Tempat bertemu

1136 Words
Jumat, 08 Januari 2021               Sienna, berlari dengan terburu-buru, berusaha agar tidak tertinggal oleh kereta yang akan membawa nya menuju kantornya yang terletak di daerah Sudirman.  Lanyard yang seharusnya menggantung rapih di lehernya bahkan masih berada di tangannya karena harus buru-buru, agar tidak terlambat. Untungnya nasib baik sedang berpihak pada Sienna hari itu, sesaat sebelum kereta berangkat, ia sudah duduk manis di dalam kereta, bersamaan dengan para b***k koorporat yang lain. Sienna duduk diam, mengatur napasnya sekalian memakai lanyard nya sendiri.             “Permisi, saya boleh duduk di sini gak?” Suara berat seorang pria membuat Sienna harus mendongkakkan kepalanya, ia menatap pria itu dengan tatapan yang seolah-olah bertanya. Kok nanya? Ini kan tempat umum, duduk aja lagi.             “Eh… iya boleh” Jawab Sienna pada akhirnya. Sesaat setelah pria itu duduk, bau parfume yang maskulin langsung memenuhi ruang penciuman Sienna, bau khas pria b***k koorporat yang pasti sudah memiliki pacar atau paling tidak, sudah beristri. Pria di sebelahnya cukup tampan, apalagi di lihat dari dekat, hidung nya mancung, kulitnya putih bersih, badannya tinggi tegap. Bahkan terlihat menarik, dengan batik maroon yang ia pakai.             “Jangan sampai deh , gue jatuh cinta sama orang yang pakai parfume gitu-gituan. Biasanya mah Playboy”  Ucap Sienna kepada Renata beberapa minggu yang lalu, di saat mereka berdua melihat pacar ganteng  milik Rara , tiba-tiba berselingkuh dengan seorang anak magang di lantai dasar.             Pria di samping Sienna tiba-tiba berdiri, padahal kereta baru saja berangkat dan tentu saja stasiun berikutnya masih jauh, namun Sienna segera sadar ketika melihat sepasang kakek dan nenek, berdiri bersama, lantas pria itu berdiri agar salah satu dari orang tua itu duduk. Sadar bahwa Sienna juga harus mengalah, gadis itu pun langsung berdiri, memberi ruang kepada kedua orang tua tadi untuk duduk.             “Terimakasih” Ucap mereka, Sienna dan Pria itu hanya mengangguk. Jadilah mereka berdua berdiri bersama di dekat pintu, sekaligus menyadarkan diri mereka agar tidak terlalu lelah berdiri.             “Hai, kerja di Sudirman juga?” Pria itu memulai percakapan. Sienna mengangguk dan tersenyum tipis.             “Iya, Mas-nya juga?” Balas Sienna, Pria itu mengangguk dan balas tersenyum manis.             “Saya Chatura Ilham Arsena” Ucap Pria itu, kedua tangannya berada di dalam saku celananya. ia menatap Sienna dalam.             “Saya Chevanna Sienna Larissa” Jawab Sienna, pria itu tersenyum , kemudian mengangguk. Keduanya kembali hening, bahkan tidak ada percakapan di antara keduanya, sesekali yang terlihat hanyalah salah satu dari mereka yang beberapa kali melirik satu sama lain, namun tidak membuka percakapan lagi hingga mereka berdua sampai di tempat tujuan.             Hari itu Sienna lewati dengan biasa saja, bekerja di bawah tekanan dengan gaji yang luarbiasa besar adalah dua hal yang tidak bisa Sienna singkirkan dari kepala. Hari itu adalah hari jumat, last day of weekdays. Hari yang paling di tunggu oleh seluruh b***k koorporat di seluruh Indonesia. Jam menunjukan pukul satu siang, artinya Sienna sudah bisa bebas dari pekerjaan-pekerjaannya yang seperti neraka, buru-buru gadis itu mengambil dompet di tas nya kemudian berjalan keluar , mengikuti Renata yang sudah berjalan lebih dulu.             “Gak kerasa ya udah hari jumat aja” Ucap Renata sembari memilih-milih makanan dari restaurant junkfood kesukaan mereka dari kejauhan.             “Lah… lo yang gak kerasa, gua yang di bagian keuangannya udah pengen mati ngeliat laporan yang selalu acak-acakan tiap minggu nya. Lama-lama bisa gila nih gue” Ucap Sienna sembari memasang mimik wajah yang seperti meminta untuk di kasihani. Setelahnya Renata tertawa, menertawakan neraka bagi Sienna.             Seorang pria , dengan batik maroon serta Lanyard hitam yang menggantung identitas di lehernya, berjalan tegap, memasuki restaurant junkfood. Sesekali ia mendongkakan kepalanya dari handphone agar tidak menabrak orang lain, ia berhenti sejenak, menatap seorang gadis, Gadis dengan rambut sebahu dengan kulit putih serta mata sipit yang tadi pagi ia temui di atas kereta. Senyum nya manis, itu yang membuat Chatura mengingat gadis itu. Chatura meyakinkan dirinya sendiri, bahwa ia harus menyapa Sienna, namun seketika langkah nya terhenti ketika melihat seorang gadis di sebelah Sienna.             “Emang gapapa? Gapapa kali ya? Kalau di katain sokap gimana? Udah ah terobos aja”  Batin Chatura. Dengan langkah tegap, pria itu berjalan mendekati Sienna, menepuk pundak gadis itu perlahan.             “Hai” adalah kata pertama yang keluar dari bibir Chatura ketika Sienna berbalik. Pria itu mengutuk dirinya sendiri, Apaan sih, jayus banget, segala hai-hai an.             “Hai Chatura kan?” Balas Sienna sembari tersenyum manis, ya setidaknya Sienna membalasnya dengan hangat. Chatura mengangguk , lalu balas tersenyum kepada Sienna.             “Makan disini juga?” Tanya Sienna, Basa-basi.             “Iya, yakali makan di tempat lain kalau jumat, disini tuh… favorite banget, iya gak sih?”             “Iya bener, kalau gitu duduk bareng kita aja, Iya gak… Re?!” Sienna celingak celinguk ketika mendapati temannya sudah hilang dalam sekejap mata, padahal beberapa detik yang lalu Renata masih berada di sebelahnya sembari memilih-milih makanan yang akan mereka pesan.             “Kalau begitu duduk berdua aja” Ucap Chatura lancar, Sienna mengangguk menyetujui usul pria itu.             Mereka berdua pun siang itu jadi makan bersama, entah kemana perginya Renata, namun yang jelas, dari obrolan mereka ketika makan, Sienna jadi tahu bahwa Chatura adalah tipikal manusia yang asyik, bahan obrolannya lancar, bahkan tak jarang mereka terjerumus dalam obrolan perihal pekerjaan, namun Chatura lancar-lancar saja, bahkan sesekali ia melawak.             “Thanks, kontakan ya habis ini.” Ucap Chatura sembari melambaikan tangan ketika Sienna sudah memasuki gedung kantornya sendiri, Sienna tersenyum kemudian mengangguk.             “Hati-hati ya.” Balas Sienna, yang entah kenapa sukses membuat hati Chatura menghangat ketika mendengarnya. Pertemuan macam apa yang baru pertama kali sudah membuat kedua insan saling menghangat ketika menatap senyum satu sama lain?             Sienna menarin napas nya dalam-dalam ketika melihat punggung Chatura sudah mulai menghilang bersamaan dengan diri nya yang mulai masuk ke dalam gedung kantor untuk membereskan barang-barang nya untuk di bawa pulang.         “Aneh banget gak sih wak, lo tiba-tiba di sapa sama cowok di McD tadi? Kayak… waah sesuatu hal yang aneh, apalagi lo sampai nge respon kayak gitu?” Renata muncul tiba-tiba di hadapan Sienna sembari memegang segelas caramel machiato starbucks di tangan kanannya.         “Yang lebih aneh tuh lu Re, tiba-tiba ilang kayak ninja. Sodaranya naruto lu?” Jawab Sienna sembari memutar bola matanya, pura-pura kesal, padahal sebenarnya ia cukup senang karena Renata lah, Ia bisa tahu kalau Chatura-si pria yang baru saja ia kenal tadi pagi adalah orang yang cukup menyenangkan.         “Dih, ya gua tuh seneng aja , lo udah mau ngomong sama cowok, ngeliat lo jomblo selama lima tahun ini, dari kita magang sampai sekarang bikin gua jadi gemes sendiri pengen jodohin lo sama kakak gue” Ucap Renata , iya , Renata memang gemar sekali menjodoh-jodohkan orang. Bahkan Sienna sudah berpuluh-puluh kali ia jodohkan dengan kakak nya yang berprofesi sebagai polisi, namun Sienna selalu menolak dengan alasan. Ini bukan jaman Siti Nur Baya. Gue gak mau. Gak ada sensai degdegserr nyaa.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD