PROLOG | DUNIA BARU

382 Words
SUDAH tiga hari semenjak Jeha keluar dari rumah sakit dan menjalani pemulihan mandiri di rumah. Rossanti Juleha—sahabat karib Jeha datang menjenguk setelah satu tahun penuh hanya bisa melihat sahabatnya dari jauh melalui kaca ruang ICU. “Huaaa… terima kasih ya Allah, sahabat gue yang somplak ini sudah sadar lagi!” Detik pertama masuk ke kamar Jeha, Rossa langsung melompat memeluk sahabatnya erat. Kelewat erat sampai Jeha sesak napas. “Kamu mau buat aku mati hah! Jangan erat-erat!” ringis Jeha sambil menepuk pundak Rossa agar segera melepas pelukan. Rossa pun melepas pelukannya dan berganti memegang wajah Jeha, mencubit pipi Jeha dengan gemas. “Gue masih gak percaya lihat lo sudah sadar dan sehat gini! Bayangkan satu tahun…” raut wajah Rossa berubah sedih, “Satu tahun lo koma, hidup gue hampa!” pekiknya dengan lebay. Jeha memutar bola mata jengah. Satu tahun sudah berlalu di dunia ini, dan sahabatnya itu masih sama seperti yang terakhir kali ia kenal—lebay dan somplak. “Sekarang aku sudah kembali, hidupmu tidak akan hampa lagi. Tapi akulah yang akan hidup hampa setelah ini!” Jeha bersungut di akhir kalimatnya. Rossa mengerutkan dahi lalu duduk di atas kasur sebelah Jeha. “Kenapa hidup lo hampa?” tanyanya, heran. Bibir Jeha mengerucut manyun, bak anak kecil yang telah kehilangan permen ia berteriak merengek, “Karena aku sudah kehilangan Mas Ser! Huaaa….” Rossa melotot kaget karena Jeha tiba-tiba menangis. “Jangan sedih Jeh, emang siapa Mas Ser?” Jeha menarik ingusnya sambil menghapus air mata sebelum kemudian menjawab, “Entah harus kusebut dia Mas Serigala atau Mas Sergio, tapi yang pasti dia tidak ada di dunia ini.” Mendengar nama Sergio, Rossa lantas teringat dosen baru yang memulai mengajar tahun kemarin. “Sergio? Itukan dosen baru kita di kampus,” terang Rossa. Jeha berhenti terisak dan otomatis berpaling menatap Rossa syok. “Mas Ser masih ada di dunia ini?” Rossa mengangguk, memberi secuil harapan bagi Jeha. “Ya, namanya Sergio Orlando. Dosen matkul Psikopatologi, umur 30 tahun dan beruntungnya Pak Ser masih lajang sekarang. Jadi kalau kamu menyukainya, masih ada kesempatan!” Jeha langsung memberi pelukan erat ke sahabatnya, berkat Rossa sekarang dirinya bisa kembali bersemangat menjalani hidup. Yeah… perjuangan Jeha belum berhenti, ia harus menyelesaikan kisah cintanya yang menggantung. Dan sekarang adalah waktunya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD