1. Menjadi orang tua

1018 Words
Keyara menyusui bergantian ketiga putranya yang saat ini umur satu tahun. Mereka sangat rewel sejak bangun tidur. Sedangkan suaminya? Tanpa rasa bersalah suaminya malah nge-gym di ruang olahraga. Keyara sudah berteriak meminta bantuan suaminya untuk menenangkan bayi Triplet mereka. Tapi, suaminya tidak menggubris. Gerald terlalu terobsesi membentuk otot-otot tubuhnya agar seperti orang amerika yang memiliki d**a bidang dan perut sixpack. Ia melakukan itu bukan tanpa alasan. Dia ingin memuaskan istrinya. Keyara bilang kalau dia sangat menyukai aktor korea yang berbadan atletis. Karena itulah Gerald ingin punya badan atletis agar istrinya tak lagi melirik orang lain. Mata istrinya hanya boleh melihat kearahnya. "Ya ampun, nak! Papa mu itu sungguh sangat keterlaluan. Lihatlah! Papamu menelantarkan Mama, membiarkan Mama kerepotan mengurusmu yang rewelnya gantian!" keluh Keyara dramatis. Rex, Ray dan Rey yang memang tak mengerti ucapan Mamanya pun, juga tak menggubris. Memangnya apa yang bisa dimengerti oleh bayi berusia satu tahun. Setelah puas mengenyot Asi, sumber makanan ketiga bayi itu, meraka lantas berguling-guling ke kasur king zize itu. Mereka tertawa cekikikan seoalah baru saja tidak rewel. Jam masih menunjukkan pukul setengah tujuh. Harusnya Keyara sudah menyiapkan sarapan untuk suaminya. Tapi, ingat kalau ini hari minggu, ia tak jadi beranjak ke dapur. Kalau hari minggu, ia biasa sarapan di luar. Tapi, perut Keyara sudah keroncongan saat ini. Ia ingin mengambil roti untuk sekedar mengganjal perut. Tapi, putra-putranya tidak ada yang menjaga. Jadilah ia mengurungkan niatnya. Dalam hati, ia mengutuk dengan berbagai sumpah serapah untuk suaminya yang sangat keterlaluan. Di ruang olahraga. Gerald asik dengan kegiatannya yang berjalan di mesin olahraga, dengan santai. Earphone yang menyumpal telinganya membuat Gerald makin asyik. Sejak menikah dengan Keyara dan sejak mempunyai tiga bayi kembar, Gerald merasa dirinya lebih hangat, dan lebih seperti manusia pada umumnya. Gerald juga jarang marah-marah dan tidak lagi bersikap dingin kepada bawahannya. Merasa dia sudah lelah dan lumayan banyak berkeringat, Gerald menyudahi acara olahraganya. Ia mematikan mesin. Menyambar haduk serta botol air yang tergeletak di meja tak jauh dari tempatnya berdiri. Gerald mengelap keringatnya dengan handuk yang dia pegang. Gerald terkekeh mengingat istrinya. Andai Keyara tau kalau dia sedang mengelap wajahnya, pasti Keyara akan menjerit terpesona dan memuji dirinya yang terlihat sexy saat berkeringat. "Melihat tubuhku yang makin hari makin bagus, pasti membuat Keyara tak lagi melirik pria lain. Dia pikir dia siapa berani melirik pria lain tanpa seijinku! Huh!" ucap Gerald bermonolog. Gerald melangkah santai menuju kamarnya. Membuka kamar, ia melihat ketiga anaknya yang saling berguling-guling di kasur. Sedangkan Keyara duduk dengan memelas di lantai. Oh sungguh kasihan sekali istrinya itu. "Sayang!" panggil Gerald yang membuat Keyara menoleh. Mata Keyara menghunus tajam tepat di manik hitam suaminya. Gerald meringis pelan. Menyadari kesalahannya. "Papa!" celoteh Ray dan Rey bersamaan. Sedangkan si sulung, Rex sama sekali tidak tertarik dengan kedatangan papanya. Rex malah asyik berusaha mengemut jempol kakinya. Bayi itu sedari tadi sibuk menekuk kakinya agar bisa dia emut. "Jaga mereka sebentar. Aku mau makan!" ucap Keyara sedikit ketus. "Ma, bukannya kita mau sarapan di luar ya? Kok kamu makan?" tanya Gerald memastikan. "Aku baru menyusui anak-anak. Saat ini aku lapar. Apa kamu mau melarangku makan?" tanya Keyara nyolot. "Kamu pikir menyusui anak-anak tidak butuh tenaga?" sentak Keyara lagi. Gerald hanya meringis. Dia kan cuma tanya, apa salahnya coba? "Iya iya, kamu makan yang banyak ya. Biar Triplet aku yang jaga." ucap Gerald sembari tersenyum manis. Keyara mendengus sebelum menutup pintu dengan keras. Gerald hanya mengusap dadanya. Keyara memang sering marah. Gerald pun maklum. Sejak Keyara bangun sampai tidur lagi, istrinya itu tak pernah istirahat dengan tenang. Karena memang mereka dikarunia anak tiga sekaligus. Mungkin tubuh Keyara yang lelah membuat perempuan itu mudah sekali marah. Dan lampiasan amarah Keyara adalah suaminya sendiri. Gerald menatap ketiga putranya yang sangat menggemaskan. Mereka lahir kembar identik. Sungguh hebat bukan dirinya? Sekali tembak, tiga anak langsung jadi. Lebih hebat lagi istrinya, sanggup hamil dan melahirkan anak tiga sekaligus yang tampannya mirip Gerald. Gerlad mengamati ketiga putranya dengan lekat. Putra pertamanya, Rexvan Adam Al-Farizi. Putra keduanya, Rayhan Adam Al-Fauzi. Sedangkan yang ketiga Reyhan Adam Al-Akbari. Dilihat sekilas mereka sangat mirip. Tapi, tentu saja ada perbedaan pada mereka bertiga. Rex mempunyai t**i lalat diantara hidung dan matanya. Membuat kesan tatapan tajam pada mata bocah itu. Sedangkan Ray, wajahnya mulus tanpa tanda lahir ataupun t**i lalat. Dan Rey, ada t**i lalat di sudut bibirnya. Gerald menduga, besarnya Rey akan menjadi pria yang paling cerewet. Setelah memakan roti dan s**u, Keyara kembali ke kamarnya. Ia akan memandikan ketiga bayi-bayi mungilnya. Ia melihat Gerald yang tengah menggendong Ray dan Rey dengan kedua tanggannya. Ray dan Rey tertawa saat Papanya mengayun-ayunkan tubuhnya. "Mas, Kenapa Rex gak sekalian di gendong? Jangan pilih kasih. Kasih sayang orang tua itu harus rata!" ucap Keyara. Gerald mendelik. Bukannya ia pilih kasih. Tapi, tangannya hanya ada dua, itupun dia sudah keberatan karena anak-anaknya yang bontot. Juga, Rex tidak tertarik dia gendong. Putra pertamanya itu asyik sendiri, kadang juga tertawa sendiri. Batin Gerald, mungkin Rex sedang menghalu. "Ma, tangan ku cuma dua. Gak bisa kalau gendong Rex juga!" jawab Gerald. "Kalau gak bisa, lebih baik jangan gendong semua. Biar adil!" ucap Keyara. Keyara memang sangat tegas mengingatkan suaminya agar bersikap adil. Keyara tidak mau, kalau mereka besar merasa saling iri. Sebisa mungkin Keyara akan menjadi orang tua yang baik untuk mereka. "Ayo anak-anak, kita mandi dulu. Setelah itu, kita jalan-jalan." ucap Keyara. Keyara menggendong Rex, sedangkan Gerald menggendong kembali Ray dan Rey. Seperti biasa, mereka memasukkan ketiga jagoannya ke bak mandi yang luas. Banyak mainan dan bebek-bebekan kecil memenuhi bak mandi mereka. Namanya juga anak kecil, kalau mandi selalu dengan mainan. Gerald dan Keyara nampak tertawa girang saat Rex, Ray dan Rey memainkan air hingga menyiprat kearah mereka. Beberapa kali juga, mereka bertiga berceloteh ria sambil berebut mainan. Keyara menggosok tubuh anaknya dengan lembut. Pertumbuhan anaknya bisa dibilang cepat. Ketiga anaknya walau berumur satu tahun, sudah bisa jalan walau tertatih tatih. Kecuali Rey, yang masih takut-takut kalau diajari berjalan. "Hari ini kita jalan-jalan ke mana, Mas?" tanya Keyara meminta pendapat. "Enaknya dimana? Aku ngikut kamu asal kamu juga seneng," jawab Gerald. Kesenangan Gerald terletak pada istrinya. Kalau istrinya senang, Gerald juga senang. Apalagi melihat istrinya tertawa bahagia. Gerald juga akan sangat bahagia. Belahan hatinya tulang rusuknya dan ibu dari anak-anaknya akan dia pastikan dengan seluruh jiwa dan raganya akan tetap bahagia.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD