[1] Interesting

1462 Words
"Hari ini 2 orang nelayan diketahui tidak kembali dari laut sejak kemarin lusa, masih belum diketahui apa yang menjadi penyebab hilangnya para nelayan ini, dari hasil yang kami temu-" Televisi tersebut dimatikan oleh seorang pria, ia memandang bosan ke arah televisi, sudah beberapa hari ini berita itu yang selalu dibawakan oleh pembawa acara, membuatnya bosan. Dengan pakaian khas pelayan kafe yang berwana mocha, pria itu duduk di salah satu kursi pengunjung dengan dagu yang ditopang oleh tangan kanannya. Tak lama kemudian temannya datang dengan pakaian yang sama, "Ada apa denganmu, Aric?" Ya, dia bernama Aric Beverly, seorang anak yatim piatu yang tinggal sekaligus bekerja di tempat temannya ini. Aric menggeleng lemah, "Tidak ada apa-apa, aku hanya bosan kenapa televisi selalu menayangkan berita itu? Kalau mereka penasaran kenapa tidak langsung mendatangi laut itu?" "Mereka masih sayang nyawa", ujar temannya sambil berlalu pergi. Aric menghela nafas sambil memejamkan matanya, sebenarnya diam-diam dia juga tertarik ingin pergi kesana. Atau mungkin ia harus mencobanya? Tapi Aric harus mendapatkan alasan yang bagus agar diizinkan pergi oleh kedua orangtua Nigen, temannya yang sudah berada di sisi Aric sejak mereka masih kecil, bahkan mungkin saat masih dalam kandungan. Dia bangkit dari duduknya menghampiri Nigen yang sedang sibuk meracik Latte Macchiato untuk pelanggan. "Aku butuh bantuanmu", ujar Aric. Nigen menjawab tanpa mengalihkan pandangan dari minuman di hadapannya, "Apa itu?" "Aku ingin ke laut", ujar Aric dengan tampang polosnya. Nigen yang mendengarnya langsung tersentak dan hampir menumpahkan minuman yang baru saja dibuatnya, ia menatap tajam ke arah Aric. "Aku tidak bisa membantumu", Nigen pergi untuk mengantar minuman pesanan pelanggannya. Aric mengikuti Nigen dengan wajah memelas sambil memohon-mohon. "Kumohon, sebentar saja, bawa aku kesana", ujar Aric. "Tidak" Aric berhenti mengikuti Nigen, wajahnya kembali datar, "Kalau begitu aku akan pergi sendiri" Setelah mengantarkan minuman ke meja pelanggan, Nigen menatap tidak suka kepada Aric, "Dan aku tidak akan membiarkanmu pergi" Aric membalikkan tubuhnya menjauhi Nigen, "Terserah, aku akan tetap pergi" Nigen menghela nafas kasar, "Dasar keras kepala" ===== Sore ini Aric tidak memiliki jam kerja, jadi ia memilih untuk jalan-jalan di kota, dan tentu saja bersama Nigen. Entah kenapa anak itu selalu mengikuti Aric padahal Aric sudah melarangnya. Aric jadi merasa seolah-olah Nigen adalah pengawalnya. "Nigen" panggil Aric. Nigen tak menjawab namun ia menoleh pada Aric "Kenapa kau selalu mengikutiku?", tanya Aric to the point. Nigen lalu meluruskan pandangannya, "Orangtua ku menyuruhku untuk mengawasimu, jangan berpikir bahwa aku menguntitmu, aku masih waras dan aku menyukai wanita" Aric tak habis pikir dengan jawaban Nigen, dia berpikir terlalu jauh. "Baiklah-baiklah, aku percaya" Mereka berjalan di tengah keramaian kota, karena malam ini adalah malam minggu, jadi keadaan kota menjadi lebih ramai dari biasanya. "Apa kau tau orang-orang disini sering menghilang tanpa penyebab?", tanya Aric tiba-tiba. Nigen mengangguk, "Aku tau, kenapa? Jangan bilang kau ingin menyelidikinya" Jangan salah dengan Aric, walaupun dia cuek dan terkadang tidak tamah, namun dia memiliki rasa keingintahuan yang tinggi. "Aku hanya sekedar penasaran", ujar Aric jujur. "Kau bukan polisi ataupun detektif, jangan coba-coba", Nigen berbicara dengan nada yang menusuk. "Baiklah-baiklah, wajahmu dikondisikan, kau seperti akan memakanku" "Aku tegaskan sekali lagi, aku masih suka wa-ni-ta", Nigen menekankan kata 'wanita' Lagi-lagi Aric menatap tak percaya pada Nigen, dia salah paham lagi dengan maksud Aric. Dasar otak dangkal. Batin Aric. Aric berdehem, "Jadi, kau akan membantuku untuk pergi ke laut?" "Walaupun aku bilang tidak kau tetap akan pergi" Aric terkekeh, "Kau benar, jadi bantu aku besok" Nigen tidak punya pilihan, pikiran temannya ini lebih keras dari batu. "Tapi kau tidak boleh melakukan hal yang aneh-aneh, ikuti perintahku" "Baiklah, aku tidak akan melakukan apapun", Aric memutar bola matanya malas. Sekarang siapa yang keras kepala? ===== Disinilah mereka, di tepi laut luas tempat biasa nelayan bekerja. Hari ini adalah hari minggu yang merupakan hari libur mereka, karena itu Aric mengajak Nigen di hari ini. Disini terdapat sebuah speed boat yang akan mereka berdua naiki, tentu saja Nigen yang mengemudi. Setelah meminta izin pada pemilik speed boat, mereka langsung menuju ke tengah laut lepas. Namun sebelum itu para nelayan disana mengingatkan mereka berdua untuk hati-hati, Aric langsung mengerti karena ia selalu melihat berita televisi yang mengatakan banyak para nelayan yang hilang di tengah laut dan tidak pernah kembali. Ketika sudah sampai di tengah laut, Aric menikmati semilir angin yang menerpa kulitnya, ia merentangkan kedua tangannya sambil mengukir senyuman yang jarang ia perlihatkan. "Kenapa kita tidak sering-sering kesini? Ini menyenangkan", ujar Aric pada Nigen Karena sifat Nigen yang kelewat dingin, ia hanya menganggukkan kepala tanpa menjawab Aric. Nigen fokus mengemudi. Haa~ Hmm~ Tiba-tiba terdengar suara yang indah nan merdu memasuki pendengaran mereka berdua, gelombang nampaknya tidak bersahabat pada mereka, membuat mereka kehilangan keseimbangan dan juga kehilangan kesadaran. Aric mencoba berpegangan pada speed boat itu namun sia-sia, mereka terombang-ambing disana. Hingga Nigen menatap ke bawah laut, melihat sesuatu disana, "s**l!", umpatnya. Karena gelombang yang semakin besar, kepala Aric terantuk besi sehingga ia menjadi tidak sadarkan diri. ===== Perlahan ia membuka mata, tangan kanannya memegang wajah tampannya itu. Seluruh tubuhnya terasa sakit, "Argh". Dia mencoba bangkit hingga posisinya menjadi duduk, "Dimana aku?" Aric mencoba mengingat apa yang terjadi terakhir kali. Setelah berusaha keras untuk mengingat, ia mengingatnya. Terakhir kali ia dan Nigen terombang-ambing di speed boat karena gelombang yang besar. Aric melihat sekitarnya, sebuah pulau, pikirnya. Terdapat banyak pohon kelapa disana, serta ia terbaring di atas pasir putih. Aric melihat seseorang di sampingnya yang masih tertidur, lebih tepatnya pingsan. Baru saja Aric ingin menyadarkan Nigen, ia mendengar suara yang indah, suara yang sama saat ia sedang berada di tengah laut bersama Nigen, namun kali ini suaranya lebih indah. Entah karena dorongan apa, Aric mengikuti sumber suara itu, meninggalkan Nigen yang masih pingsan. Suaranya semakin dekat dan semakin terdengar indah di telinga Aric. Dia melihat sebuah batu karang besar dengan wanita cantik yang memegang harpa ditangannya. Tapi tunggu, kenapa kakinya seperti, kaki ikan? Wanita itu menyadari kehadiran Aric, ia melebarkan matanya. Aric heran melihat ekspresi terkejutnya. "Siapa kau?!", bentaknya. "Aku manusia", ujar Aric dengan tampang polos. Wanita itu semakin terkejut, "Bagaimana manusia bisa ada disini?!" "Mana aku tau" Aric berjalan mendekat pada wanita itu. "Jangan mendekat!", wanita cantik tersebut berteriak. Namun Aric tak menghiraukannya, ia semakin mendekat. Dengan cepat wanita tersebut memainkan harpa dan mulai bernyanyi, muncul sebuah gelombang tak kasat mata ke arah Aric. Tetapi Aric tidak merasakan apapun yang membuat wanita bersirip itu menatap heran kepada harpa dan Aric secara bergantian. Wanita itu memicingkan matanya, "Kau siapa? Kenapa kekuatanku tidak berpengaruh padamu?" Aric menghela nafas, "Sudah kubilang aku manusia" "Tidak mungkin!", bantahnya. Namun ia juga tidak bisa memungkiri bahwa ia tidak merasakan apapun pada Aric, membuktikan bahwa Aric memang seorang manusia. Setelah jarak mereka cukup dekat, Aric mengulurkan tangannya, "Aku Aric, siapa namamu?" Wanita itu masih dengan tatapan takut, ia melihat tangan Aric, wanita itu tidak akan pernah membalas uluran tangan Aric. "Kau tidak pantas mengetahui namaku", wanita tersebut setengah berteriak. Aric mengambil tangannya kembali, ia sedikit kecewa. Padahal biasanya para pelanggan di kafe nya sudah berteriak-teriak tidak jelas jika melihat Aric. Namun wanita di hadapannya ini berbeda. Jelas saja berbeda, dia bukan manusia. "Jadi kau yang menculik para nelayan di kota ku?", tanya Aric tanpa basa-basi. Wanita itu menyipitkan matanya, "Menculik? Apa maksudmu?" "Jangan berpura-pura tidak tau, kau pasti menculik mereka dengan suara indah mu itu, sehingga kami menjadi terpikat dan berada di bawah kendalimu", ujar Aric yang sangat cepat memahami keadaan. Pernyataan Aric semakin membuat wanita itu terheran-heran. Jangan-jangan... "Ah!", wanita itu menutup wajahnya dengan tangan kirinya. Dia baru saja mengerti dengan ucapan Aric. Ia kembali menatap Aric, "Kau salah paham, bukan aku yang melakukannya" Aric menaikkan satu alisnya, "Lalu siapa?" Baru saja ingin menjawab pertanyaan Aric tiba-tiba seseorang datang menarik Aric menjauh. "Aric! Jangan dekat-dekat dengannya!", itu Nigen, dia sudah sadar. Wanita berkaki ikan itu mengambil ancang-ancang untuk kabur. Walaupun orang yang baru saja datang adalah manusia, namun dia merasakan sesuatu yang aneh dari pria itu. "Tenanglah, Nigen, dia tidak menyakitiku", ujar Aric dengan nada yang tenang. Tetapi tidak bisa menurunkan kewaspadaan Nigen. Ketika wanita itu ingin masuk ke dalam air, Aric berkata terlebih dahulu, "Urusan kita belum selesai, kuharap kita bisa bertemu lagi" Setelah mendengar pesan Aric, tanpa menjawab wanita itu langsung menyeburkan dirinya ke laut. Nigen bernapas lega, ia menatap Aric dengan tajam, lebih tajam dari biasanya. "Kenapa kau berbicara dengannya?", tanya Nigen dengan nada tidak suka. "Sudah ku bilang dia tidak berbahaya, aku baru saja bertanya tentang kejadian menghilangnya para nelayan, tapi kau mengacaukannya", ujar Aric jujur. Nigen memandang ke arah lain, "Jangan coba-coba untuk bertemu dengannya lagi" Aric melipat kedua tangannya, "Wah, kau seperti sedang cemburu kepada pasanganmu yang kepergok selingkuh" Nigen kembali melayangkan tatapan tajam pada Aric, "Aku masih waras untuk itu!" "Baiklah-baiklah, aku hanya bercanda. Tapi masalah kita yang sebenarnya adalah..", Aric menggantung ucapannya, yang membuat Nigen memandangnya serius. "Bagaimana caranya kita pulang?" TBC Semoga kalian menikmati ya Jangan lupa tinggalkan jejak^^
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD