Diajeng Meyrindu Anggita Dewi

2423 Words
''Terkadang hidup memang menyakitkan dan itulah arti cara merasakan hidup yang sesungguhnya..". -Diajeng Meyrindu Anggita Dewi - Kukuruyuk... Ayam berkokok dengan keras dan sinar mentari mulai memasuki celah-celah jendela kamarku ‘’Rinduuuu..., Cepet Bangun ! Kamu mau terlambat sekolah? ‘’ Teriak Bunda dengan kencang. Bunda tak hanya berteriak kencang pada putri semata wayangnya yang tertidur nyenyak, Perempuan paruh baya itu juga menggedor-gedor pintu kamar putrinya. Namun bunda tak kunjung mendapat jawaban dari putrinya. Bunda langsung membuka pintu kamar putrinya. Bunda shock melihat kamar putrinya yang berantakan dan ia melihat putrinya yang mengangkat-angkat dua box besar. ''Rindu, Apa yang kamu lakukan? kenapa masih belum siap-siap pergi ke sekolah Diajeng Meyrindu Anggita Dewi !? '' Tanya Bunda dengan melotot ke putrinya yang berantakan dan sibuk mengangkat-angkat ''Haduh bunda ini masih jam 6 pagi lagian rin cuma mau bantu bunda sebelum berangkat sekolah ..". Jawab Rindu sembari menata seafood jualan bundanya Bunda menghentikan tangan Putrinya yang sibuk menata dagangannya. Ia menatap mata putrinya dengan sendu "Sudah hentikan nak, Kewajiban kamu hanya sekolah biar bunda yang lakuin ini. Bunda mohon kamu siap-siap sekolah saja ya? " Tutur Bunda "Rin sebagai putri bunda juga punya kewajiban membantu bunda. Bukankah seorang anak juga harus berbakti kepada orang tua bun? Nah sekarang Rin mau berbakti pada bunda hehe." Jawab Rindu tersenyum lebar kepada Bundanya Hati Bunda terharu melihat sikap putrinya yang begitu dewasa dan berbakti padanya. Ia memeluk putri semata wayangnya "Kenapa kamu begitu mengerti keadaan bunda nak hiks.. ". Ujar Bunda meneteskan air matanya di bahu putrinya "Bunda sudah seharusnya Rin mengerti bunda. Kan Rin tuan putri bunda yang selalu siap siaga untuk bunda hehe." Ucap Rindu dengan tersenyum lagi "Bunda sayang tuan putri bunda.. ". "Rin, juga sayang bunda.. ". Mas, Tuan putri kita sudah dewasa.. Liatlah mas dia sangat mirip denganmu. Gumam Bunda dalam hati. Ia mengelus rambut putri semata wayangnya "Ya udah bunda ayo kita pergi ke kedai!! Yokk semangat bundaa!! " Teriak Rindu dengan semangat "Baiklah nak.. ". Roda kehidupan selalu berjalan seiring waktu dan langkah manusia. Setiap manusia pasti melangkah dalam roda kehidupan yang terus berputar. Setiap manusia memiliki kehidupan yang berbeda dan setiap manusia memiliki cara tersendiri dalam menjalani kehidupan. Bukankah hidup harus membuat manusia merasakan arti hidup? Setiap manusia memiliki skenario dari Tuhan. Seperti keluarga kecil Rindu, dimana dirinya harus hidup berdua dengan bundanya tanpa seorang ayah. Diajeng Meyrindu Anggita dewi itulah nama terindah yang diberikan ayahnya sebelum ia pergi ke dunia yang berbeda. Begitu cepat waktu mengambil raga seorang ayahnya yang tak sempat ia ajak bercengkerama. Namun, apalah kita? Kita hanya bisa menerima segala hal yang terjadi. Kini, Kehidupan Rindu hanya berdua dengan bundanya. Rindu saling membangun rumah kecil mereka menjadi rasa bahagianya dan tentunya menguatkan bundanya ketika rapuh. Rindu menatap wajah bundanya yang sedang membuat adonan tepung dan terigu. Di sudut keningnya keringatnya bercucuran. Rindu menghampiri bundanya. "Bunda, Bunda istirahat dulu ya hari ini? Biar Rin yang jualan." Ucap Rindu memeluk bundanya dari belakang "Enggak, bunda gak capek kok nak. Kamu berangkat sekolah sana. Kalo kamu sekolah bunda akan lebih bahagia melihatnya" Jawab Bunda menolak permintaan Anaknya "Tapi bundaa, Rin gak mau liat bunda kecapean. Ayolah bundaa.. Lagian Pelajaran hari ini cuma belajar Renang." Rayu Rindu "Ha? Renang nak? Kok kamu gak beritahu bunda? " Tanya Bunda sembari memicingkan matanya ke arah putrinya "Haha, Karena emang sengaja wkwk." Ujar Rindu sembari mencolek adonan dan mengarahkan ke wajah bundanya "Diajeng Meyrindu kamu yaa... Jailnya gak ada abis." Ucap bunda berlagak jahat "Wlek!! Kejar Rin kalo bisa bundaaa haha." Ejek Rindu "Awas ya kalo bunda dapet kamu!! Bunda pecel lele sambel terasi !! Baru tau rasa." Ya, inilah kehidupan Rindu dan Bunda yang selalu penuh dengan canda dan tawa. Dan Rindu selalu saja memberi canda tawa untuk bundanya. Dan kehidupan keluarga kecil bunda menjadi berbeda karena kehadiran putri semata wayangnya. Bunda bersyukur dengan kehadiran putrinya di kehidupannya yang pahit ini, meski ia harus menerima kehilangan sosok yang dicintainya pergi. ???? Setelah Rindu selesai membantu bundanya, dirinya bersiap pergi ke sekolah. Ya, pukul menunjukkan jam 7 kurang 15 menit. Cukup baginya untuk pergi ke sekolah karena jarak sekolahnya tak jauh dari rumahnya. "Bundaaa, Rin berangkat sekolah dulu yaaa.. ". Pamit Rindu Bunda menghampiri putrinya sembari membawa sekotak bekal yang berisi Kue dan s**u kesukaan Rindu. Rindu mengecup punggung telapak tangan bundanya. "Kamu sekolah yang pinter ya nak..". Tutur Bunda pada putrinya "Siap bunda, bunda jan cape-cape ya kerjanya atau nanti Rin marah..". Jawab Rindu " Iya iya, Haduh kamu tuh mirip banget sama ayah kamu. Ya udah nih bekal kamu. Ini kue kesukaan kamu yang kemaren kamu minta udah bunda buatin. Ya meskipun gak mirip di toko kue kemaren. Dimakan ya nak.. ". Ujar Bunda "Lha kan anaknya bun gimana sih. Lha ngapain bunda bikin, Rin kan gak mau bikin bunda kesusahan karena keinginan Rindu." Ucap Rindu "Haha emang sengaja buat putri kecil bunda apa sih yang gak bisa bunda bikinin. Bunda cuma ingin memenuhi keingin putri kecil bunda saja biar bahagia." Ujar Bunda tersenyum pada putrinya Rindu yang mendengar ucapan Bundanya merasa terharu. Ia langsung memeluk bundanya dengan erat. "Terimakasih bunda.., Rin sayang bunda. " Ujar Rindu "Haduh ini kamu entar kena bau bunda.. ". "Terimakasih bunda sudah berjuang untuk Rindu selama ini. Rin sayang banget sama bunda." Ucap Rindu sekali lagi "Sama-sama nak, Bunda juga sayang kamu." Saat Rindu dan Bunda masih sedang berpelukan ada suara yang memanggil dirinya. "Rin.., Rinduu.. ". Panggilnya Rindu melepaskan pelukan bundanya dan melihat siapakah orang yang telah menjemputnya. Ya, dia adalah Sahabat Rindu yang bernama Maudina Arinta Ayu. Seorang sahabat yang selalu setia menemaninya dari dirinya duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP). Hingga kini di SMA dina mengikutinya. Dina selalu mengikutinya kemanapun Rindu pergi. Meskipun Dina berasal dari keluarga terpandang dirinya tak pernah malu bersahabat dengan Rindu. Dina dan Rindu selalu berbagi segala hal. Dari berbagai hal yang terjadi pada Rindu, Dina selalu menguatkannya dan membantu Rindu. Karena bagi Dina sosok Rindu lah yang bisa memahami dirinya. Dina selalu pergi ke sekolah bersama dengan Rindu. Bahkan dina selalu menjemput Rindu meskipun jarak rumah dina jauh sekali. "Din, masuk dulu sini." Teriak Rindu "Rindu ini udah mau jam 7 cepet gih berangkat atau kita telat. Emang mau lu? " Jawab Dina "Iya iya.., Bunda Rin berangkat dulu muah.. ". pamit Rindu sembari mengecup kedua pipi bundanya "Iyaaa.., nanti langsung pulang yaaa.. ". "Siap bundaa.. Bye bye..". Rindu langsung menghampiri sahabatnya dan naik ke motor sahabatnya. Rindu melihat Dina yang masih kesal sembari mengendarai motornya ke sekolah. Dan daritadi dina mendiamkannya "Din, lu masih kesal ya? Din jangan diemin gua dong.. ". Ujar Rindu "Dinaa.. , Din.. Dina." Panggil Rindu berulang kali namun tak ada jawaban apapun dari sahabatnya Rindu memeluk sahabatnya dari belakang. Dina terkaget melihat Rindu yang tiba-tiba memeluknya. Padahal dirinya sedang fokus mengendarai motornya. "Diajeng Meyrindu.., Lepasin kagak." Ujar Dina dengan marah Rindu mengerti cara inilah yang bisa meredamkan rasa kesal sahabatnya. Rindu meletakkan kepalanya di bahu Dina. Dina semakin kaget. "Rinduu.., jan gini ah. Gua lagi nyetir nih." Protes Dina "Iya gua tau kok.. ". Jawab Rindu singkat "Ya udah lepasin kalo gitu.. ". Ujar Dina "Enggak mau ah, kamu sih diemin aku aja dari tadi. Kalo kamu mau maafin aku dan gak diemin aku lagi , aku akan lepaskan gimana?" Jawab Rindu "Enak aja semudah itu huh.. Gua mau lu ngelakuin sesuatu baru gua maafin gimana? Lu mau gak? " Jawab Dina "Iya deh, lu mau apa?" Tanya Rindu mengiyakan permintaan sahabatnya "Ituh.., Lu tau di kantinnya mang ujang ada Risoles mozarela enak bet tapi gua kalo kesana gua gak bisa.. Jadi gua.. ". Ucap Dina "Lu mau gua nyerobot gitu buat beliin tuh risol? Gitu kan? " Sahut Rindu mengerti permintaan sahabatnya "Hehe iya, lu mau kan? Lu kan tukang nyerobot sejati Rin.. " Tanya Dina "Hadeh iya iya entar gua beliin dan gua serobot semua siswa.., udah itu aja kan? " Jawab Rindu "Iya itu aja.., lu entar kelas renang sampe jam berapa Rin? " Tanya Dina "Entah gua ga tau, entar gua bakal pesen dulu ke bininya mang ujang biar bisa dapet risolnya duluan buat lu." "Huwaa sahabatkuu terbaikk dehh..". Puji Dina "iye gua tau.. ". Dasar dadar gulung lu din!! Tugas kek gini selalu gua yang rela berkorban.. Ya, apapun yang terbaik selalu Rindu lakukan untuk sahabatnya. Karena bagi Rindu, Dina selalu membantunya di setiap keadaan Rindu. Dan itulah mengapa Rindu akan melakukan apapun untuk kebahagiaan sahabatnya. ******** @Sekolah Sampailah mereka di sekolah elite kalangan terpandang masyarakat yaitu Bintara High School. Bintara High school adalah sekolah yang terkenal dengan para siswanya yang pintar dan kaya, selain itu sekolah ini tidak lah ada kata main-main untuk kesuksesan belajar siswanya. Berbagai Ekskul untuk menunjang bakal siswanya ada disini seperti renang, memanah, lari, Basket, Volly, Bass bol, sepak bola, Linguistik dll. Selain terpandang di kalangan elite orang kaya sekolah ini memiliki berbagai beasiswa untuk siswanya yang pintar. Seperti Rindu yang tak menyangka bisa sekolah disini karena Beasiswa yang ia dapatkan saat tes masuk. Bahkan Rindu tak menyangka jika nilai hasil tes masuknya masuk pada urutan 3 besar. Hingga saat ini uang biaya sekolahnya gratis karena Rindu mendapatkan nilai yang bagus. Namun di sisi lain Rindu harus mempertahankan nilainya agar tak turun. Bundanya selalu menuturkan padanya jika seseorang berusaha dan berdoa semaksimal mungkin maka usaha tak akan mengkhianati hasil. Dan Rindu percaya segala hal memiliki titik hasil dari usaha dan berdoa masing-masing. Rindu menatap gedung pencakar langit sekolahnya yang tak pernah ia sangka jika dirinya akan memasuki kelas 2. Hft.., Dunia memang begitu cepat ya hingga aku tak menyadarinya.. "Woi, Rin ayo gih buruan masuk!! " Teriak Dina membuyarkan lamunannya "Ha iya din yok.. ". Jawab Rindu tersenyum "Lu napa sih pagi-pagi dah bengong aje. Aneh lu ya.., ape lu dah gila? " Ujar Dina ngasal "Hih enggak lah, Gua cuma gak apa-apa kok hihi. " Jawab Dina sambil geleng-geleng "Udah ah tau ah..". Rindu dan Dina memasuki gedung sekolah bersama. Banyak siswa dan siswi menatap mereka berdua. Bagi Rindu itu sudah biasa karena memang mereka udah terkenal tentang kepintaran dan kecantikannya. Tak hanya seangkatannya yang menyapanya ada juga kakak kelasnya. Diajeng Meyrindu Anggita dewi seorang gadis yang penuh ambisius, kecerian, kepintaran, kecakatannya, dan memiliki beragam piagam keolahragaan. Selain itu dirinya adalah sosok yang kuat dan berani. Itulah hal yang membuat dirinya dikenal seantero sekolah. Meskipun dirinya terkenal, Ia tak pernah sombong dan Ia selalu rendah hati. Itulah mengapa alasan yang membuat kharismanya terpancar cerah di lingkungan sekolahnya. Maudina Arinta Ayu adalah seorang gadis dari keluarga terpandang yang terkenal dengan sikap mandiri dan judesnya nan cantik. Namun di balik segala sikap judes Dina, Ia adalah seorang sahabat yang penuh dengan kebaikannya. Di sisi lain banyak siswa yang tak berani mendekati Rindu karena sikap Dina yang selalu menjaganya. Itulah alasan mengapa tak ada satu pun cowo yang berani menembak dirinya. Rindu dan Dina selalu sekelas namun pada mata pelajaran tambahan mereka memilih berbeda. Dina yang memilih kelas Jurnalistik dan Rindu yang memilih kelas Renang. Namun mereka selalu pulang bersama. Dan Hari ini adalah waktunya pelajaran tambahan dimana mereka harus berpisah. "Rin, Gua duluan yaaa..". Pamit Dina "Iya, semangat yaa.. ". Jawab Rindu "Jangan lupa pesenan gua yaaa.. ". Ujar Dina mengingatkan Rindu "Iya iya okeyyy tuan putri Maudinaaa yang cantik sekaleee.. ". Jawab Rindu "Haha seneng gua, okee dahh sampai nanti yaaa.. Bye." Ujar Dina sembari berjalan ke arah kelasnya dan melambaikan tangannya "Bye.. ". Dan kini dirinya sendiri karena sahabatnya sudah masuk kelasnya. Ia berjalan malas ke arah tempat tujuan pertamanya yaitu Kantin. Dimana dirinya harus memesankan Risoles mozarela kesukaan sahabatnya. Mari Rindu kita atur tenaga buat menyerobot semua orang!!! Semangat Diajeng Meyrindu!! Ucap Rindu dalam hati ******* Rindu mulai berjalan ke arah Kantin. Ia berharap dirinya bisa mendapatkan Risoles permintaan sahabatnya. Dengan langkah senang dan bersenandung Ia merasa sangat yakin jika Kantin mang ujang akan sepi. Dan Ternyata dugaannya salah Rindu melongo ketika melihat gerumunan para siswa yang memenuhi kantin mang ujang. Rindu menegakkan badanya dan mengambil ancang-ancang untuk berlari menyerobot antrian. Rin.., Lu pasti bisa menang!!! Semangat Rin, demi sang Risol !! Ujar Rindu dalam hati Satu.. Dua.. Tiga.. Hitung Rindu dalam hati dan dirinya langsung berlari ke arah kerumunan. Dengan semangat dan kekuatannya ia menyerobot para siswa "Minggirr lu semuaaa!! " Teriak Rindu dengan kencang Para murid menatap Rindu dengan sebal karena Rindu membelah kerumunan menjadi barisan. Para siswa heran melihat tingkah anak emas sekolah yang terkenal cantik nan anggun kini menjadi Bar-bar. Akhirnya Rindu dapat membelah kerumunan menjadi 5 barisan. Ia terengah-engah dan berdiri di tengah hadapan barisan para siswa. Ia mengelap keringatnya dan mulai berkata "Kalian kalo mau beli mending bikin barisan kayak gini daripada berkerumun! Enak kan kalo diliat. Kalian gak tau apa kalo ada penyebaran virus corona. Itu virusnya si mak-mak tetangga tau kan? " Ujar Rindu "Huu itu mah congorna haha.. ". Jawab para siswa dan siswi "Haha iya ya, Maaf salah ucap saya. Ya udah sekarang silahkan menikmati pembelian risoles mang ujang. Inget ya harus antri okey? " Tutur Rindu tersenyum nyengir di hadapan para siswa "Iya iya!! " Setelah itu Rindu berjalan ke belakang untuk mengantri namun istri mang ujang memanggilnya yaitu Bu asih "Neng Rindu, Ini pesenannya." Ujar Bu asih Rindu menoleh dengan tatapan heran "Lho bu asih saya belum pesan. Saya akan antri saja" "Eh maksut bu asih ini pesanannya neng Dina gitu.. ". Jelas Bu asih "Lho bagaimana Dina pesen orang dia barusan bilang ke saya?" Tanya Rindu dengab curiga "Sebenarnya udah dari kemaren tapi neng dina bilang kalo yang akan mengambil pesanannya itu neng Rindu gitu katanya." Ujar Bu asih menjelaskan segalanya "Oh gitu ya bu.., makasih ya. Saya duluan bi." Ujar Rindu Rindu mengambil pesanan Dina sambil kesal menahan amarahnya. Bagaimana tidak jika sahabatnya sudah merencanakannya. Sialan lu Dina! Lu ngerjain gua ternyataa!! Rindu berjalan dengan kesal tanpa memperhatikan jalan di sekitarnya. Ia mengepalkan tangannya. Dan menatap ke arah kelasnya dengan tatapan tajam. Ia tak peduli jika dirinya menyenggol siswa hingga suatu ketika ia tak sengaja menyenggol bahu seorang pemuda tinggi yang sedang mencoba mencicipi Risol sehingga sang Risol yang ditunggunya untuk ditelannya berakhir jatuh dan mengotori jas kesayangannya. "Hei! " Ucap Pemuda itu Rindu tak mendengar panggilan pemuda itu hingga pemuda itu menarik tangannya dengan paksa. Hingga Rindu ingin terjatuh namun kedua lengannya dipegang erat pemuda itu. Wajah Rindu begitu dekat dengan pemuda itu hingga mata mereka saling menatap. "Lu siapa sih!? Lepasin gak.. ". Ujar Rindu mencoba melepaskan cengkraman erat pemuda itu "Lu gak tau Gua? Gua Angga Rein Sagara Allendra ." Tatapannya begitu tajam hingga Rindu seolah terbius karena tatapan tajamnya. Dan jantungnya berdetak dengan hebat! Apa yang mau dia lakukan padanya?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD