When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Tiupan angin menerpa tubuh mereka, yang sedang menikmati indahnya hamparan pantai biru. Senyum tak pernah berhenti dari wajah ibu cantik itu, dan kebahagiaan selalu terpancar dari seorang lelaki yang sudah menjadi seorang ayah. Takdir tuhan tidak pernah di mengerti oleh seorang manusia pun. Ia mempunyai cara sendiri untuk membahagiakan umatnya. Ia sangat baik, Ia sangat mengerti dengan keadaan umatnya. Seperti mereka, yang dipertemukan untuk bahagia bersama. "Kamu bahagia, Kak?" Panggilan itu masih melekat di dalam ucapan Selma yang sudah menjadi seorang ibu. "Aku sangat bahagia." "Kenapa kamu, bahagia?" Kembali Selma bertanya. "Karena ada kamu di sisiku." Selma tersenyum dengan ucapan Gibran yang menurutnya itu sangat berlebihan. Suara dingin dan wajah datar tidak pernah lepas da
Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books