PROLOG

217 Words
DI ruang ICU milik salah satu rumah sakit ternama di Jakarta, seorang perempuan terbaring tak berdaya di atas tempat tidur. Mesin pendeteksi detak jantung berbunyi konstan, alat bantu pernapasan melekat menutupi mulut dan hidung miliknya, sementara mata perempuan itu terus tertutup sepanjang hari sejak kejadian kelam 2 tahun lalu. Kejadian yang mengubah seratus delapan puluh derajat hidupnya. Entah kapan perempuan itu akan bangun. Mungkin beberapa detik lagi, atau menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun, bila Tuhan berkehendak pun, bisa saja Dia mengambil nyawanya sekarang. “Saya Gibran Dharma Alexi terima nikah dan kawinnya Afra Naila Arkana Binti Aryo Bagus Prasetyo dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.” “Bagaimana, sah?” Penghulu menatap para saksi yang sebagian besar terdiri dari keluarga kedua belah pihak. “Sah.” “Alhamdulillahirabbilalamin, Al-fatihah…” Bahkan, setelah akad nikah antara Gibran dan Afra di rumah sakit terlampaui pun, Afra masih belum mau membuka kelopak matanya. Tetapi Gibran memegang teguh janji setianya, jika pria itu akan selalu berada di sisi istrinya tanpa selingkuh dengan wanita lain. Meskipun Gibran tidak mencintai Afra, meskipun dia tidak tahu apakah Afra akan kembali sadar atau tidak, Gibran tetap menunggu sekaligus berpasrah pada Tuhan akan jalan yang mereka hadapi bersama nanti. Karena Gibran percaya, apapun yang dimulai dengan niat tulus maka insya allah semua akan berjalan baik.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD