PROLOG

506 Words
TRENCH coat milik seorang lelaki bergerak terkena embusan angin malam, dengan dalaman kaos dan celana serba hitam dia berdiri di ujung batas jurang dataran tinggi menghadap bulan yang kini berada pada titik terdekat dengan bumi. Chloe baru saja mencapai puncak dan sudah kelelahan. Gadis itu menyipitkan mata ketika melihat punggung tegap seorang pria terbingkai lingkaran bulan yang malam ini tampak lebih besar, fenomena di mana orang-orang menyebutnya super snowmoon. “Victor.” Chloe memanggil setelah mengenali identitas lelaki yang sedang berdiri membelakanginya tersebut. Tidak butuh waktu lama, lelaki itu sontak membalikkan badan. Iris mata hijau miliknya berkilat tajam. Tidak ada satupun ekspresi yang tergambar di wajahnya. Tenang, namun mengancam. Chloe belum pernah menemui Victor dengan aura gelap dan wajah sedingin itu. Sesuatu mungkin telah terjadi hingga membuatnya tampak berbeda malam ini. Mungkinkah penyebabnya fenomena bulan yang sedang berlangsung saat ini? Alih-alih disebut penerus raja Spanyol, Victor lebih cocok dipanggil raja kegelapan melihat dari segi penampilan serba hitam sekaligus posisi tempat yang diambilnya sekarang. Namun trench coat klasik yang membungkus tubuh atletisnya mengingatkan Chloe pada karakter Raizel di serial Webtoon berjudul Noblesse yang pernah dibacanya. Ahh! Mereka berdua sama-sama berasal dari keluarga bangsawan. Perbedaannya Victor hanya manusia biasa, sedangkan Raizel seorang noble dengan kekuatan tak terkalahkan. “Chloe.” Victor mengucapkan namanya ketika gadis itu mendekat. “Hai Vic. Aku tidak percaya bertemu denganmu di sini.” Chloe basa-basi, lalu melirik ngeri jurang yang hanya berjarak beberapa senti dari tempat mereka berdua berdiri. “Bukankah posisi kita terlalu rawan?” tanyanya seraya kembali menatap wajah datar Victor. “Kenapa kau ada di sini?” Bukannya menanggapi pertanyaan Chloe, Victor justru balik bertanya. Senyum geli tersungging di bibir gadis itu. “Jangan sok-sok’an berbicara sinis begitu. Aku sudah mengenalmu sejak kecil, aku tahu kamu bukan lelaki dingin seperti ini.” Chloe memajukan tubuhnya, mendekat untuk melihat dengan jelas wajah tampan Victor yang sebagian disinari cahaya rembulan. Kemudian Chloe terkesiap ketika Victor tiba-tiba mencekal kuat pergelangan tangannya, menajamkan pandangan menatap Chloe yang seketika gugup. “Kenapa?” tanya gadis itu tanpa memutus kontak mata bersama lelaki di depannya. Kepanikan melanda Chloe bersamaan dengan dorongan kuat tangan Victor menyentak tubuhnya ke belakang. “Vic!!!” Chloe menjerit karena insiden itu membuatnya hampir jatuh ke jurang. Beruntung tangan Victor masih menggenggam erat tangannya sehingga gadis itu selamat dengan tubuh menggantung di tebing jurang. Uluran tangan Victor menjadi satu-satunya harapan bagi Chloe untuk selamat. Tetapi tidak ada tanda-tanda bahwa lelaki itu akan menariknya ke atas. “Tolong aku Vic!” teriak Chloe. “Kamu pikir aku akan menyelamatkanmu?” Ucapan sarkas Victor membuat Chloe mendongak menatap nyalang dirinya. Tiba-tiba saja berpikir jika insiden saat Victor mendorong tubuhnya ke jurang semata-mata bukan karena ketidak-sengajaan. “Kamu bukan Victor yang aku kenal,” desis Chloe, tidak percaya dirinya akan dikhianati oleh lelaki yang selama ini dicintainya. Victor menyeringai, tatapannya mengandung kebencian. “I’m so sorry, Victor you know has died!” Pada detik yang sama usai Victor berucap, dia melepas genggaman tangannya. Membiarkan tubuh Chloe jatuh melayang ke bawah jurang. “Noooooooo!”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD