When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Ava merapikan meja makan yang penuh dengan piring-piring kotor. Ia menghela napas lalu menatap kekacauan itu jengah. “Ya ampun, gue berasa tinggal di gua,” gumamnya. Ava merapikan piring-piring itu lalu menaruhnya di wastafel. Ia mencuci semuanya sendirian. Setelah selesai membersihkan dapur, kini ia menyandarkan tubuhnya di sofa, kemudian ia memejamkan matanya. Sebuah pijatan bisa ia rasakan di kedua bahunya. Ava menoleh ke belakang, mendapati putrinya tengah tersenyum dengan cantiknya. “Capek, ya, Ma?” tanya gadis berusia 10 tahun itu. Ava ikut tersenyum. “Iya, capek. Ayah sama Ari mana?” tanya Ava menanyakan suami dan putranya itu. “Ayah sama Ari lagi di belakang, latihan taekwondo.” Ava tertawa. “Kamu gak ikut?” Gisel—gadis itu menggelangkan kepalanya. “Gisel lihat Mama capek, j
Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books