1. Alleia

1241 Words
"Papa!" teriak gadis dengan rambut dikucir kuda berlari memasuki rumah. Rexvan yang tengah menyapu lantai, lantas tersenyum melihat kedatangan anaknya. "Papa, aku sebel sama Allard Cs. Masa ngintilin aku terus," adu Alleia dengan memanyunkan bibirnya. "Ya kan adeknya mau jagain kamu, kenapa malah kesel gini?" tanya Rex dengan lembut. "Aku risih, Pa. Aku gak mau diikuti sama mereka terus," rengek Alleia manja. Alleia Putri Al-Farizi, atau yang biasa disapa Ia, gadis dua puluh satu tahun yang kelewat manja. Karena dia anak perempuan satu-satunya, mama papanya terbiasa memanjakannya sejak kecil. Rexvan, papanya selalu mengusahakan apa yang diminta putrinya. Namun, yang membuat Alleia kesal adalah saat dia harus punya lima adik sekaligus. Yaitu, Allard, Alleron, Alvero, Alvino dan Alden. Entah apa rahasia papanya sampai memproduksi bibit setokcer ini. Tuyul kembar lima itu kini sudah masuk kuliah semester satu ekonomi bisnis, sedangkan Alleia semester enam dengan mengambil jurusan bahasa Indonesia. Sebenarnya, Rex tidak tega bila melepas anaknya kuliah, pasalnya Alleia mengalami trauma sejak kecil. Di mana dulu Alleia mengidap penyakit syndrom foot drop. Penderita syndrom ini tidak bisa menjaga keseimbangannya dengan baik. Alleia setiap jalan lima langkah, pasti sudah ambruk terjatuh. Itu membuat Alleia dibully di sekolah dan berakhir waktu SMP dan SMA, dia ikut program homeschooling. Penyakit Alleia dinyatakan sembuh saat sudah menjalani perawatan selama lima tahun. Namun sampai saat ini Alleia masih mengonsumsi obat dan vitamin agar penyakitnya tidak kambuh lagi. Saat lulus SMA, Alleia meminta kuliah lantaran sahabatnya sejak SD, Ziona kembali dari luar negeri. Kalau ada Ziona, Alleia merasa aman. Namun, papa Rexvan tetap lah papa yang over protektiv. Rexvan meminta Braga, anak angkatnya untuk menjaga Alleia di kampus. Braga, bocah yang dulunya berumur lima tahun yang Rex temukan dengan penuh luka gores di bagian tangan dan kakinya karena dibuang orangtuanya. Rex langsung mengurus perizinan di kantor polisi untuk mengasuh anak itu. Rex memasukkan Braga di pondok yang dia dirikan dan menyekolahkan Braga sampai S2. Kini, Braga tumbuh menjadi laki-laki dewasa berumur tiga puluh satu tahun dan berprofesi sebagai CEO. Awalnya, Rex ingin memberikan satu perusahaan cabang untuk Braga, tapi pria itu menolak dan memilih merintis karir meski banyak disupport olehnya. Saat Allard, Alleron, Alvero, Alvino dan Alden masuk di kampus yang sama dengan kakaknya, mereka sudah seperti pengawal yang ngintilin kakaknya ke mana-mana lantaran khawatir kakaknya kena bully lagi. "Al!" panggil Rex membuat kelima Al berbaris rapi menghadap papanya. "Tadi kalian ngapain aja sampai kakak risih?" tanya Rex. "Kami ikutin kakak makan di kantin," jawab Allard. "Kami ngintilin kakak waktu numpuk tugas di ruang dosen," jawab Alleron. "Kami dengerin Kakak sama Kak Ziona curhat di taman kampus," jawab Alvero. "Kami hajar Si cowok sok kegantengan yang coba deketin kakak," "Udah-udah cukup!" teriak Alleia memegangi kepalanya yang pusing. "Cukup Mas Braga aja yang ikut Ia di kampus. Jangan kalian semua. Kalian niat kuliah apa ngintilin kakak sih? Heran kakak sama kalian," "Dua-duanya, kak!" jawab mereka kompak tanpa diminta. "Argghhh papa!" rengek Alleia pada papanya. "Anak-anak, kalau mau jagain kakak jangan dari deket, cukup diem-diem aja!" bisik Rex yang masih didengar Alleia. Alleia makin kesal. Perempuan itu berlari menuju kamarnya sambil menangis. Sifat kekanakan yang Alleia punya ini sangat mendarah daging. Akan menangis saat dia kesal. Bagaimana tidak kesal kalau setiap hari akan dikelilingi lima pria yang menjaga gerak-geriknya. Alleia sungguh merasa menjadi tahanan adik-adiknya. Mau ke sini tidak bebas, mau ke sana tidak bebas. Padahal, cukup dengan Mas Braga dan Ziona saja Alleia sudah merasa aman. Bagi Alleia, semua salah mama dan papanya. Alleia ingat dulu saat dia kecil dia tidak mau punya adik, tapi mamanya malah melahirkan lima anak sekaligus. Alleia ingat saat kecil dia tidak cukup mendapat perhatian orang tuanya karena mereka sibuk dengan adik-adiknya. Namun, saat ini mereka tampak memanjakannya. Sampai si lima tuyul pun ikut siaga saat ada apa-apa. Mendapat perlakuan protektif kelima Al membuat Alleia merasa gila. Ingin rasanya Alleia pindah kampus agar tidak diikuti adik-adiknya. Namun, sudah pasti kelima Al juga memaksa papanya untuk memindahkannya di kampus yang sama. Menjadi Alleia tidak lah mudah. Dia dikucilkan teman-teman kampusnya kecuali Ziona. Entah apa hingga dia dibenci temannya, perasaan dia tidak pernah mencari gara-gara. Sebenarnya, Alleia malu bila di kampus harus diikuti Braga dan adik-adiknya, lantaran saat di kelas teman-temannya akan berbondong menyindirnya. Alleia ingin seperti anak-anak yang lain yang bisa bebas main ke sana ke sini dengan banyak teman. Namun, itu hanya angan-angan. Papa, mama dan adik-adiknya tidak akan membebaskan Alleia main tanpa pengawasan mereka. Dan lagian, siapa yang akan mau main dengan Alleia? Dia saja tidak dimasukkan di grub chat teman kampus. Sungguh ironis di jaman modern seperti ini masih ada bullyng, walau tidak secara langsung. Alleia ingin merasakan rasanya pacaran, kencan, diberi coklat dan bunga, tapi siapa juga yang mau jadi pacarnya?. Alleia merasa hidupnya sangat tidak asik alias monoton karena tidak ada yang menarik sama sekali. Bahkan teman-temannya saja sudah ada yang merasakan ciuman. Jangankan Ciuman, dekat dengan cowok saja Alleia tidak pernah. Setelah mengantar Alleia pulang dengan selamat ke rumahnya, Braga kembali ke kantor dan menyelesaikan pekerjaannya. Braga mempunyai ambisi untuk menyukseskan perusahaannya sampai titik tertinggi. Braga ingin membalas budi pada ayah angkatnya yang sudah baik hati mengasuhnya sampai sedewasa ini. Sejak ia berusia lima tahun sampai sekarang, Braga tidak pernah lagi melihat rupa orang tuanya dan tidak tau sekarang mereka ada di mana. Ketika sudah sukses, Braga mengerahkan orang untuk mencari orang tuanya. Namun sampai saat ini juga belum menemukan titik terang. Braga ingat rupa orang tua yang sudah membuangnya setelah menyiksanya karena dia nakal. Ingatan suram itu tidak mungkin bisa hilang begitu saja dari ingatannya. Dulu, Braga juga anak orang kaya. Namun usaha orang tuanya bangkrut. Karena himpitan ekonomi, membuat mama dan papanya sering cekcok dan memarahinya. Braga kecil yang dulunya sering dimanja pun terbiasa minta uang untuk beli jajan. Namun naas, dia meminta uang pas mama dan papanya baru saja bertengkar. Braga disiksa kedua orang tuanya dengan sapu, bahkan kepala anak itu juga di tampar papanya. Dan berakhirlah dia dibuang di jalanan yang panas. Braga kecil menangis, meraung meminta mamanya menjemput, tapi sampai ia lelah menangis mamanya tetap tidak kembali. Sampai dia ditemukan keluarga kaya yang penuh dengan kasih sayang merawatnya. Braga tumbuh dengan orang-orang baik. Ayah Rexvan, Ibu Intan, Bu Ambar dan anak-anak lain. Dulu Braga kira dia diasuh untuk diajari mengemis seperti yang pernah dia lihat di televisi. Namun dugaannya salah. Ayah Rex mengasuhnya dengan penuh cinta, bahkan sampai menyekolahkannya. Saat ini pun, Ayahnya tidak pernah mencicipi sepeser pun uang yang dihasilkan dari keringatnya. Braga merasa tidak enak hati dengan segala kebaikan Rexvan. Pernah Braga memaksa memberikan uang untuk ayahnya, tapi ayahnya menolak. Ayahnya bilang, kasih sayang tidak bisa dibeli dengan uang. Cukup Braga membalas menyayangi Rex dan anak-anaknya itu sudah cukup. Didikan Rex untuk Braga juga tidak main-main. sampai saat ini Braga mengikuti jejak Rex untuk menjadi pria bertanggungjawab dan rendah hati meski posisinya sekarang menjadi orang penting. Saat ini pun Braga juga turut andil menyekolahkan adik-adik yang lain yang masih kecil di pondok. Braga duduk di ruang kerjanya sembari membuka HPnya. Jelas saja tujuan utamanya adalah galeri. Foto Alleia tersimpan banyak di sana. "Alleia, aku mencintaimu," ucap Braga mengusap HP-nya dengan senyum manis yang tersungging. Braga kenal dekat dengan Alleia sejak mereka kecil. Bahkan, saat umur Alleia lima tahun dan belum bisa jalan, Braga lah yang mengajari Alleia berjalan. Tumbuh bersama dan saling menyayangi membuat rasa cinta itu muncul di hati Braga. Namun, dia cukup sadar diri untuk tidak bertindak lebih. Braga tidak mau dikata serakah karena ingin memiliki Alleia, putri malaikat penolongnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD