Prolog

945 Words
Kimberly berlutut di depan makam mamanya, wajahnya terlihat sedih, walau sudah beberapa bulan mamanya meninggal namun tetap saja jika ia datang ke makam hatinya kembali merasa sangat sedih, mamanya orang paling dekat dengannya, semua yang ia alami dan rasakan selalu ia ceritakan pada mamanya. Kini ia hanya punya papanya, namun ia tak terlalu dekat dengan papanya karena papanya bukan seorang witched dan tidak akan mengerti apa yang ia bicarakan, walau papanya tahu kemampuan Kimberly tapi papanya tidak setuju jika ia menggunakannya. Ia memang jarang memakai kekuatannya itu kalau tidak terpaksa, dan ia semakin menyembunyikan kekuatannya saat mamanya terbunuh oleh kekuatan black witched yang meneror Erskine, papa Kimberly takut jika Kimberly menjadi sasaran selanjutnya sehingga ia mengajak Kimberly pindah ke Jakarta. Kimberly berat meninggalkan Erskine, karena ini kota kelahirannya dan kota dimana ia dibesarkan, ia tidak begitu mengenal Jakarta karena ia hanya beberapa kali datang ke kota kelahiran papanya itu, ia juga berat karena mamanya dikuburkan disini, namun ia tak punya pilihan lain karena pasti black witched itu akan mencari keberadaan white witched di kota Erskine. "Mom.... I will miss you" ucap Kimberly pelan, ia belai batu nisan mamanya yang bertuliskan Isla Moray Ismail, nama mamanya. Kimberly kemudian berdiri dan meninggalkan cemetary itu, sesekali ia menoleh ke belakang tak rela pergi. ~~~ ~~~ "Are you ready honey?" tanya pak Radit berdiri diambang pintu kamar Kimberly, Kimberly sudah selesai packing. Ia hanya membawa sebagian pakaiannya saja, sebagian besar sudah ia sumbangkan juga pakaian mamanya juga sudah ia sumbangkan, ia hanya menyimpan beberapa potong pakaian favorit mamanya sebagai kenangan dan pelepas rindu. "I'm ready pa" Jawab Kimberly. "But remember honey, don't use your power in Jakarta okey, its for your safety" 'Yes I know that pa" "Okey, we go to the airport in an hour" "Ok" Kimberly kemudian berdiri dan keluar dari kamar, ia mengelilingi rumah dari sudut kesudut mengenang kejadian kejadian dirinya bersama mama dan papanya disini, semua kejadian berkelebat di kepalanya seperti kolase berputar silih berganti, ia akan sangat merindukan rumah ini. Satu jam kemudian ia sudah berada di dalam rent car bersama papanya menuju  Glasgow Internasional Aiport, hanya dalam waktu 10 menit mereka sudah sampai di Glasgow Internasional Aiport. Kimberly mencoba membaca buku tentang Indonesia yang diberikan papanya, ia diminta mempelajari budaya Indonesia agar bisa berbaur nantinya, apalagi ia akan mengambil gelar magister di Indonesia setelah menyelesaikan S1 ekonomi di Glasgow, ia masih bingung akan mengambil jurusan apa nanti, tapi ia tidak khawatir mengenai bahasa karena dirumah ia memakai dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan inggris. Papanya mewajibkan Kimberly belajar bahasa Indonesia karena itu adalah bahasa kebangsaan papanya, apalagi papanya berniat akan menatap di Jakarta selamanya  dan tak kembali ke Skotlandia lagi. Kimberly dan papanya menempuh jarak 20 jam 45 menit dari Glasgow Internasional Aiport menuju bandara Soekarno Hatta di Jakarta dengan british airways, ia memanfaatkan waktu itu untuk tidur dan sesekali kembali mempelajari budaya dan segala sesuatu tentang Indonesia. Kimberly memutuskan untuk tidur saat matanya sudah lelah membaca, ia kemudian terbangun saat tubuhnya merasa ada yabg menggoyangkan. Ia membuka matanya dan melihat papanya sudah berdiri. "Whats wrong pa?" "Kita sudah sampai di Jakarta, biasakan lidahmu memakai bahasa Indonesia Kim" "Of course pa" "Kim.... " "Iya, tentu papa, aku ingat, maybe little bit english ya?, I'm not familiar yet use Indonesian" "Okey, but you must try Kim" "Iya" Oooo----oooO Kimberly membuka matanya, ia terduduk dari  sudah hampir seminggu ia di Jakarta namun ia belum berani keluar, ia sudah malas keluar saat mengingat macetnya Jakarta saat perjalanan dari airport menuju apartemen dimana ia dan papanya akan tinggal, bayangkan hampir tiga jam perjalanan dari bandara menuju apartemen, hal itu sudah membuatnya merasa ia tidak akan bisa hidup dan tinggal di Jakarta, ia lebih suka tinggal di Erskine, kota kecil yang asri dari pada kota besar macet seperti Jakarta. Tapi ia sudah terlanjur mengikuti keinginan papanya, apalagi ia juga sedang meghindar dari black witched  yang pasti sedang mencarinya setelah mamanya meninggal, sedapat mungkin ia tidak menggunakan kekuatannya agar keberadaannya tidak terdeteksi oleh black witched itu. Papanya mewajibkan Kimberly menjalani hidup normal di Jakarta dan melupakan kekuatannya itu. "Kim.... Are you awake?" sebuah ketukan di pintu kamarnya membuat buyar lamunan Kimberly, ia beranjak dari ranjang dan berjalan menuju pintu kamar, ia melihat papanya sudah rapi saat ia buka pintu kamarnya. "where are you going?" "Kim.... Indonesian, speak bahasa" "Iya, sorry, I'm forget" "Kim.... " "Oke oke pa, aku harus menyesuaikan diri, We just been here a week" "Oke oke, but learn fast, karena kamu akan segera mulai kuliah S2 kamu disini" "What...??!!, tapi pa aku baru wisuda, biarkan aku istirahat satu semester" "No, college is a must, papa mau kamu sekolah setinggi tingginya, kalau memungkinkan kamu sudah merencanakan S3 kamu dimana" "Oh God, magister belum juga aku jalani, papa sudah memikirkan gelar doctor hhhh.... " "Itu biar kamu termotivasi menyelesaikan S2 dengan cepat. Papa sudah mendaftarkan kamu di jurusan filsafat" "What??!!,  filsafat... Come on pa, kenapa filsafat" "Kamu selalu mendebat apa saja pendapat orang, dan papa yakin kamu mampu, nanti doctor ambil jurusan lain" "Ya ya, terserah, by the way papa bel. Jawab, papa mau kemana?" "Of course papa harus kerja Kim, buat kehidupan kita disini. Papa sudah bergabung dengan perusahaan garment sebagai vice president" "Wow.... Langsung jadi vice president?, how could be?" "Tentu saja pengalaman papa yang memberikan papa sampai dijabatan ini" "Oke pa, happy working" "Can you help me Kim?" "Apa?" "Tolong belanja kebutuhan sehari hari, rice, toast, etc" "Dimana aku memberinya pa, aku belum keluar sama sekali" "Maka itu kamu harus keluar dan belanja, sekaligus belajar tentang situasi disini. Jangan lupa bawa kartu nama apartemen ini, jika kamu tersesat mudah bertanya" "Ok ok,  I'll do it" "Oke, papa berangkat dulu, see you tonight" "Bye... " Lynagabrielangga
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD