Prolog

476 Words
Didunia ini apa ada orang tua yang membenci anaknya, seperti mamaku membenci diriku. Awalnya aku, kakaku, dan adiku menjalani masa kecil seperti anak anak pada umumnya. Dilimpahi kasih sayang dari kedua orangtua ku. kami keluarga yang sangat harmonis. Tapi semua itu berubah saat umurku 8 tahun, saat itu aku dan saudara ku bermain di taman. aku dan kakaku yang lebih tua 2 tahun dariku sedang bermain bola disana.seingatku suasana taman kota memang sedikit ramai saat itu karena hari libur. aku dan kakaku berlarian saling kejar sementara papaku menggendong adiku yang berumur 5 tahun. kami bermain bersama dengan gembira penuh tawa. Naas saat bola itu terlempar keluar taman dan menggelinding di jalan raya, aku berlali mengejar bola itu tanpa aku tau ada mobil melaju dengan kecepatan tinggi yang akan menabraku. aku mendengar ayahku berteriak memanggil namaku dan berlari ke arahku hingga suara benturan keras dan decitan rem mobil. ciiittttt........ braaakkkkk...... Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri papaku yang sedang menggendong adiku tertabrak mobil itu hingga berdarah dimana mana. aku dan kakaku berteriak memanggil manggil papaku,kami menangis histeris melihat papa dalam keadaan mengenaskan. beberapa orang menenangkan aku dan kakaku. Saat dirumasakit aku mendengar dokter berbicara pada ibuku bahwa papaku meninggal karena benturan kepala yang sangat parah,sementara adiku mengalami koma.mamaku menangis histeris mendengar kenyataan itu. Untungnya keadaan adiku segera membaik,dan pulih dengan baik hingga kini dia menjadi remaja yang cantik jelita. Sejak saat itu mamaku sangat membenciku, selalu menyalahkanku atas kematian papaku. Menatapku penuh kebencian dan amarah. tapi tidak pada kakaku dan adiku. tidak ada lagi panggilan lembut untuku, tidak ada lagi usapan penuh kasih sayangnya padaku. semua yang aku lakukan selalu salah dimatanya. jika kakaku dan adiku selalu mendapat apapun yang mereka inginkan tapi tidak denganku, bahkan jika aku mengemis pada mamaku pun dia tak akan memberikan apa yang kumau. aku merasa iri pada saudaraku tapi aku bisa apa. jika saudaraku dianggap permata oleh mamaku maka aku adalah sampah bagi mamaku. Hingga kini 15 tahun berlalu mamaku tetap saja masih membenciku. Jika kakaku dan adiku bebas memilih fakultas untuk kuliah tapi tidak denganku, mamaku melarangku kuliah saat aku lulus smu dengan alasan harta peninggalan papaku habis untuk pengobatan adiku dulu, lalu jika habis mengapa mamaku masih mengijinkan kakaku melanjutkan kuliah bahkan di universitas yang termahal. jika aku ingin kuliah aku harus membiayai kuliahku sendiri itu kata mamaku. Sudahlah aku malas berdebat dengan mamaku yang selalu salah dimatanya. maka sejak lulus smu aku putuskan untuk bekerja disebuah toko bunga walaupun gajinya kecil tapi aku lumayan untuk mencukupi kebutuhanku sendiri. hingga kini aku masih bekerja disana, dulunya toko bungan milik mbak Arimbi ini sederhana tapi lama kelamaan berubah menjadi besar dan ramai, sekarang sangat banyak pelanggan di toko itu. Aku sangat betah bekerja disana mbak Arimbi orangnya sangat baik dan cantik lagi murah senyum. gajikupun yang dulu sedikit lama lama menjadi lumayan dan aku bisa menyisihkan gajiku untuk ku tabung.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD