi tentang wanita yang anda mau pak." Brian dan Bian juga tak kalah terkejut dengan ekspresi Banu saat ini. Rahanga Banu mengeras, sesulit itu ingin tahu sedikit titik informasi tentang wanita misteriusnya. " apa maksudnya ini?". Tanya Bian tak sabaran. " apa bayaran yang saya kasih kurang?" " bukan begitu pak. Hanya saja sepertinya memang informasi apapun sengaja ditutup oleh pihak lain. Awalnya kami mendapat kabar bahwa wanita ini seorang putri dari  sebuah kerajaan , lalu saat akan mencari tahu lagi semua titik awal pencarian terhapus begitu saja." Brian menepuk pundak Banu untuk menenangkan. " kerajaan apa maksudmu?" tanya Banu dingin. Dia sudah sangat putus asa. " wanita itu berasal dari kerajaan Wieldburg, jika informasi yang saya dapat memang tepat." Banu mengacak rambutnya, " kau pergilah sebelum aku mengamuk." ungkap Banu kesal. " kenapa kau marah, siapa tahu itu benar. Dia seorang putri." Banu menyingkirkan tangan Brian. " jika dia seorang putri, dia tidak akan berkeliaran tanpa adanya penjagaan ketat di Bali sana." BERSAMBUNG...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN