When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
HARI KE-4 Akhirnya kami menunda kepulangan kami untuk tiga hari ke depan. Ada beberapa alasan, salah satunya demi memperbaiki hubungan kami kemarin. Walaupun sebenarnya semarah apapun, kami itu cepat baikan. Kami sudah saling ketergantungan. Jadi lebih baik mati daripada pisah. Pagi ini, Dandi mengajakku mendaki gunung. Suasana hutan masih berkabut, begitu pula dengan mataku. Tubuhku kedinginan meskipun sudah terbungkus Coat Pink tebal dan celana ganda. Hawa ini membuatku semakin ngantuk. Kulihat jam tanganku masih pukul 06.00. Sudah lima belas menit, kami menapaki jalan menanjak yang sedikit licin ini. Sejauh mata memandang semuanya hijau dan tanahnya berlumpur. Dua hari yang lalu memang habis hujan. "Sayang, kita belum sampai ya?" tanyaku lelah. “Aku lelah.” Pacarku melirikku tajam
Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books