Mimpi?

1856 Words
Banyak mengandung k********r. Warning hanya untuk pembaca yang berumur 19+ !!! MAAF BANYAK TYPO : ) Ayu yang sedang membilas tubuhnya di bawah pancuran shower tersentak kaget di saat ponsel yang Ayu letakan di atas westafel berbunyi dengan suara nyaring saat ini bahkan mengalahkan suara shower yang lumayan berisik. Dengan malas dan berat hati, kepala Ayu yang mendongak perlahan turun, dan juga kedua mata Ayu yang tertutup rapat sedari tadi menikmati air dingin yang mengguyur tubuhnya terbuka dengan gerakan malas. Jam 3 lewat 10 menit Ayu sampai rumah baru pulang dari sekolah, dengan cuaca yang sangat panas dan terik saat ini di luar sana. Membuat Ayu yang sebenarnya sangat lapar tadi, menunda makan, dan malah memilih mandi terlebih dahulu. Tapi, acara mandinya malah terganggu, dan di saat Ayu saat ini sudah berdiri di depan westafel jelas dengan tubuh tanpa busana. Ponselnya yang berdering dengan nyaring tadi kini sudah sepi dan senyap. Bahkan layar ponselnya juga sudah gelap saat ini. Tapi walau begitu, dengan kening berkerut. Ayu mengeringkan tangannya terlebih dahulu dengan handuk yang tergeletak di samping ponsel sebelum ia meraih ponselnya untuk melihat siapa yang menelponnya barusan. Dan saat ini, ponsel sudah ada dalam genggaman Ayu, dan tubuh Ayu menegang kaku melihat mama dan juga papanya yang menelpon dirinya barusan. 2 panggilan tidak terjawab dari mamanya, dan 2 panggilan tidak terjawab dari papanya. "Apa yang aku pikirkan, dan lamunkan tadi? Sehingga baru mendengar ada panggilan masuk barusan?"Ucap Ayu dengan kening berkerut dan Ayu, gadis berumur 18 tahun itu terlihat memijat keningnya pelan saat ini. Kepalanya tiba-tiba terasa sakit. Dan di saat Ayu ingin menghubungi balik mamanya. Mamanya dan Papanya yang kompak ada pekerjaan di luar kota meninggalkan dirinya seorang diri di rumah, mengirim pesan via chat di wa beberapa detik yang lalu. Nggak masalah kan, mama dua minggu lagi baru pulang, begitupun dengan papamu. Akan pulang dua minggu lagi dari Kalimantan. Toh, sudah ada suami yang akan menjaga dan tinggal dengan kamu di rumah. Baik di rumah mama dan papa maupun rumah suamimu. Tapi, kata Alex tadi malam, kalian akan tinggal di rumah Alex . Mama setuju saja. Layani suamimu dengan baik, dan jadilah istri yang penurut.... Kalau suamimu minta haknya, langsung kasih aja. Kamu udah umur 18 tahun. Intinya dia minta haknya kamu harus kasih. kamu sebagai seorang istri wajib melayani segala kebutuhan suamimu. Bersenang-senang lah, Sayang... Mama Sekali lagi, tubuh Ayu menegang kaku membaca pesan panjang yang mamanya kirim barusan, dan juga... jantung Ayu di dalam sana perlahan tapi pasti sudah mulai berdebar dengan laju yang tidak normal. Sudah Ayu temukan, apa alasan dan penyebab ia sakit kepala, ia yang tidak mendengar panggilan dari mama dan papanya yang terlewat sebanyak 3 kali. Penyebabnya adalah status baru yang sudah Ayu sandang sejak 4 hari yang lalu. Ayu yang baru di umur 18 tahun sudah menjadi seorang istri dari seorang laki-laki yang berumur 26 tahun 4 hari yang lalu. Ya, dirinya yang sudah menikah dengan salah seorang guru di tempat ia bersekolah, itu yang membuat Ayu melamun, dan tiba-tiba sakit kepala setelah Ayu membaca pesan yang berisi petuah dari mamanya agar ia menjadi isteri yang baik dan penurut Dan saat ini? Ayu yang sudah dan sedang menatap tubuh tanpa busananya yang sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan menjadi seorang wanita dewasa dalam cermin, tersenyum getir saat ini. "Mama dan Papa nggak tahu, ya? Kalau laki-laki itu, Pak Alex... Di detik tubuh mama dan paa sudah masuk ke dalam mobil, dan mobil mama dan papa baru keluar gerbang. laki-laki itu langsung pulang ke rumahnya tanpa membawa Ayu. Ayu... Ayu hanya seorang diri di rumah saat ini sejak semalam, Ma, Pa...." Buat bayi? Hahaha, dekat-dekat dengan Ayu saja Pak Alex ogah, Ma, Pa.... **** Melihat jari-jari tangan dan kakinya yang sudah keriput, 2 menit yang lalu Ayu menyudahi acara berendamnya. Tidak hanya jari kaki dan tangannya yang keriput. Kedua bibir Ayu sudah membiru dan detik ini terlihat menggigil juga. Bagaimana tidak keriput jari-jarinya, dan bibirnya membiru dan menggigil saat ini. Hampir 50 menit lamanya Ayu berendam dalam buthtub. Di tambah dengan keadaan perut yang kosong dan lapar membuat wajah Ayu juga terlihat pucat saat ini. Membuat Ayu dengan langkah tidak sabar mendekati pintu, dan membuka pintu kamar mandinya tidak sabar. Ingin segera memakai bajunya, dan juga mengisi perutnya yang sangat-sangat keroncongan di dalam sana. Ayu merutuk kebiasaan buruknya yang tidak pernah membawa pakaian bersih untuk ia pakai di kamar mandinya. Kebiasaan buruk yang lain, faktor karena kebanyaakan Ayu sendiri di rumah dengan para pembantu yang ada dan mondar mandir di lantai bawah. Ayu hampir setiap hari akan keluar dalam keadaan telanjang bulat dari kamar mandi, dan akan memakai pakaiannya di depan ranjangnya atau di samping ranjangnya. Tapi, entah kenapa hari ini, Ayu tidak melakukan kebiasaan buruknya itu. Ada handuk warna putih bersih yang membalut tubuh telanjangnya saat ini, dan kedua kaki mungil Ayu dengan langkah lebar mendekati lemari 3 pintu untuk mengambil pakaiannya. Tapi, tangan Ayu yang ingin membuka lemari... hanya melayang di udara di saat... "Aku kira isteri kecilku sudah mati di dalam kamar mandi. Kenapa lama sekali kamu mandinya, Ayu?" Ucapan dengan nada sedang di atas, tapi entah kenapa terdengar datar dan mengejek di telinga Ayu membuat tubuh Ayu menegang kaku saat ini dan dengan jantung yang ingin meledak di dalam sana... Ayu... Ayu memegang kuat simpulan handuknya agar... agar handuknya tidak terlepas. "Kelamaan mandi, membuatmu menjadi tuli isteri kecilku?"Ucap suara itu lagi, kali ini dengan nada mengejek yang tidak di tutupi sedikitpun. Membuat tubuh Ayu seratus kali lipat semakin menegang kaku saat ini, dan sialnya mendengar kata isteri yang keluar dari mulut ... mulut Alex. Ya, orang itu adalah Pak Alex. Pak Alex yang sudah menikahi Ayu baik secara agama maupun secara hukum negara 4 hari yang lalu, membuat Ayu merasakan perasaan berbeda saat ini. Dan Ayu sontak menatap keasal suara, di saat ada sesuatu yang ringan dan lembut menimpa tengkuknya di belakang sana. Kedua bola mata Ayu yang bulat dan hitam pekat, tidak langsung menatap keasal suara. Tapi, Ayu terlebih dahulu menatap dan melihat pada sesuatu yang ringan dan lembut yang menubruk tengkuknya barusan. Ternyata selembar dasi. Selembar dasi warna coklat yang ada di depan kedua kaki tanpa alasanya saat ini. Yang menimpa dan menubruk tengkuknya. Jelas itu ulah Pak Alex ! "Kemarilah Ayu. Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan dengamu,"Ucap suara itu, kali ini dengan nada yang terdengar sangat serius, dan dengan gerakan kaku, Ayu mengangkat pandangannya untuk menatap keasal suara. Reflek Ayu melangkah mundur, tapi sial! Tubuh Ayu malah mentok dengan lemari yang belum sempat Ayu buka tadi. Dan Ayu juga reflek memegang erat-erat simpul handuknya di saat Ayu... Ayu baru sadar dan melihat kearah bawah--- ke kedua kaki Pak Alex. Laki-laki itu saat ini, dengan wajah serius, dan tatapan yang sangat dalam padanya, duduk dengan tubuh tegap di pinggir ranjangnya. Kancing-kancing kemejanya semuanya sudah terbuka, dan laki-laki itu ini saat ini hanya mengenakan selembar bokser. Kapan laki-laki itu datang? Dan juga, apakah... apakah ini alasannya yang membuat Ayu entah kenapa kali ini di saat keluar dari kamar mandi mau mengenakan handuk. Rupanya ada Alex. Alex yang hingga detik ini masih belum membuang tatapannya kearah lain bahkan laki-laki itu juga tidak terlihat berkedip sejak 6 detik yang lalu. "Umurmu baru 18 tahun, tapi tubuhmu sudah seperti tubuh perempuan dewasa walau kamu mungil,"Ucap suara itu lagi, kali ini kembali dengan nada yang terdengar sangat mengejek di telinga Ayu. Ayu yang saat ini kedua tangannya reflek memeluk tubuhnya sendiri, dan dengan tatapan marah yang Ayu lempar sekitar 3 detik pada Pak Alex. Ayu ... Ayu langsung lari terbirit menuju kamar mandi, dan Ayu akan mengenakan kembali pakaian sekolahnya yang sudah basah tadi. Tapi, di saat tangan Ayu ingin meraih handel pintu. Lagi dan lagi tangan Ayu hanya melayang di udara karena ucapan Pak Alex ... Ucapan Pak Alex yang kali ini membuat wajah Ayu merah padam mendengarnya. Ayu sangat malu. "Cih, walau tubuhmu seperti tubuh orang dewasa, umurmu sudah 18 tahun, kamu payah, cd mu bergambar frozen dan berwarna pink...." Ucapan dengan nada datar Pak Alex di atas, sontak membuat Ayu dengan cepat kembali menatap kearah Pak Alex. Pak Alex yang sedang menatap meneliti, dan menilai pada CD dan BH nya di depan sana. Bahkan Pak Alex.... mengangkat kedua benda pribadi milik Ayu di atas udara dengan wajah dan senyum ejeknya. "Lepaskan! Lepaskan milikku!"Jerit Ayu tertahan melihat Pak Alex yang dengan gila semakin mempermainkan dan melayang-layangkan barang pribadi Ayu. membuat Ayu marah dan malu bukan main saat ini. Dan di saat tangan mungil Ayu ingin merampas kedua benda keramat miliknya, Ayu kalah cepat dan gesit. Kedua benda itu masih ada dalam genggaman tangan lebar Alex saat ini. Tangan lebar Alex yang dengan tarikan ringan pada pergelangan tangan kanan Ayu, membuat tubuh mungil Ayu dengan mudah sudah jatuh menimpa tubuh tinggi tegap Alex saat ini di atas ranjang. "Hampir 1 jam, aku menunggumu bagai orang gila, Ayu..."Ucap Alex kali ini dengan nada yang terdengar sangat dingin bahkan membuat Ayu bergidik mendengarnya, dan Ayu semakin bergidik di saat Ayu menghirup aroma tidak mengenakan dari mulut dan hembusan nafas Pak Alex saat ini. "Kamu mabuk...."Bentak Ayu tertahan tepat di depan wajah Alex. Bahkan Ayu dengan sekuat tenaga tidak peduli dengan simpulan handuknya yang sudah terlepas , mencoba bangkit dari atas tubuh Alex. Tubuh Alex yang dari aroma nafasnya bau alkohol . Tapi, sayang. Alex tidak membuat Ayu mudah untuk melepaskan dirinya. Karena saat ini, tangan lebar dan kokoh Alex sudah mencengkram sangat kuat tengkuk Ayu di belakang sana. "Aku tidak mabuk isteri kecilku,"Bisik Alex parau, dan Ayu reflek menutup kedua matanya di saat dalam waktu sekejap, kedua bibirnya yang dingin, dan menggigil sudah... sudah dan sedang di cium oleh kedua bibir keras dan hangat Alex saat ini. Air mata Ayu mengalir dalam diam dengan bulir yang sangat besar karena ketidakberdayaannya untuk melepaskan diri dari cengkraman dan ciuman Pak Alex yang sedang mabuk saat ini. Tapi, untung saja, dalam waktu 30 detik Ayu menangis. Pak Alex sudah melepaskan ciumannya saat ini dengan Ayu yang reflek.... Plak Menampar dengan tamparan yang sangat kuat pipi sebelah kanan Pak Alex "Aku nggak mau di sentu-----," Byurrrr Ucapan Ayu terpotong telak di saat Ayu... Ayu di guyur oleh seseorang dengan air yang sangat dingin, dan lumayan banyak. Dan Ayu memekik tertahan di saat dagunya di rangkum dengan rangkuman agak kasar oleh seseorang yang bertangan lebar dan kekar saat ini. "Najis... kamu bermimpi aku menciummu, Ayu? "Ucap suara itu dengan nada yang sangat dingin membuat Ayu yang sibuk melap kedua matanya yang basah sontak menatap keasal suara. Tubuh Ayu menegang kaku, melihat.... melihat Pak Alex dengan setelan kerjanya yang sudah rapi dan dengan jarak wajah yang sangat dekat dengannya, menatapnya dengan tatapan yang sangat sinis dan dingin saat ini. "Sayangnya, hanya ada dalam mimpimu Ayu aku menciummu. Melihat tubuh dan parasmu, tidak membuatku b*******h dan tertarik padamu sedikitpun, Ayu... Lihat lah, pipimu sangat merah saat ini. Kamu menampar pipimu sendiri padahal kamu tujukan tamparan itu untukku, he?" "Bahkan melihatmu yang bermimpi berciuman denganku, aku akan mandi sekali lagi untuk mandi wajib," "Dan akan aku ingatkan sekali lagi padamu, Ayu.... Dengar baik-baik, jangan mimpi. Sampai mati aku tidak pernah mau dan sudi utuk menyentuhmu, camkan ucapanku barusan...." Tbc! Satu kata untuk Alex? wkwkw
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD