prolog

657 Words
"Dokter Auryn, pasien gawat di IGD butuh penanganan segera," ucap seorang perawat. "Baik suster," Auryn melangkah cepat menuju IGD, ia yang baru menyuapkan 2 sendok makanan ke mulutnya segera menyelesaikan acara makannya. Hal seperti ini sudah biasa ia alami sejak 1 tahun ini, saat ia bekerja di RS. Health and Health. Dengan cekatan Auryn menangani pasien di IGD dibantu seorang perawat, Auryn termasuk dokter muda yang terampil dan cekatan dalam menangani pasien, ia juga ramah dan menjawab semua pertanyaan keluarga pasien dengan sabar. Setelah tugasnya selesai ia duduk di kursi kerjanya di IGD membuat laporan, seorang perawat duduk di hadapannya. "Dokter Auryn." "Ada apa suster Mia?" "Akan ada 2 dokter baru di RS ini." "Baguslah, biar nggak terlalu keteteran saya disini, saya juga ada yang bantuin." "Ada 1 kabar bagus lagi dok." "Apa itu?" "Putra pemilik rumah sakit juga akan praktek di rumah sakit ini." "Putra pemilik rumah sakit? Bukannya dia hanya memiliki 3 orang putri yang semuanya memiliki klinik masing masing?" "Ini putra bungsunya dokter Auryn." "Oh ...." "Kok oh doang sih dok?" "Loh...lalu saya harus bilang apa?" "Ya nanya kek namanya siapa, masih single atau sudah menikah?" "Untuk apa saya bertanya seperti itu?" "Ya mungkin nanti dokter Auryn bisa dekat dengannya, dokter kan nggak punya pacar, malam minggu aja sering dinas di rumah sakit." Auryn tergelak mendengar ucapan perawat itu. "Tahu aja sih suster, sssttt... Jangan bilang bilang, malu lah kalau banyak yang tahu saya jomblo." "Tapi high quality jomblo dok.' "Hahaha bisa aja suster, baiklah sepertinya jam kerja saya hampir selesai, saya bersiap dulu ya, mau pulang." "Baik dokter, saya juga harus pulang." Auryn melangkah menuju locker dimana ia menyimpan tasnya, ia melepas snelli yang ia pakai, juga stetoskop di lehernya. Stetoskop ia letakkan di tas miliknya sedangkan snelli ia lipat dan ia letakkan di locker miliknya. Ia menuju kamar mandi untuk cuci mukanya yang penat. Jam menunjukkan pukul 7 malam saat ia membelokkan mobil warna biru miliknya membelah pintu gerbang rumahnya, ia parkirkan di samping mobil papanya, Alphard berwarna metalik. Auryn turun dari mobil dan berjalan masuk dalam rumah. Sepi dirasakannya, tak ia lihat mama, papa dan adik laki lakinya, Ardan. Ia melangkah menaiki tangga menuju kamarnya di lantai 2, saat melewati kamar Ardan, ia bisa melihat Ardan sedang belajar. Adiknya itu memang anak penurut, selalu mengikuti keinginan kedua orangtuanya. Kuliah jurusan ekonomi perbankan karena ayah mereka memiliki bank Swasta besar, awalnya kedua orangtua Auryn mengharapkan Auryn yang bisa masuk fakultas ekonomi dan jurusan perbankan namun Auryn menolak, sejak SMP Auryn suka mengikuti kegiatan sosial terlebih yang berhubungan dengan pengobatan yaitu PMR, ia memang bercita cita sebagai dokter sejak itu dan akhirnya ia bisa masuk fakultas kedokteran di universitas terbaik juga sebagai lulusan terbaik dengan predikat c*m laude. Keputusan Auryn membuat papanya murka karena melenceng dari apa yang ia inginkan, ia sangat menentang profesi Auryn itu, hingga Auryn tak pernah berkeluh kesah tentang profesinya itu, padahal saat ada masalah ia ingin menumpahkan masalahnya pada mama atau papanya namun tak ia lakukan karena pasti akan membuat kedua orangtuanya menyalahkan dirinya karena memilih profesi dokter. "Ar...," Auryn berdiri di ambang pintu kamar adiknya. Ardan yang fokus belajar menoleh dan tersenyum. "Kak Auryn..., masuk kak." "Kamu sedang belajar ya, mama dan papa kemana?" "Iya kak. Papa dan mama kan sedang gathering, ada undangan dari klien, baru juga berangkat, kenapa kak?" "Hhh..., sudah lama banget ya kita nggak makan malam bersama Ar, mama selalu sibuk dengan acara acara seperti ini." "Dari dulu kan seperti ini kak." "Ya sudahlah kakak mau ke kamar." Auryn melangkahkan kakinya menuju kamarnya yang berada di sebelah kamar Ardan, ia lemparkan tas tangannya di atas ranjang, ia juga menghempaskan tubuhnya disana. Sudah sangat lama tidak ada acara makan malam bersama di rumah ini, papa dan mamanya selalu sibuk mengikuti gathering ini, meeting disana, lobby klien itu sehingga rumah terasa sepi, hanya tempat untuk tidur saja. Cast : Auryn Alesakhia Sachi Ryu Alrico Reynand Zelina Zakeisha Andhara Vania Clarissa Qirani Written byL ynagabrielangga
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD