When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Apa cokelat ini hadiah dari orang misterius itu? Kau dapat penggemar rahasia rupanya." Max berjalan ke meja dekat Milena, membuka kotak cokelat itu seraya mengedip nakal padanya, lagi, yang entah untuk keberapa kalinya. Ia memunggungi David, jadi ia leluasa mengejek Milena dengan seringai jahatnya. "Milena memang cantik dan mempesona. Aku tak akan heran dengan hal itu," kata David. "Tapi tetap saja sungguh salah menerima pemberian seperti itu. Sangat berbahaya dan ceroboh." tambahnya seraya menggeleng. "Yup. Kau benar..." Tatapan Max kini menjadi lebih dalam dan jahat, suaranya serak dan dalam. Ia membalikkan badan, berseru. "Cokelatnya enak! Mengandung alkohol! Kesukaanku!" Mulutnya mengunyah cepat satu gigitan besar, menghempaskan diri ke sofa, dengan tangan dijilati serampangan. Jik