Seorang gadis berusia dua puluh tahunan yang bercita-cita menjadi kaya-raya. Selalu berkhayal perihal kehidupan indah nan bahagia, juga tentang kehidupan tenang di pinggir danau di belakang bukit. Sesosok yang sangat mencintai dirinya sendiri dan tak pernah rela dirinya disakiti orang lain.
Avasa sangat membenci kehidupannya, gadis itu memutuskan keluar dari rumah dan memulai kehidupannya sendiri. Dia ingin membuktikan pada sang papa bahwa dia bisa hidup jauh lebih baik meski tanpa papanya.
Berawal dari menjadi pembantu di rumah keluarga Wirawan, membawa Avasa turut menjalani pernikahan kontrak dengan Bas, anak laki-laki satu-satunya keluarga tersebut.
Sanggupkah Avasa menjalani kehidupan yang kejam ini? Mampukah gadis belia itu tetap bertahan meski masalah-masalah terus menerjangnya?
Ini adalah sebuah kisah tentang seorang gadis remaja salihah yang kemudian dijodohkan dengan seorang badboy kelas kakap.
Ulya selalu menjadi korban kenakalan Zayn, bahkan dia harus menahan segala rasa sakit hatinya saat harus membersihkan muntahan laki-laki tersebut saat mabuk.
Sanggupkah Ulya? Mampukah ia tetap menjadi ibu untuk anak-anak Zayn, meski batinnya terus tersiksa?
***
"Perpisahan memang selalu menjadi pelajaran bahwa cinta itu ada dan seseorang itu berarti."
~Zayn Arion Lucas
***
"Aku tak pernah menyangka kalau angin cintaku ternyata berhembus kepadamu."
Ulya Varisha Gunadharman
***
Kita sangat dekat, kita bahkan tak mengenal apa itu jarak, namun kemudian rasanya menjadi asing saat Allah memutuskan untuk menjodohkan kita, membuat kita terjebak dalam sebuah rumah namun aku tak yakin bisa bergandeng tangan denganmu menapaki tangganya.
Saat aku dan kamu menjadi kita, padahal di saat yang sama aku menginginkan hubungan dengan seseorang yang lain, seseorang yang kuyakini bisa mencintaiku lebih baik darimu. Seseorang yang mampu membuat dunia abu-abuku menjadi lebih berwarna.
Namun aku bisa apa? Sekali lagi yang terjadi adalah kemauan Allah, semoga saja duniaku yang kembali abu-abu ketika bersamamu tidak benar-benar menjadi sesuatu yang menyedihkan.
Harapku hanya satu semoga kau adalah pelabuhan yang tepat untuk aku mengikat jangkar.