1. Gelar Kehormatan

1025 Words
"Hanya para murid pilihan saja yang akan bertahan. Barang siapa nilainya di bawah ketentuan... akan tersingkir secara otomatis!" Nyonya Gerld memberi pengumuman kepada para siswa pendatang baru tentang mekanisme penerimaan di Acavalati. Sekolah sihir nomor satu di dunia Kwanta. Bukan seperti sekolah lainnya yang mencari siswa dengan peringkat teratas sebagai tolak ukur. Acavalati justru mencari siswa terbodoh dalam setiap semesternya untuk kemudian di eliminasi dan di kembalikan kepada keluarga. Barang siapa terbuang, maka dia akan di asingkan. Tidak dianggap dalam setiap klan keluarga besar. Mengerikan. Nyonya Gerd, atau orang orang menjuluki dia sebagai gunung es. Kepala sekolah di Acavalati. Seorang wanita cantik yang di lain kesempatan tiba tiba menjadi beruang menakutkan itu, terkenal tidak pernah punya hati. Dia siap mencabik siapa saja yang tidak menaati peraturan. Siswa disiplin adalah awal mula dari sihir yang legendaris. Setidaknya itulah prinsip yang di pegang oleh Nyonya Gerld. "Kalian adalah wakil yang di kirim oleh setiap keluarga sihir yang ada di Kwanta. Jika aku bilang tidak saat kalian menunjukkan bakat, maka silahkan langsung pulang tanpa kata tapi!" Ada ribuan klan keluarga sihir yang ada di Kwanta. Tapi sayang, kuota yang di siapkan oleh Acavalati hanyalah untuk seratus orang. Tidak heran jika para peserta saling sikut satu sama lain agar bisa mendapatkan tempat. Mendapat tempat di Acavalati sama dengan mengangkat derajat di keluarga. Bukan kah sudah jadi rahasia umum? Keluarga yang anaknya bisa masuk Acavalati akan dihormati dan mendapat kemuliaan. Sementara untuk mereka yang anaknya tidak berhasil mendapatkan kursi di Acavalati. Maka harus berada di kasta terendah. Di hina, tidak di hargai dan di pandang dengan sebelah mata. "And the first... Princess... welcome!" ujar Nyonya Gerld menunjuk pada seorang gadis yang sejak tadi hanya tampak datar menanggapi perkataan demi perkataan yang di sampaikan olehnya. Gadis cantik yang memakai baju sutra itu hanya berjalan malas lalu berdiri di tengah podium yang altar nya mencapai tinggi lebih dari lima meter. Dia adalah Freya, putri dari Raja Retori yang berasal dari keluarga Signur. Yang bisa dikatakan sebagai penguasa Kwanta. Penyihir nomor satu di negeri sihir itu. Tidak akan ada yang berani menyepelekan keluarga Signur. Keluarga mereka berisi para penyihir penyihir hebat yang setiap tahun selalu menjadi langganan peringkat pertama di setiap penilaian. Sampai sekarang tidak ada yang pernah menyaingi keluarga Signur. Keluarga itu tetap pemegang tertinggi kepemimpinan. Keluarga level teratas. Tentu, kali ini pun. Freya pasti akan memukau setiap peserta yang datang. Dan Freya di anugrahi kesempatan, untuk menunjuk bakat yang pertama. "Abracadabra...," ucap nya dengan menggerakkan ke sepuluh jarinya. Semua orang terdiam. Menunggu keajaiban apa yang hendak Freya buat. Namun hingga untuk beberapa menit kemudian. Tidak terjadi apa apa. Tak ada sihir yang bisa Freya ciptakan. Sontak saja semua peserta mulai kasak kusuk dan membicarakan, mencibir putri Mahkota Retori tersebut. Setelah seratus tahun lamanya, akan kah ini saatnya keluarga Signur tersingkir dari Acavalati? Tersingkir dengan cara yang tidak terhormat? Karna Freya bahkan tidak mampu masuk ke dalam jajaran seratus penyihir paling berbakat. Yang nanti nya akan bertarung di Acavalati. "Princess-" "Nyonya.....!" Pintu aula terbuka. Menampilkan seorang pria pendek bertubuh tambun yang berlari menerjang setiap pasang mata yang kaget dengan kedatangannya. Dengan kaki kaki ringkihnya dia terus berlari meski jubah yang ia kenakan sering memberatkan langkah. "Di luar hujan besar. Yang langsung menumbuhkan taman bunga mawar kita yang setahun ini sudah mati gersang. Bukan hanya itu Nyonya. Semua tanamam penduduk langsung saja berbuah. Siapa yang melakukan sihir ini?" Nott-asisten pribadi Nyonya Gerld, berteriak dengan sangat kencang. Hampir lima puluh tahun lamanya dia berada di Acavalati. Tapi baru kali ini dia melihat sihir yang begitu menakjubkan. Nott, ingin melihat sendiri, siapa si hebat itu. Si hebat yang berhasil menyulap Kwanta yang selama satu tahun ini di landa dengan kekeringan hingga semua tanah jadi tandus. Hewan dan tumbuhan mati. Tapi hanya dengan satu mantra ajaib, semua hidup kembali. Sungguh, Nott amat takjub. Mendadak, wajah Nyonya Gerld yang tadinya memucat kini berubah jadi hangat. Senyum langsung menyembul dari bibirnya saat menatap wajah Freya. "Princess... aku tahu kau tidak akan pernah mengecewakan!" ujarnya terperangah. "Kursi pertama untuk Princess Freya dari keluarga Signur!" ucap Nyonya Gerld dengan sangat lantang. Suara tepuk tangan mengikuti Freya yang pada saat ini tengah menduduki kursi pertama. Tepuk tangan tanda kagum sekaligus kegetiran karna artinya makin sedikit kursi yang tersisa. Selanjutnya, para peserta menunjukkan bakat satu persatu. Hingga kursi Acavalati sudah terisi lebih dari separuh. Rata rata yang mengisi kursi kursi itu adalah dari keluarga yang itu itu saja. Keluarga yang sudah seperti menjadi penghuni tetap Acavalati. Sebut saja keluarga Hilli, Fula dan Syn. Yang merupakan keluarga yang acap kali kerap jadi saingan keluarga Signur guna menduduki tahta nomor satu. Untuk ribuan keluarga lain yang merupakan keluarga buangan. Mereka hanya akan jadi team penyemangat saja. "Oke selanjutnya!" suruh Nyonya Gerld dengan menguap. Dia merasa sangat bosan dengan bakat bakat alami sihir yang di miliki oleh peserta lain. Rata rata dari mereka hanya bisa menyulap benda jadi binatang. Atau yang paling baik, mereka bisa hilang dari jangkauan mata. Tidak ada yang spesial dan sehebat yang Freya lakukan. Bahkan menurut Nyonya Gerld, Freya harusnya tidak perlu melakukan sihir dengan baik seperti tadi. Karna itu membuat para teman teman nya jadi tertekan karna tak bisa sehebat Freya. "Abacada-" "Dari keluarga mana kamu?" Nyonya Gerld menyela saat seorang gadis yang rambut nya di kuncir bund hendak mengucapkan mantra. "A-aku Arabella... dari keluarga Sigyn. Selama ini keluarga kami tidak pernah lolos sampai final. Jadi mungkin karna itu anda tidak familiar dengan lambang di baju saya Nyonya!" jawab gadis bernama Arabella itu dengan takut takut. Semua peserta memakai lambang simbul keluarga, di punggung. Dan sejak tadi tidak ada yang ditanyai oleh Nyonya Gerld. Seolah wanita itu sudah hafal pada semua lambang. Tapi tidak dengan keluarga Sigyn. "Emm... aku tahu. Dan bukannya keluarga Sigyn mendalami sihir medis?" tanya Nyonya Gerld kemudian. "Kalau begitu tunjukan padaku!" ujar nya lagi, yang langsung menyihir Nott yang pada saat ini sedang berdiri di hadapan nya menjadi bersimbah darah, karna perutnya tertusuk. Arabella membulat kan mata, melihat Nott sekarat, dengan luka yang menganga lebar di perut bagian kiri. "Kalau kau bisa menutup luka Nott. Akan kuberi kehormatan pada keluarga Sigyn masuk Acavalati untuk pertama kali. Setelah seratus tahun lamanya!" tawar Nyonya Gerld dengan sebuah senyuman. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD