GORESAN LUKA SANG MERTUADiperbarui pada Dec 23, 2022, 11:17
Hari ini kepulangan Ku dari Dinas di luar Kota, ya kepulangan ku lebih cepat dari jadwal sebelumnya.
Aku pun tak sabar memberikan kejutan untuk suami Ku, memang sengaja aku suruh dia lebih awal untuk menginap di rumah kedua orang tua nya, agar aku bisa lebih mudah untuk memberikan dia kejutan, apa lagi hari ini adalah hari ulang tahunnya. Tentu saja aku menyiapkan kejutan beserta hadiah spesial.
Taxi pun terus melaju hingga sampai di jalan utama menuju rumah, tapi serasa ada yang berbeda di jalan ini, ada banyak mobil - mobil yang ter parkir serta orang - orang yang berpakaian rapi, ada apa ini?
Perasaan ku gundah, aku takut terjadi hal yang buruk di keluarga mertua ku.
Aku pun segera menyuruh Pak Supir untuk berhenti di depan jalan utama menuju rumah mertua ku, karena ada sedikit hambatan untuk masuk ke dalam komplek. Aku pun turun dan berjalan menyusuri jalanan sambil membawa kotak kue dan sekantonh paperbag berisikan kado untuk dirinya.
Tapi, ku perhatikan ada yang aneh dengan keadaan ini. Ramai sekali orang berpakaian rapih berbarengan menuju arah rumah mertua ku, entah kenapa hati ku pun sedikit gelisah, ketika ada beberapa gerombolan yang menatap ku seperti ada sesuatu. Aku tak mengenal mereka tetapi dari tatapan nya saja sudah membuat ku tak nyaman. Aku semakin mempercepat langkah ku agar segera sampai, dan tak mempedulikan pandangan mereka.
Hingga...
***
BAB 1
NAIK JABATAN
"Andika Brawijaya, selamat kamu naik jabatan sekarang kamu adalah Direktur di perusahaan ini," ucap Ibu Lani Tanuharja, seorang yang paling berpengaruh di perusahaan ini. Aku dan suami ku tentu saja kaget dan senang mendengarnya, tak menyangka ini adalah hadiah terindah pernikahan kami.
"Loh kalian kenapa malah bengong sih," ucap kembali Ibu. Lani di acara intimate dinner ini, ternyata Ibu. Lani menyiapkan makan malam yang romantis ini untuk merayakan status baru suami ku.
"Intan, selamat ya suami mu sekarang sudah menjadi Direktur perusahaan kita, nah sekarang kamu harus mulai sibuk nih, karena kamu juga harus membantu pekerjaan suami Mu, Saya akan menjadikan kamu sekretatis pribadi nya, Agar kalian lebih kompak dan bekerja. Saya yakin ada kalian di perusahaan ku ini, bisa menjadikan keberuntungan untuk perusahaan,"
Apa yang Ibu Lani ucapkan seolah menghipnotis ku, hingga membuat aku tak sanggup untuk berbicara, aku hanya diam sungguh terpaku. Dan begitu pula Andika, ia hanya bisa membalas setiap ucapan bu Lani dengan terbata - bata seolah tak percaya .
Setelah selesai bertemu dengan Ibu. Lani, suami ku dengan antusias mengumumkan kabari ini Di WAG kantornya, dan segera mengajak mereka semua ke Club untuk merayakan pesta, sudah ku larang agar tidak menghambur - hamburkan uang, karena kita baru saja menyicil rumah. Dan Gaji ku juga sudah abis memberikan pesta kejutan untuk Bianca ulang tahun. Gadis manja itu adalah adik ipar ku, dia sudah ku anggap seperti adik ku sendiri walaupun aku dan Mas Dika baru menikah 4 bulan dan masa pacaran yang singkat hanya 2 bulan
Aku sayang dengan Bianca, karena aku hanya anak tunggal dan sudah tidak memiliki orang tua. Saudara ku kebanyakan di kampung, aku merantau ke Kota seorang diri, kebetulan Andika adalah rekan kerja ku, ketika aku mulai bekerja, dia langsung mendekati ku, 2 bulan kami saling kenal akhirnya kami pun memutuskan menikah.
Keluarga Andika sangat baik kepada ku, mereka ingin membuat pesta pernikahan yang megah tapi ku tolak dengan alasan, uang pesta untuk DP rumah baru saja, alhamdulilah nya keluarga Mas Dika sangat pengertian.
" Dreett .... Dreettt"
Getar ponsel yang berada di tas ku pun bergetar, aku segera merogoh tas ku kemudian mengambil nya.
Melihat layar di ponsel tertera nama Bianca, si manja pasti mengkhawatirkan ku, siap siap kena omel ketika menerima telepon nya.
"Intani Larasati, dimana sihhh ihhh, gak pulang dari tadi, aku nungguin tau kak, katanya mau nginep di sini," rengek manja dari bianca, umurnya sebenarnya tak beda jauh dengan diri ku aku 25 dan dia 20. sedangkan Mas Dika juga se umuran dengan ku
"Iya adik ku sayang, kakak sebentar lagi pulang, ini lagi nemenin Mas mu dulu mau seneng - seneng dia, kamu jangan iri ya. Oh ya Dek, Kakak nanti pulang bawa kabar baik buat kamu, terus Mami dah tidur belum? sekalian tanya Mami mau makan apa biar kakak sekalian cariin," tanya ku kepada Bian
"Hmmmm kok mami yang ditanyain, aku loh kak. Aku mau makan yang manis2 terus jgn lupa es nya, sama mami mah kasih aja mentah nya, dia mah dah tidur kok, lagian mami juga masak makanan kesukaan kakak, cepetan deh ah kakak pulang kalau gak aku ngambek, Bye!!"
"Tutt tutt tutt" sambungan telepon pun ia matikan, aku hanya geleng geleng kepala saja mendengar suara dia yang sedang kesal.
Mas Dika yang memperhatiakan ku pun langsunh menghampiriku, dan bertanya kenapa aku senyum - senyum sendirian di parkiran.
"Kenapa sih sayang senyum sendirian?" Tanya Mas Dika heran, aku pun menjawab karena selesai menelpon dengan Bianca.
"Alah si manja, ya