1

1481 Words
Setelah Raffa pindah ke SMA 45, Raisa selalu tersenyum bahagia setiap harinya. Ia akan semangat berangkat ke sekolah karena ia akan bertemu dengan Raffa. Raisa saat ini sedang sarapan bersama dengan Milo di rumah. "Seneng banget sih hari kedua satu sekolah sama Raffa nih yee dari tadi senyumnya ga pernah luntur wkwwk" ujar Milo kepada Raisa membuat Raisa saat ini menjadi malu tapi ia memang mengakui bahwa ia tidak bisa berhenti tersenyum karena ingatakannya akan terfokus kepada Raffa terus-menerus. "Ihhhh Aa apa sih, udah deh ayo sekarang makan biar cepet berangkat terus nanti Caca bisa liat Raffa deh. Ihh ga sabar banget" ujar Raisa tersebut. "Tanpa kamu sampe sekolah juga kamu bakalan ngeliat Raffa kok Ca, nanti kita berangkat ke sekolah bareng sama Raffa" ujar Milo membuat Raisa terkejut sekali saat ini. Namun ia juga sangat senang akan hal ini juga. Dan saat ini ia baru sadar bahwa sedari kemarin ia belum bertanya kepada Raffa tentang tempat tinggalnya Raffa disini, ia kemarin lupa menanyakan hal itulah. "Beneran A? Astaga seneng banget bisa berangkat sekolah barengan sama Raffa. Ah iya A, Caca mau tanya dong apa Aa Milo tahu dimana Raffa tinggal pas di Bnadung ini? Caca kemarin lupa tanya" tanya Raisa itu. "Caca belum tahu? Raffa kak pindah nya di rumah sebelah Ca, seriusan baru tau ini?" tanya Milo dan jawaban Milo tadi itu membuat Raisa tampak terkejut sekali dan saat ini juga Raisa benar-benar bahagia sekali mendengar kabar baik itu. Semakin dekat dirinya dan Raffa maka semakin ia banyak bertemu dengab Raffa. Dan bagi Raisa, bertemu dengan Raffa akan selalu menjadi candi bagi Raisa. Meskipun mereka sudah jutaan kali bertemu pun Raisa tetap akan merindu dan menginginkan temu bersama Raffa lagi. Raisa semakin semangat saat ini, ia pun juga makan dengan lahap karena ia sebentar lagi akan bertemu dengan Raffa. Jika Raffa adalah tetangganya saat ini itu berarti mereka bisa setiap hari berangkat ke sekolah bersama. Raisa sudah sangat bahagia sekali memikirkan tentang hal itu. Saat ini mereka sudah selesai sarapan dan berjalan ke depan. Ternyata pas sekali dengan kedatangan Raffa dengan mobilnya. Raisa sangat bahagia sekali menatap Raffa yang seperti ini. Ia tidak pernah menyangka bahwa dirinya memiliki kesempatan untuk berangkat bersama dengan Raffa, bersekolah bersama dengan Raffa dan sebagainya. Ia tidak pernah sangka. "Morning Caca, mulai sekarang Raffa bakalan jadi supirnya Caca nih wkwkw. Bang Milo punten ya tergantikan hehehe. Ayok kita berangkat, Bang Milo juga yuk" ujar Raffa mengajak mereka untuk berangkat saat ini juga. "Gua mah ga papa tergantikan asal yang gantiin gua bisa memperlakukan Caca lebih lebih baik daripada gua, dan gua yakin kalo Lo bisa ngelakuinnya Raf" ujar Milo sembari ia masuk ke dalam mobil Raffa. "Loh kok A Milo di belakang sih, di depan dong A" ujar Raisa tersebut. "Ga papa udah depan aja Caca, depan buat Tuan sama Nonanya nih wkwkw. Udah bener kayak gini ga usah diganti lagi" ujar Milo kepada Raisa. Raisa pun menurut dan saat ini mereka bertiga berangkat menuju ke SMA 45. Mungkin dua tahun terakhir di SMA ini akan menjadi dua tahun terindah bagi Raisa dan Raffa karena mereka bisa menjalaninya bersama-sama. "Kamu kok ga bilang sih Raf kalo ternyata kamu pindah di rumah sebelah? Aku kaget waktu tadi dikasih tau A Milo sumpah deh" ujar Raisa dengan lucu. "Wwkkwkw kamu lucu banget sih Ca, ya kamu kan ga nanya hahaha. Aku emang baru tadi malem banget kok pindahnya jadi emang pagi ini rencananya mau ngasih tau kamu, eh ternyata kamu udah di kasih tau sama Bang Milo. Jadi gagal deh ngasih tau sendiri" ujar Raffa kepada Raisa tersebut. "Ya Lo sih Raf ga bilang ke gua kalo Lo mau ngasih surprise ke Caca, jadinya ya tadi gua kasih tau ke dia deh" ujar Milo menjawab ke Raffa itu. "Tapi ga papa, yang penting sekarang Caca udah tau kalo Milo jadi tetangga wkwkw. Bakalan sering ketemu deh asyik" ujar Raisa sangat senang. Milo dan Raffa yang melihatnya pun tak kalah senang dari Raisa saat ini. Setelah sekitar tiga puluh menit di jalan akhirnya mereka bertiga pun sampai di SMA 45. Mereka turun dan langsung masuk ke dalam sekolah. Di koridor Milo berpisah dengan Raisa dan Raffa karena memang kelas mwreka yang arahnya berbeda. Saat ini Raisa dan Raffa berjalan ke arah kelasnya. Banyak mata memandang ke arah mereka dengan penuh pujian dan juga seperti sebuah kelegaan karena bisa melihat Raisa yang dulu seringkali menangis saat ini menjadi sering sekali tertawa bahkan tawanya tak pernah lepas dari wajahnya. Mereka ikut senang dengan hal tersebut. "Caca wehhh ada yang datang barengan nih ihiyyy" ujar Lini ke Raisa. "Ishhh apa sih Lini, ini tuh datang bareng karena ternyata ya Raffa itu jadi tetangga Caca sekarang. Jadi Raffa sama Caca bakalan berangkat bareng terus sampe besok lulus heheheh" ujar Raisa kepada mereka semua itu. "Whoaaa congrats Caca, wahhh pasti bahagia banget ini ya Caca. Yok ayok lah masuk dulu ke kelas, ntar keduluan sama guru lagi" ujar Lini dan Ayu. Mereka pun masuk ke kelas dan saat ini mereka melihat teman-teman mereka yang sudah duduk manis disana. Tak beberapa lama kemudian bel masuk pun berbunyi dan mereka memulai pembelajaran pada hari ini. "Anak-anak Ibu disini cuman akan sebentar, jadi Ibu tadi sudah berbicara dengan Pak Faris untuk bertukar jam pembelajaran pada hari ini. Jadi kalian sekarang pembelajaran olahraga dulu ya, nanti pas jam olahraga baru kalian belajar Fisika. Terimakasih anak-anak" ujar Bu Zia, guru Fisika di kelas mereka. Mereka pun sedikit tidak senang dengan kabar ini karena jika Fisika dan Olahraga bertukar jam itu artinya jam istirahat mereka nanti tidak akan bertambah karena pasti mereka harus puyeng dengan Fisika. Namun apa boleh buat mereka harus melakukannya. Saat ini mereka berganti baju. Setelah berganti baju akhirnya mereka pun saat ini pergi ke lapangan untuk bertemu dengan Pak Faris. Mereka berjalan bergerombol seperti orang yang mau tawuran saja kali ini. Mereka sampai di lapangan dan disana sudah ada Pak Faris tapi juga ada anak kelas lainnya. Baru mereka sadari bahwa di jam ini memang ada kelas lain yang memiliki jadwal olahraga juga. "Pak ini kami lagi ga di prank kan Pak? Beneran gantian sama Bu Zia kan? Terus kita olahraganya gimana dong Pak kalo ada anak kelas lain juga?" tanya Bimo kepada Pak Faris saat ini yang merupakan pertanyaan mereka semua. "Iya bener kok. Makanya kalian tuh sini lah gabung dulu disini buat barisan 11 IPS 2 sama barisan 11 IPA 5 sekarang saya tunggu" ujar Pak Faris. Mereka mulai berbaris dan saat ini sudah rapi semua barisan mereka. Pak Faris pun mendekat ke arah mereka dan ia mengatakan rencananya. "Oke selamat pagi anak-anak" sapa Pak Faris dengan begitu tegasnya. "Selamat Pagi Pak" jawab mereka semua dengan tegas juga karena Pak Faris tidak suka dengan orang yang menjawab dengan klemar-klemer. "Oke hari ini kita bakalan ada duel antara 11 IPS 2 sama 11 IPA 5. Permainannya ada 3 ya tapi dilakukannya tidak lama karena kita yang terbatas. Oke jadi permainannya ada Basket Putra, Basket Putri dan Futsal Putra. Kalian bisa tentukan pemain terbaik di kelas kalian. Untuk yang tidak ikut ke dalam permainan kalian bisa menyemangati teman-teman kalian. Saya beri waktu 10 menit untuk membuat formasi di kelas kalian" ujar Pak Faris kepada mereka. "Siap laksanakan Pak" ujar mereka yang sebenarnya cukup kaget karena mereka akan di duelkan pada saat ini. Meskipun kaget mereka tetap membuat formasi yang diinginkan oleh Pak Faris tentunya formasi terbaik di kelas mereka. Dan sudah di tentukan siapa-siapa saja yang akan turun main nanti. Sepuluh menit sudah berlalu dan saat ini mereka semua pun turun ke lapangan lagi dan memberikan nama-nama yang bertanding saat ini kepada Pak Faris. Pertandingan pertama yang akan di mulai adalah Basket Putra. Mereka akan bertanding di lapangan bakset outdoor ini. Pak Faris memberikan arahan kepada mereka dan akhirnya pertandingan pun dimulai. "Ayo Social Two Ayo!! Gerlad yokkk bisa" teriak anak kelas IPS 2 itu. Mereka sangat excited dengan pertandingan ini. Ternyata Pak Faris menerapkan sistem yang bagus untuk pembelajaran olahraga mereka kali ini. Saat ini Gerald terlihat memantulkan bola dan setelah itu ia melemparkannya ke ring bakset dan akhirnya bola itu pun masuk. Three Point. Pendukung IPS 2 pun berteriak senang karena baru awal saja Gerald sudah memberikan three point untuk kelas mereka. Memang tak bisa di ragukan lagi jika Gerald ikut bermain pasti mereka akan menang dalam permainan itu. "Wahhh sumpah sih ini seru banget ya Ca, di SMA lama ku ga ada kayak gini deh. Guru olahraga kalian bener-bener update banget ya tau apa yang dibutuhkan sama siswa. Dan pertandingan kayak gini nih bikin kita semua semangat kan" ujar Raffa memuji guru olahraga di SMA 45 ini pada saat ini. "Pak Faris itu emang beda dan penuh kejutan banget sih Raff heheh. Jadi kamu jangan kaget ya kalo nanti-nanti bakalan ada banyak kejutan lagi dari Pak Faris. Guru penuh kejutan tuh ya Pak Faris" jawab Raisa ke Raffa.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD