When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
TIDAK terasa, seminggu sudah berlalu, dan Minggu depan semua siswa-siswi mulai disibukan oleh ujian akhir semester. Meskipun memiliki otak yang encer, Feron bahkan masih tetap belajar seperti biasa, malahan cowok itu menambah jam tambah belajar karena ia ingin mendapatkan hasil nilai yang maksimal. "Kalau nggak diundur, hari ini mungkin kita berdua udah tunangan," ujar Feron tiba-tiba, membuat Nata yang sedang menyuapi mulutnya dengan ketoprak lantas terhenti. Cewek itu menatap Feron, berpikir sejenak, kemudian menengguk seraya terkekeh. "Bener juga," sahut Nata, dan Feron tertawa pelan mendengar itu. Saat ini mereka berdua sedang berada di pinggir jalan, memakan ketoprak. Pakaian mereka masih memakai seragam sekolah. Hari sudah menjelang sore. Ya, mereka baru saja pulang sekolah. Har