PROLOG

1549 Words
Author Sial! Rutukan itu mengiringi langkah seorang wanita yang berpenampilan tak selayaknya wanita. Bagaimana tidak? Pagi buta sekali --pukul 06:00-- ya, pagi buta menurut si gadis cantik berandalan alias petakilan yang bernama Reza Prillya Arista. Ntah kenapa? Ntah mengapa? Ntah bagaimana sewaktu lahirnya dan ntah apa yang dipikirkan bokap nyokapnya memberi nama gadis ini REZA. Tolong BOLD, ITALIC, juga UNDERLINE nama yang lebih condong ke seorang pria dengan penampilan dan gelagat pria juga. Lengkap sudah, tinggal melakukan operasi penggantian kelamin. Jelas Reza berkali-kali mengumpat kasar, pukul enam tadi dia menerima guyuran air satu gayung karena susah dibangunkan, padahal menurutnya tak ada suara yang membangunkannya, walau sedari subuh nyokapnya yang super duper cerewet itu mengeluarkan suara 12 oktaf nya yang diajarkan Spongebob. Tapi, siapa yang tidak tahu gadis 17 tahun itu, Mamanya --Qory-- selalu bilang, halah anak itu mah udah mainstream susah bangun. Mau dikasih teriakan pake toa pun gak mempan. Begitu katanya! Selain aksi guyuran yang membuat Reza kalangkabut, dia telat juga menuju sekolah. Plusnya lagi, sampainya disekolah tadi tepatnya di gerbang, Bu Ratna telah stay beserta dayang-dayangnya alias anak OSIS yang bagai pengawal menjaga gerbang demi memeriksa kaus kaki siswa. Emang sial anak OSIS! Dasar Sosis! Selalu mencari-cari kesalahan. Walau kesalahannya cuma kaus kaki kurang panjang satu senti. Pake segala diukur sama penggaris lagi. Bilang aja modus mau pegang betis. Anak OSIS itu ... You know what lah! "Telat again lo, Zot?" Cerca teman sebangkunya --Keny, Kenysa pradmitha--. Si cewe cantik yang kelewat feminim. Anehnya mereka bisa bersatu. Oh iya, mengenai panggilan Zot, memang tidak aneh ditujukan pada gadis itu. Dirumahnya pun Bokap, Nyokap, dan Abangnya memanggilnya dengan sebutan 'Ezot', katanya biar tak terlalu kentara sifat lakiknya. "Biasa ... Makanan sehari-hari," seru Yasmin --si cewe alim behijab diantara mereka berempat--. "Lo bangun jam berapa sih, Zot?" tanya si cewe kutu buku yang tepat ada di depan bangkunya. Namanya Liyu, alias Linoki Liyu. Sebangku dengan Yasmin Noor Andini. "Sialan lo Yas! Walaupun gue bandel tapi kagak makanan sehari-hari juga kali yang namanya terlambat itu. Salahin aja si Newt di film Maze Runner yang bikin gue gadang sampai jam 3. Abis punya muka unyu' banget kayak p****t bayi," kata Reza dengan santainya. "Buat Liyu, tadi nanya gue bangun jam berapa? Gue bangun pagi banget, jam 6." Spontan ketiga sekawan itu mengangap dan menggeleng-gelengkan kepala seperti mainan yang selalu berdiri di dashboard mobil Reza dengan setianya. "Masya Allah, Zot. Lo tuh bangun jam segitu disebut pagi? Jangan-jangan nggak pernah sholat shubuh. Kata Pak Ustadz Sholeh jangan ninggalin sholat barang sewaktupun. Pamali neng, pamali!" rutuk Yasmin dengan khasnya 'kata Pak Ustadz Sholeh'. "Caelah, Yas. Gue suka sholat kok. Cuma kebetulan aja tuh gincu merah ganggu gue di awal bulan," sahut Reza tak terima. "Lagian yaa.. Kata buku yang__" "GUE BACA!" serempak Reza, Yasmin, dan Keny menyelah perkataan Liyu yang tak ada ujungnya menyangkut pautkan buku, artikel, dan yang lainnya. "Kebiasaan deh. Udah jangan dilanjut kalau Liyu ngomong. Ntar lama kelamaan jadi ceramah," ucap Keny sembari mengerlingkan matanya. "Selamat pagi anak-anak." Seonggok daging memasuki kelas dengan garangnya. Reza memandang malas ke arah guru Matematika --Bu Tuti-- si guru galak yang membuat seluruh siswa takluk. Ettt!! Terkecuali Reza. "Pagi Ibu Doraemon!" Reza dengan santainya meneriaki gurunya. Dengan tatapan ala-ala jin iprit, Bu Tuti memandang Reza tanpa kedip. "Gila lo!" bisik Keny mengingatkan. Reza hanya memutar bola matanya santai. Ck, anak satu ini. "Kamu panggil saya apa?!" tuhkan, mulai deh. Reza ini memang tak ada kapoknya. "Kurang ajar kamu!!" lanjutnya. "Ihh ibu aneh deh, harusnya ibu itu bersyukur dipanggil Doraemon sama saya. Doraemon kan lucu. Secara tidak langsung saya menyebut ibu lucu," kata Reza dengan cebikan bibir yang tak santai. Seluruh temannya dibuat menahan tawa ketika melihat BuTut --alias Bu Tuti-- merona. Ckck, guru wedan! "Sudahlah! Pelajaran kita mulai. Minggu lalu, saya menugaskan kalian untuk mengerjakan Task Page-56 di buku paket. Keluarkan buku kalian! Silahkan yang bisa menjelaskan kedepan ibu tidak segan-segan memberi nilai plus buat kalian," Reza dengan cepat mengacungkan tangannya. Walaupun Reza itu bandel kayak noda di iklan detergen tapi dia itu dikenal sebagai orang yang pintar, cerdas, dan cerdik. Diborong semua. Bukan hanya dalam satu mata pelajaran, melainkan semua pelajaran. Bukan hanya cerdik akademik, tapi juga cerdik dalam hal menjahili semua orang yang ingin ia jahili. Dasar cewek annoying. Guru-guru memang geram terhadap kelakuan Reza yang errrrr minta dipanggang. Namun terkadang mereka luluh dengan kepintaran Reza. Hanya sikapnya saja yang harus diperbaiki. Dengan santai, Reza berjalan tanpa membawa buku catatannya. Karena sebenarnya dalam hati Reza berkata 'Mampus.. Gue lupa ngerjain! Kapan si BuTut nugasin PR itu? Gue yakin si tiga kacrut juga belum ngerjain. Awas aja Liyu kalau udah ngerjain tapi gak bilang-bilang gue'. Reza melirik ketiga sahabatnya. Benar saja, hanya Yasmin dan Keny yang terlihat cemas. Sedangkan Liyu hanya tersenyum seperti bintang iklan di iklan pasta gigi. Reza telah menggenggam spidol dan meneriaki temannya untuk membacakan soal No.1. Reza menuliskan apa yang teman-temannya sebut dan setelah itu, dia mengerjakan soal kompetensi dasar Matriks dengan lancar tanpa hambatan. Tepuk tangan untuk Reza! Bu Tuti tersenyum bangga, inilah Reza, selalu membuat siapa saja tercengang. 'Semoga si BuTut gak curiga kalo gue gak ngerjain. Aamiin ya allah' batin Reza meracau. Yasmin dan Keny seketika pucat. Mereka yang tak aman sekarang. Reza tersenyum remeh pada kedua temannya itu. Oh iya, tolong ingatkan Reza untuk menjitak Liyu istirahat nanti. *** "Haduh gila mampus. Jantung gue kayak lagi dimixer pas liat Butut nyamperin gue dan nanyain PR gue," seru Keny dengan air muka sedihnya. "Caelah yang penting kan lo udah jelasin alasannya Ken," sahut Reza seraya menyeruput es teh segar dingin. Mereka berempat kini sedang terduduk di bangku kantin khusus grup 4G ini. Ya mereka menamai mereka dengan nama 4G. Ntahlah maksudnya apa? Mungkin 4 orang Gila? Gelisah? Galau? Merana. Tunggu.. Kayak lirik lagu ya!? Jangan mulai deh! "Eh tapi sumpah dapet hidayah dari mana ya BuTut gak ngasih hukuman sama lo, Ken. Alhamdulillah, sewaktu Butut lewatin gue, gue bacain ayat kursi eh ternyata manjur banget dah gak dicurigain," racau Yasmin dengan senyum leganya. "Gila lo Yas, dikira BuTut syaitonirrojim pake dijampein sama ayat kursi," "Ya abis ada gitu guru wedan sok kecakepan kayak BuTut! Lo lo semua pada tahu kali guru PPL yang ganteng namanya Pak Zulkarnain, beuh dibabad tuh sama BuTut. Mentang-mentang jomblo plus bahenol." Yasmin. Yap! Yasmin dikenal sebagai si cewek berhijab yang bawel namun alim. "Eh Zot kelas sebelah ada murid baru loh," gosip Keny tiba-tiba. Semuanya seketika berkumpul membentuk bundaran yang menandakan jika mereka sedang melakukan discuss. Semua orang takkan ada yang berani pada kumpulan gegeduk plus primadona plus most wanted plus trouble maker kelas XII itu. Jika mereka sedang berdiskusi dengan otomatis terlihat pamplet gaib 'harap tenang, sedang ujian' nahloh? "Terus terus?" dengan kepponya Liyu menanyakan kelanjutannya. "Katanya ganteng, tajir, kece beut pokoknya. Baru tiga hari di sekolah udah dikerumunin cewek-cewek ganjen sama cowok-cowok juga. Yang cowok-cowok biasa ngambil member. Mereka kan kalau ada murid baru diselidikin sampe dijadiin member mereka. Noh temenan sama komplotan si Adam Kutukupret. Kan gila," ucap Keny dengan semangatnya. Reza menaikkan sebelah alisnya yang indah dan menyenderkan tubuhnya kembali ke kursi. "Kok lo santai sih, Zot?" "Terus gue harus gimana? Harus ngitungin beras sekarung atu-atu, atau gue harus nyedotin air lautan dalam satu malem, atau gue harus nyapu halaman pake satu sapu lidi, atau gue harus makan bubur pake sumpit, atau gue har__," racauan Reza terhenti. "Stop!" ketiga temannya memandang aneh pada Reza. Reza makin sini makin mengkhawatirkan. Kantin menjadi ramai ketika sekomplotan Adam Kutukupret datang. Reza memandang ketiga temannya yang mungkin jika tak dikagetkan kantin ini akan banjir ulah air liur mereka. Adam Cs terduduk di bangku-bangku kantin khusus mereka tepat sekali dekat dengan bangku grup 4G. "Hay Keny!" sapa Adam yang tak bosan-bosannya menggoda Keny. Adam menyukai Keny dari kelas X waktu Masa Orientasi Siswa (MOS). Adam sebenarnya bisa disebut cogan, pakai banget juga masih pantas, tapi ntah kenapa sikap bandel akutnya tersebut membuat Keny ilfeel dan tak menyukai Adam. Keny memutar bola matanya acuh. "Caelah, Neng, jutek amat deh!" semua terbelalak ketika cogan alias si murid baru itu mencolek paha Keny dengan genit. Seketika Reza memandang cowok yang menurutnya sok kecakepan --tetapi setelah dipikir tujuh kali memang beneran cakep-- itu dengan garang. "Heh!" Teriakan Reza bersamaan dengan gebrakan meja yang membuat semua penghuni kantin menontoni mereka. "Ngapain lo sentuh-sentuh sahabat gue? Gak sopan!" lanjutnya. "Awww!!" ringis cowok itu ketika tangan Reza menjitaknya dengan keras. "Gila ya lo?!" cowok tersebut ikut berdiri, mensejajarkan tubuhnya dengan wanita cantik dengan penampilan badung. "Lo yang gila, Setan! Murid baru aja lo udah berani belagu! Sekali lagi gue tegasin, jangan berani-berani ganggu cewek-cewek anak Tadika Kencana dengan kecunihinan lo!! Dasar cowok ganjen, sok kecakepan!!" racau Reza dengan emosi yang sudah sampai di ubun-ubun. "Siapa elo larang-larang gue?! Lo pikir kedudukan anak baru itu bisa dianggap orang lemah yang harus tunduk sama orang lama apalagi cewek sedeng kayak lo? Gitu?! Jangan mimpi! Lo sekarang berhadapan sama orang beda, bukan anak baru pada umumnya yang culun, pemalu, malu-malu kucing meong meong meong__," Reza memandangan ngeri ketika cowok itu berkata demikian. "__jadi, lo jangan batesin gue disini! Cewek sedeng dasar!!" cowok itu menendang mejanya ke depan dan melangkah meninggalkan kantin dengan angkuhnya. Reza menatap datar cowok sok kecakepannya itu dengan beribu ancaman hati yang menanti.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD