Prolog

391 Words
Ting! Suara notifikasi ponsel mengalihkan perhatianku sejenak dari layar laptop. Kulihat pop-up yang menunjukkan posting-an ** terbaru dari salah satu teman kuliahku. Digoda rasa penasaran, kuputuskan untuk mengambil benda pipih tersebut, lantas mengklik layar yang membawaku pada halaman akunnya.   My Future Partner^^ Thanks, God!   Caption itu tertulis di bawah foto yang menampilkan sosoknya tengah mengamit lengan seorang pria sambil memamerkan cincin yang melingkar di jari manis mereka. Untuk sesaat, aku terdiam menatap foto itu lama, meski pada akhirnya menekan simbol love dan segera keluar dari akunnya tanpa berkomentar. Di beranda tak banyak perbedaan. Masih menampilkan foto orang-orang dengan berbagai macam pose, baik hanya sebatas membagikan kabar melalui posting-an kegiatan terbaru, mengabadikan momen penting, sampai dengan memamerkan barang-barang branded.     Hello, my baby Prada. Success is an achievement! We’ll be perfect couple in this perfect wedding! Thanks, everyone for coming! Mendengkus pelan, kugerakkan tanganku lebih cepat dalam menggulir layar. Malas membaca caption memuakan yang bisa menimbulkan rasa iri dan dengki tak berkesudahan. Dream job, future partner, halah, pret! Aku ingin membanting ponsel sekarang juga. Kenapa, sih, posting-an ini harus muncul bertepatan di saat aku mengunci diri setelah mendengar mama mengomel karena aku tak kunjung mendapat pekerjaan? Mau mengejekku, ya? Tanganku terhenti pada salah satu video yang menarik perhatian. Sebuah iklan produk sepatu yang menawarkan model terbaru dengan promo pembelian. Berlatarkan jalan serta cat warna-warni yang ditumpahkan, video singkat itu terlihat sangat menarik perhatian. Seorang laki-laki dan perempuan berjalan sambil memamerkan sepatu. Mereka melompat, bahkan menendang untuk memperlihatkan tekstur bahan yang lentur, tapi kuat. Kusenyapkan mode suara, lantas meletakan ponsel di meja. Pandanganku teralih sesaat pada layar laptop, melanjutkan revisi CV yang entah harus berapa kali lagi kuperbarui. Kalau kali ini tidak berhasil lagi, baiklah! Aku akan menerima tawaran perjodohan mama dan menyerah terhadap masa depan! Butuh beberapa menit untuk mengecek semua dokumen dan persyaratan di lowongan pekerjaan sebelum mengirimkan lamaran ke email perusahaan. Saat menunggu loading terkirim, tiba-tiba layar ponselku menyala. Segera kusahut benda tersebut begitu melihat sebuah direct message masuk ke akun instagramku. Dengan ragu-ragu aku membuka pesan dari username yang tampak asing. Namanya tidak jelas, sudah pasti second account karena tidak ada foto profil dan postingan apapun di akunnya. Pesannya pun sangat singkat.   Hai :)   Keningku berkerut. Tanpa aba-aba, segera ku-block akun aneh itu dan segera mematikan data seluler. "Nggak jelas banget jadi orang!" ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD