Prolog

204 Words
    Ini tentang kita yang sedang mencoba untuk melupa. Tentang kita yang mencoba berdamai dengan masa lalu dan segala masalah yang ada. Tentang kita bertiga, aku, kamu, dan semua ikatan yang tercipta bersama waktu yang terus berjalan maju.          Aku, yang ingin mencoba mengerti bahwa tidak semua hal harus kita ketahui. Aku, yang mencoba terus berjalan bersama ketidaktahuan dan banyak tanda tanya di kepala. Kemudian aku bertemu kamu, kalian, dan teka-teki yang mulai terpecahkan.    Ini kisahku. Kisah Jiwa dan Raga dalam hidupku. Kisah yang hanya ada satu, dan utuh setelah banyak hal aku tempuh.     Perlahan, tapi pasti. Menjamah tiap ranah. Mari, kuperlihatkan kisah ini. Kuperlihatkan semua teka-teki yang tercipta seiring berjalannya waktu. Semua tanya yang menginginkan jawaban. Semua hal yang ingin kuketahui, semua yang ingin aku perlihatkan. Di sini, bersama ribuan harap yang menginginkan pulang. Di sini, bersama segala keinginan yang ingin diwujudkan.   "Jangan menjadi jingga di hari petang yang bersifat sementara, jadilah biru yang selalu menemani siang dan malam." -Farensha Earlene Bennedict-     "Mungkin, mengikhlaskan adalah cara terbaik untuk mencintaimu. Mungkin, merelakan adalah jalan terindah dalam cerita yang telah Tuhan gariskan pada kita." -Aoron Jiwa Mahaprana-     "Dibodohi perasaan sendiri itu sangat-sangat memalukan!" -Farensha Arlene Bennedict-     "Tapi mencintai tanpa pernah dicintai jauh lebih menyakitkan." -Gavin Auraga Mahaprana-
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD