Part 1

1527 Words
Sky Galaxy School adalah salah satu sekolah terbaik di kota ini membuat orang berlomba-lomba untuk dapat masuk ke sekolah itu dan cukup sulit untuk masuk ke sekolah itu, namun tidak sulit untuk seorang pria yang pintar dan kaya itu. "Kau yang sedang membaca buku," teriak seorang guru yang sedang mengajar yang terlihat seperti sudah berkepala empat menunjuk kearah seorang pria yang tidak memerhatikan dirinya yang sibuk menjelaskan materi. "Bisa kau maju mengerjakan tugas ini di depan!" Perintahnya dengan tegas, sambil menatap seorang pria yang sedang membaca buku yang entah lah itu buku apa karena sampul buku itu ditutupi oleh sampul berwarna hitam polos. Bahkan teman-teman nya saja tidak tau itu buku apa, karena hampir setiap hari nya dia membaca buku itu dan tidak boleh ada yang meminjam nya, sebagai teman nya jadi yang lain hanya menghargai saja privasi tentang buku itu tanpa berniat untuk mengetahui itu buku tentang apa. Semua mata menjurus menatap pria itu yang terlihat kelewatan santai, lain lagi dengan para wanita yang menatap pria itu dengan tatapan memuja. Sangat tampan, pikir para gadis itu. "JANGAN PAK PLEASE JANGAN! JANGAN SURUH DIA MAJU! BERISIK PAK SUMPAH." Teriak salah satu pria yang menyadari pasti nanti akan ricuh. "JANGAN PAK SAYA MOHON JANGAN PAK!" Teriak dari pria yang lain nya membuat guru itu menatap murid pria di kelas nya ini bingung. "WOY PAK AH ELAH JANGAN PAK JANGAN, INI PACAR SAYA BELOK NTAR DIA JADI KE DIA PAK." "YAH PAK GEBETAN SAYA ILANG INI MAH." "PACAR KU HILANG DIAMBIL DIA... " Teriak salah satu murid dengan bernada seolah-olah menyanyikan lagu yang sedih. Pria itu yang melihat tingkah teman-teman nya itu hanya tertawa kecil, sudah biasa pasti mereka akan berisik pikir pria itu. Dia menoleh kearah guru yang memerintahkan untuk mengerjakan soal matematika di papan tulis lalu meletakkan buku bersampul hitam itu kedalam tas nya. "WOY LO! JANGAN SENYUM CEWEK GUA NTAR BELOK KE LO!!" Teriak seorang pria yang sibuk menutup mata seorang gadis yang tengah berusaha melepaskan tangan pria yang mengaku sebagai pacar nya itu dari mata nya karena telah menutupi keindahan ciptaan tuhan. Sontak saja seisi kelas tertawa melihat tingkah kedua pasangan itu. "SUDAAHH ! Kalau dia tidak diperbolehkan maju saya akan memilih untuk menggantikan dia..." Guru itu terdiam sejenak. Seketika sekelas hening menunggu jawaban dari guru itu. Berharap-harap untuk tidak di pilih oleh guru itu. "Kamu yang berdiri sini maju menggantikan dia," lanjut sang guru seraya menunjuk pria yang sedang berdiri. "Ahh ... jangan Pak jangan, yaudah Pak dia aja yang maju Pak udah gak apa-apa lah ilang ilang lah gebetan gua diambil dia bodo amat lah dari pada gua suruh maju ngerjain matematika yang susahnya kebangetan gua gk bisa. Halahh makin bikin gua malu aja," keluh pria yang diperintah kan oleh guru itu untuk maju. "WOY MAJU SANA LO," lanjut pria itu. Pria itu tersenyum sedikit dan berjalan maju, " saya saja Pak yang maju." "Pak bisa kau memberikan ku soal yang sedikit lebih rumit dan sulit? Ini terlalu mudah kau tau," ujar pria itu dengan kesombongan yang sudah melekat pada dirinya. Dan seketika kelas mendadak ricuh kembali karena para wanita dikelas heboh histeris melihat tingkah pria itu yang sangat keren itu. Entah mengapa para wanita lebih menyukai pria yang terlihat tidak baik seperti itu, di tambah dengan sikap yang luar biasa sombong itu malah membuat para wanita semakin mengagumi nya. Sebenarnya itu bukanlah hal yang keren atau pun hal yang patut dibanggakan karena itu adalah sikap yang buruk namun ya memang jika kita sudah menyukai apalagi mencintai hingga memuja, melakukan kesalahan sebesar apapun tetap saja kita banggakan dan kita suka karena itu memang sudah hukum alam. Dan begitu sebaliknya ketika kita membenci sesuatu kita tidak akan bisa melihat seribu kebaikan nya. Sifat manusia yang sangat buruk. "Ganteng banget astaga," jerit salah satu wanita yang berambut panjang berwarna coklat muda. Itulah keunikan sekolah ini, tidak ada peraturan untuk bagaimana warna rambut kita asalkan tetap terlihat rapi. Tidak ada peraturan untuk warna apa yang harus di pakai di sekolah ini, sekalipun memakai sepatu berwarna warni, asal kan tetap memakai seragam yang sama dengan peraturan sekolah, karena dari seragam dapat mengenali dimana kita bersekolah, jadi tidak diperbolehkan kan untuk mengganti seragam sekolah. "Keren banget si jadi laki heran gua." "Astaga jenius banget." "Woy I lope yu," teriak wanita yang memiliki rambut berwarna hijau. "Lo harus nikah sama gua biar anak gua ntar pinter." "Lu sama gua ? Anak kita? Pinter? b**o YANG ADA!" Sahut pria itu yang membuat kelas semakin ricuh. Padahal itu kata-kata yang tidak baik tapi tetap saja para wanita itu menyukai nya. "AAAAAAAA..." Jerit histeris para wanita dikelas dan lihat lah wajah para pria dikelas ini mendadak muram dan kesal. Setiap pria itu maju dan tebar pesona membuat para pria yang lain nya kesal namun tidak bisa untuk mem bully apalagi membuat masalah dengan pria itu. Mereka memang kesal namun mereka tetap teman dan tidak mempermasalahkan hal itu. Disini sangat dilarang pembullyan benar-benar sangat ketat untuk mengawasi bagaimana kegiatan murid-murid nya karena setiap sudut sekolah ini di pasang cctv yang selalu di pantau, kecuali kamar mandi tentu nya tidak ada cctv namun ada penjaga untuk membersihkan kamar mandi dan untuk mengawasi apa ada pembullyan terhadap murid disini. Tidak salah semuanya sangat spesial karena sesuai dengan harga yang harus di bayar untuk bersekolah disini, dan tentu saja otak yang pintar. "HALAH DIA LAGI DIA LAGI," teriak kesal para pria yang berada dikelas. Sudah terbiasa seperti ini. Dan selalu seperti ini. Dan ketika seperti ini pria itu hanya tersenyum kecil dan terkadang mengabaikan nya saja sambil membaca buku yang selalu ia bawa. "SUDAHHH CUKUP ANAK-ANAK JANGAN BERISIK!!!" Teriak sang guru yang terlihat sudah kesal melihat kericuhan dikelas dimana ia mengajar. Seketika kelas kembali menjadi hening. Sebenarnya kelas ini bukan lah kelas terburuk namun menjadi kelas terbaik tahun ini namun ya memang kelas menjadi tidak terkendali kalau pria itu sudah tersenyum ataupun menebarkan pesonanya. "Sudah sudah anak-anak, ayo kerjakan soal yang bapak berikan ini. Harus selesai sekarang!" Perintah guru itu membuat anak-anak dikelas mengeluh. Setelah beberapa menit hening hanya terdengar beberapa keluhan pelan dari murid-murid ketika mengerjakan tugas yang di berikan guru nya itu kemudian ada suara ponsel berbunyi. "Ponsel siapa yang berbunyi?" Tanya sang guru menatap seluruh murid nya yang terlihat biasa saja mendengar ponsel berbunyi ketika pelajaran berlangsung. Sekelas serentak menunjuk pria sombong yang maju mengerjakan soal yang diberikan oleh guru itu tadi, karena ya mereka semua sudah hafal ponsel siapa yang berani berbunyi sebesar itu ditengah-tengah pelajaran seperti ini. "Kamu sang tidak sop... "Halo? Ah iya iya aku akan segera datang," potong pria itu seraya mengangkat ponsel nya yang berbunyi dengan santai dan tanpa memperdulikan guru yang terlihat kesal didepan kelas itu. "KAMU SANGAT TIDAK SOPAN! Peraturan disini tidak boleh mengangkat telfon disaat pelajaran sedang berlangsung tanpa izin ya!" "Maaf pak saya ijin saya ada urusan." Pria itu langsung membereskan buku nya dan meletakkan buku tugasnya yang sudah ia kerjakan tadi di meja sang guru dan meninggalkan kelas tanpa ragu, meninggalkan guru yang tengah berdiri didepan menatapnya bingung dan juga kesal. "SANGAT TIDAK SOPAN! SIAPA NAMA PRIA TIDAK SOPAN ITU?!" Tanya sang guru dengan lantang namun tidak menghentikan langkah pria itu sedikit pun, dia seperti telah menutup telinga nya rapat-rapat tidak mau mendengarkan suara apapun yang di keluarkan oleh guru baru itu. "LEONARD STEVAN VALXY," teriak para wanita dikelas ini dengan semangat. "Akan saya laporkan kepada kepala sekolah anak tidak sopan itu, mentang-mentang saya guru baru dia seenaknya saja seperti itu, akan saya berikan hukuman nanti anak itu," omel sang guru sambil berjalan menuju bangku nya untuk melaporkan kepada kepala sekolah tentang tingkah Leo yang tidak sopan terhadap dirinya itu. Murid lainnya yang mendengar omelan sang guru hanya menahan tawa dan senyum. Mereka semua tau usaha guru itu akan sia-sia, memang siapa yang bisa melarang pria arogan seperti Leo. "Udahlah Pak, dia mah udah biasa begitu," ucap seorang murid pria yang duduk didepan sambil mencoret-coret buku nya menghitung soal matematika yang di berikan guru nya itu. "Biasa?" Tanya guru itu bingung. Ya tentu saja bingung sebagai guru baru disekolah ini dia pernah mengajar disekolah lain tapi tidak pernah ada murid yang berani mengangkat telfon di tengah-tengah pelajaran seperti itu dan berperilaku seenaknya seperti itu. Bahkan diri nya saja belum mengizinkan anak itu untuk meninggalkan kelas nya dan dia seenak nya pergi begitu saja. "Leo mah special," sahut salah satu murid tanpa mengalihkan pandangan nya pada buku nya. Walaupun mereka tidak menyukai matematika, tapi bagaimana lagi kalau otak nya berkerja untuk mengerjakan tugas itu. "Ya gak ada yang bisa larang dia pak, udah biarin aja selagi dia tetep ngerjain tugas dari bapak," ucap salah satu gadis yang di kuncir dua dengan jepitan pita yang terdapat permata, bagi orang awam itu terlihat seperti jepitan biasa, tapi bagi mereka yang mengerti itu adalah permata sungguhan yanng memiliki harga yang luar biasa. "Ck anak itu," geram guru itu kesal karena tidak bisa menghukum nya. Ya itu lah Leonard Stevan Valxy, anak dari pasangan Salshabilla dan Aldino, dia pria yang berbakat, pintar, tampan, namun dingin dan angkuh membuat sebagian wanita yang memujanya sedikit menjauh ya hanya sedikit karena tidak ada yang bisa menolak pesona Leo. Terlihat tidak memiliki kekurangan tanpa disadari sifat angkuh nya adalah kekurangan terbesar nya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD