1

1753 Words
Langit Angkasa Adiguna adalah salah satu ketua Genk yang brutal dan menyeramkan di Kota Bandung. Genk itu bernama Genk Zero. Genk Zero memiliki banyak sekali anggota. Walaupun Langit masih ber usia 16 tahun, tapi dirinya sudah banyak ditakuti oleh orang. Hal itu dikarenakan kekuasaan dan kebrutalannya. Selain itu Langit juga sangat jahat, ia tidak akan melihat siapa lawannya. Semua orang yang menganggunya adalah lawannya. Langit sudah sering keluar masuk ke penjara karena hal-hal yang ia lakukan itu. Namun ia selalu bebas dalam kurun waktu tak lebih dari 1 jam. Hal itu tentunya karena kekayaan dari keluarga Langit yang tidak akan ada habis nya. Dengan uang ia menjadi mudah bebas. Kedua orang tua Langit sudah bercerai sedari usianya masih 8 tahun. Mereka berpisah karena mereka sudah tidak cocok dan sekarang mereka sudah memiliki pasangan masing-masing. Saat ini pun mereka sudah bahagia bersama dengan keluarga baru mereka. Meninggalkan Langit yang sedari dulu tinggal sendiri dan kesepian. Ya. Sedari usia 8 tahun, Langit sudah ditinggalkan oleh kedua orang tuanya di rumah yang besar ini. Meskipun di sini banyak pelayan, sopir, dan asisten rumah tangga. Tetap saja di sini tak ada keluarga dari Langit. Langit benar-benar anak yang malang karena dibesarkan oleh kesepian. Langit yang sangat malang dengan kesepian yang tak pernah pergi meninggalkan dirinya. Maka dari itu Langit tumbuh menjadi pribadi yang keras, brutal, dan angkuh. Hal itu karena kurangnya perhatian dan kasih sayang yang diberikan oleh orang tuanya kepada Langit. Mereka berdua setiap bulannya hanya mengirimi Langit uang dan uang saja. Selalu materi saja yang mereka berikan kepada Langit. Cinta dan kasih sayang tak pernah Langit dapatkan. Karenanya Langit hidup dengan memanfaatkan uangnya untuk mendapatkan segala hal yang ia inginkan. Menurut Langit, semuanya bisa dibeli dengan uang. Kecuali cinta dan kasih sayang. Langit tidak akan pernah bisa membeli kedua hal tersebut. Bahkan selama satu tahun, mungkin hanya sekali dua kali Langit bertemu dengan orang tuanya. Itu pun hanya sekedar makan malam bersama atau bahkan hanya sekedar bertemu di acara penting atau acara perusahaan saja. Dan mereka bertemu tanpa sapa. "Bos gimana nih nanti ditantangin sama anak Merdeka" ujar salah satu anak buahnya. Saat ini Genk Zero sedang berkumpul di gudang belakang sekolah SMA ALEXANDRIA yang memang merupakan SMA mereka. Langit masih kelas 10 disini, tapi tidak ada kakak kelas yang berani padanya. Malahan banyak yang akhirnya menjadi anak buahnya. Itu semua karena memang Langit yang paling berkuasa dan ditakuti di SMA ALEXANDRIA ini. "Kapan? Dimana mereka maunya??" tanya Langit sembari menyesap rokoknya itu. Ya, Langit memang seorang perokok. Rokok, minuman beralkohol, dan n*****a sudah menjadi teman kesehariannya. Bahkan Langit sudah mencoba barang-barang haram itu semenjak ia masuk ke SMP. Baginya seluruh barang haram itu bisa membuatnya bahagia. Apalagi n*****a yang dapat membuatnya seakan-akan terbang dan melepaskan segala masalah dan sakit yang ia rasakan setiap harinya itu. Setiap ada masalah yang sangat berat, ia pasti akan memesan obat terlarang itu dan menggunakannya di suatu apartemen. Apartemen yang hanya dia dan Zeon, sahabatnya sajalah yang mengetahui letaknya. Tak ada yang tahu jika ia adalah pemakai di rumahnya. Bahkan hanya satu orang yang mengetahui itu, dia adalah Zeon yang merupakan sahabat dari Langit. Satu-satu nya orang yang bisa ia percayai di dunianya yang bagi Langit sangat kejam sekali pada dirinya. "Lapangan Merdeka habis sekolah" ujar Zeon menjawab pertanyaan dari Langit. Ya. Zeon juga mengikuti Genk Zero ini. Bahkan disini ia adalah wakil ketua Genk Zero. "Oke, siapin aja pasukan. Nanti abis sekolah kita ke sana. Udah bel sana pada masuk semuanya" ujar Langit kepada mereka semua. Mereka pun mulai membubarkan diri mereka. Saat ini di gudang hanya tersisa Langit dan Zeon. Langit memang menyuruh anak buahnya untuk pergi meninggalkan gudang karena memang ia tidak ingin rahasia mengenai anak buah Genknya tersebar. Karena hal itu bisa membahayakan anggota genk Zero. Genk Zero memanglah Genk yang sangat terkenal. Namun bagi orang awam dan bagi yang bukan musuh dari Genk Zero, mereka tidak akan mengetahui siapa saja orang yang masuk ke dalam Genk Zero dan menjadi anggotanya. Mereka semua terlihat menyembunyikan identitas mereka dengan sangat rapi. Tanpa orang lain yang mengetahui. Yang mereka tahu hanyalah dua orang saja. Tidak lain tidak bukan adalah Langit yang menjadi Ketua Genk Zero dan juga Zeon yang menjadi Wakil Ketuanya. Selebihnya mereka masih bertanya-tanya mengenai anggota yang lain. Karena mereka semua sangat penasaran. Namun sampai saat ini mereka tidak kunjung juga menemukan jawaban pastinya. "Lo yakin bakalan aman Lang? Lo tau kan anak SMA Merdeka gimana kalo nyerang? Gimana kalo mereka bawa senjata? Ntar kita banyak yang luka" tanya Zeon kepada Langit. "Santai aja, mereka ga bakalan bawa alat perang mereka hari ini" ujar Langit pada Zeon. "Maksud lo?" tanya Zeon bertanya-tanya kepada Langit karena ia penasaran sekali. "Kemarin gua ketemu Ragil dan sebenarnya gua dah tau kalo mereka mau nantang kita. Tapi kemarin gua tantang balik Ragil buat ga bawa alat apapun. So, hari ini kita benar-benar fighting tanpa senjata. Free senjata kita" ujar Langit sembari tersenyum dengan misterius. "Udah lebih dari 10 menit. Ayo masuk ke kelas. Ntar guru tambah cerewet" ujar Langit. Ya. Jika yang lainnya Langit menyuruh mereka untuk tepat waktu masuk ke kelas, berbeda dengan Langit dan Zeon yang selalu masuk 10 menit sehabis bel berbunyi. Hal itu selalu mereka berdua lakukan semenjak awal masuk sekolah, guru pun tidak banyak yang bisa menegur karena sekolah ini adalah milik dari keluarga Langit. Selain itu juga mereka sudah lelah untuk menegur. Melihat Langit dan Zeon mau untuk masuk ke kelas mereka saja, mereka sudah bersyukur sekali. Jadi mereka tidak pernah mempermasalahkan tentang Langit dan Zeon yang selalu saja terlambat masuk ke dalam kelas mereka. Langit dan Zeon pun akhirnya masuk ke kelas mereka, yaitu kelas 10 IPS 2. Saat masuk, guru yang sedang mengajar pun biasa saja dan malah terkesan malas melihat muka Langit dan Zeon yang selalu terlambat itu. Guru tersebut juga sudah terbesar dengan mereka berdua. Mereka berdua pun duduk di tempat mereka, tepatnya dikursi paling belakang. Banyak sekali teman cewek mereka yang melihat ke arah Langit dan Zeon. Selalu begitu saat mereka melihat dua pangeran tampan itu. Mereka sangat jarang berinteraksi dengan yang lainnya. Kecuali orang itu membuat masalah pada Langit atau pada Zeon. Pelajaran pertama pun sudah selesai. Saat ini mereka sedang pergi ke kantin untuk makan karena perut mereka sangat lapar. Setelah memesan makanan, Langit dan Zeon pun duduk menunggu makanan mereka datang. Mereka kembali mengobrol kali ini. "Lo yakin mereka bakalan nepatin omongan mereka Lang? Lo tau sendiri kan gimana Ragil sama Genknya itu. Kenapa gua ga percaya ya sama mereka" ujar Zeon pada nya. "Gua pertaruhin harga dirinya Ragil kalo sampe salah satu dari anak buahnya ada yang bawa senjata. Lo ga lupa kan seberapa besar gengsinya seorang Ragil itu?" ujar Langit. "Ah I see, Ragil dengan harga dirinya yang tinggi dan angkuh ga akan mau kalah. Okay. Nanti gua umumin keanak-anak buat ga bawa senjata" ujar Zeon karena ia sudah yakin. Tak lama kemudian, makanan mereka pun datang. Bersamaan dengan makanan mereka yang datang, ada 3 cewek cantik yang datang dan duduk di depan mereka. Ketiga cewek itu adalah Arumi, Gadis dan Sasa yang merupakan 3 cewek tercantik di SMA ALEXANDRIA. Mereka tampak biasa saja mendekati Langit dan Zeon. Selain itu mereka bertiga terlihat duduk di meja Zeon dan Langit dengan Arumi yang duduk didekat Langit. "Hai Langit my brother, gimana kabar lo? Baik aja kan ya" tanya Arumi dengan berani. Bukan karena apa Arumi bisa menjadi berani pada Langit. Itu semua karena Arumi adalah saudara tiri Langit. Ya. Papa Arumi menikah dengan Mama Langit dan membuat Arumi menjadi saudara tirinya. Semua siswa di SMA ALEXANDRIA sudah mengetahui itu semua karena mulut bocornya Arumi tersebut. Langit sangat membenci saudari tirinya itu Arumi dengan sengaja mengatakan bahwa dirinya adalah saudara tiri dari Langit agar tidak ada yang berani kepadanya. Padahal mau Arumi sakit atau diganggu pun Langit tidak akan peduli padanya. Arumi memang selalu memanfaatkan posisinya sebagai saudara tiri dari Langit. Dan itu semua berhasil karena tidak ada yang berani kepadanya di SMA ini. "Mau apa lo ke sini. Jangan ganggu gua. Gua mau makan" ujar Langit dengan sinis. "Ishhh lo sama saudara tiri yang lembutan dikit dong" ujar Arumi sembari cemberut. "Pergi atau gua siram lo pakek kuah panas soto ini" ujar Langit membuat Arumi pun langsung beranjak dari meja Langit. Karena Langit akan melakukan apapun yang ia bisa lakukan untuk mengusir seseorang yang menganggunya walau pun itu perempuan sekali pun. Karena baginya orang yang sudah menganggunya adalah hama yang harus dibasmi. "Okay, gua pergi. Itu tadi ada titipan dari Mama buat lo makan" ujar Arumi sembari menyodorkan tempat makan yang tadi Arumi bawa. Langit pun melihat tempat makan itu. Langit pun tak menjawab perkataan Arumi tersebut, dan Arumi pun juga langsung meninggalkan meja itu. Setelah Arumi pergi, Langit memakan soto itu dan meninum es teh yang tadi juga ia pesan. Ia masih melihat kotak makan itu dengan senyum yang sinis. Tak beberapa lama akhirnya makanan Langit dan Zeon pun habis. Mereka akan meninggalkan meja mereka itu. Namun sebelum itu Zeon mengingatkan kotak makan itu. "Lang, lo ga bawa makanan ini?" tanya Zeon pada Langit sembari menunjuk tempat makan yang tadi di bawa oleh Arumi. Kotak makan yang sangat dibenci oleh Langit. "Ah gua hampir lupa. Untung lo ingetin ya Ze" ujar Langit yang kemudian mengambil kotak makanan tersebut dengan wajah yang sudah berubah. Kali ini ia terlihat marah. Zeon awalnya terkejut Langit mau mengambil kotak tersebut, karena biasanya Langit akan meninggalkan itu dan tak sudi sskadar tuk menyentuhnya. Namun keterkejutan dari Zeon tersebut tak ada apa-apanya dibandingkan dengan apa yang di lakukan Langit kali ini. Langit berjalan menuju ke luar kantin diikuti oleh Zeon, dan saat akan keluar kantin, Langit berhenti di dekat tempat sampah dan membuang makanan beserta tempat makannya tersebut ke tempat sampah tersebut dengan raut wajah yang dingin sekali. Selalu seperti ini jika Arumi datang membahas apapun mengenai Mama Langit. Langit selalu berubah menjadi sosok yang tidak tersentuh. Meskipun setiap harinya ia juga menjadi sosok yang seperti itu. Namun di hari-hari itu Zeon masih bisa mengenali dan menyentuh Langit. Hanya saja ketika Langit dihadapkan dengan masalah keluarganya atau ada yang membahas tentang keluarganya, Zeon sudah tidak bisa lagi menyentuh Langit. Dia akan sangat marah sekali. Untung saja, Papa Langit dan keluarga nya tidak berada di Bandung. Karena jika mereka berada di Bandung, mungkin Langit sudah tidak bisa lagi tersentuh oleh Zeon. Ia akan menjadi semakin dingin. Dan ia akan menjadi seseorang yang penyendiri Zeon tidak ingin hal itu terjadi kepada Langit. Karena bagaimanapun juga, Langit ini sudah ia anggap sebagai saudaranya sendiri. Ia akan menjaga Langit dan selalu menemani Langit.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD